|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 474/Maret/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Kematian yang Menghidupkan
- ARTIKEL: Makna Kematian Yesus: Pengampunan dan Kasih Terbesar
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR 1: Yesus Mati di Kayu Salib
- BAHAN MENGAJAR 2: Naskah Drama: Kematian Yesus
- STOP PRESS: Ikuti Kelas Diskusi PESTA: Dasar-Dasar Iman Kristen
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
KEMATIAN YANG MENGHIDUPKAN
Shalom,
Minggu ini kita akan melihat lebih dalam makna kematian Kristus.
Mari ajak anak-anak layan kita untuk melihat bagaimana Kristus sudah
mati untuk memberikan kehidupan kekal bagi kita. Sebagai pelayan
anak pun kita harus selalu mengingat karya terbesar ini dalam hidup
kita, agar tidak pernah goyah dalam melaksanakan panggilan pelayanan
kita.
Silakan simak seluruh sajian kami pada edisi ini berisi artikel,
bahan mengajar, dan juga naskah drama dalam rangka persiapan
peringatan Paskah pribadi maupun di sekolah minggu Anda. Selamat
melayani.
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya," (Efesus 1:7)
< http://alkitab.sabda.org/?Efesus+1:7 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
MAKNA KEMATIAN YESUS: PENGAMPUNAN DAN KASIH TERBESAR
Oleh: Wilfrid Johansen
Judul artikel di atas mungkin seyogianya telah dapat mengajak kita
untuk berpikir lebih mendalam tentang beberapa hal berkaitan dengan
kematian Yesus. Dalam hal "pengampunan", ada sederet pertanyaan yang
dapat diajukan, semisal: Mengapa kematian Yesus harus berkaitan
dengan masalah pengampunan? Pengampunan dalam hal apa? Siapa yang
perlu diampuni? Mengapa harus dilakukan pengampunan? Mengapa Yesus
harus mengalami kematian demi pengampunan tersebut?
Pula dalam hal "kasih terbesar", ada pula beberapa pertanyaan yang
bisa dimunculkan, seperti: Mengapa kematian Yesus dapat diidentikkan
dengan tindakan kasih terbesar? Dan apakah memang benar demikian?
Diharapkan artikel sederhana ini dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan penting lagi mendasar tersebut dengan singkat
tetapi padat, sembari membantu sidang pembaca makin mempersiapkan
hati dalam menyambut Jumat Agung dan Paskah 2010 yang datang
menjelang.
Kematian Yesus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "kematian" berarti
perihal mati. Sedangkan "mati" sendiri berarti "tidak bernyawa".
Jika kita bertanya lebih lanjut, apakah "nyawa" itu?, maka kembali
KBBI akan memberikan keterangan kepada kita bahwa "nyawa" berarti
"pemberi hidup kepada badan (organisme fisik) yang menyebabkan hidup
(pada manusia, binatang, dsb.)". Berkaitan dengan kematian Yesus
sendiri, Injil Yohanes 19:30 dengan gamblang mencatat demikian:
"Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: `Sudah
selesai.` Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."
Dan setelah Ia menyerahkan nyawa-Nya tersebut, maka yang terjadi
adalah Yesus mati. Kondisi "mati" ini diceritakan pada ayat yang
kemudian, yaitu pada ayat 33, dikatakan bahwa, "tetapi ketika mereka
sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak
mematahkan kaki-Nya," dan bahkan kemudian pada ayat selanjutnya
yaitu ayat 34, dilakukan sebuah tindakan yang ditafsirkan oleh
William Barclay sebagai kemungkinan tindakan untuk memastikan bahwa
Yesus benar-benar telah mati, "tetapi seorang dari antara prajurit
itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
darah dan air." Apa yang hendak disampaikan di sini ialah bahwa
Alkitab lewat Injil Yohanes ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah
benar-benar manusia dengan tubuh, darah, dan daging; dan bahwa Ia
telah benar-benar mengalami apa yang disebut kematian.
Pengampunan
Mengapa kematian Yesus harus berkaitan dengan masalah pengampunan?
Pengampunan dalam hal apa? Siapa yang perlu diampuni? Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, sebaiknya kita terlebih dulu membaca
Efesus 1:7, yang berbunyi demikian: "Sebab di dalam Dia dan oleh
darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut
kekayaan kasih karunia-Nya". Dari ayat ini setidaknya kita
mengetahui bahwa kematian Yesus memang erat hubungannya dengan hal
pengampunan dosa kita. Frasa "oleh darah-Nya" menurut John Piper
dalam bukunya "Penderitaan Yesus Kristus" (The Passion of Jesus
Christ) merujuk kepada penderitaan dan kematian Kristus. John Piper
menuliskan, "... pengampunan bagi kita dibayar dengan nyawa
Kristus." Jadi sampai sejauh ini, kita telah diberi pengertian bahwa
sebenarnya kematian Kristus adalah berkaitan dengan dan demi
pengampunan dosa kita. Kita perlu diampuni dalam hal dosa.
Lalu apakah sebenarnya dosa itu? Buku "Penderitaan Yesus Kristus"
dengan jelas menerangkan bahwa Hukum Allah menuntut, "Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu." (Ulangan 6:5) Tetapi kita (baca: segenap
manusia) lebih mengasihi hal lain. "Inilah dosa -- tidak menghormati
Allah dengan lebih memilih hal lain daripada diri-Nya, dan
bertindak berdasarkan pilihan tersebut," demikian Piper menandaskan.
Oleh karena itu, Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Kita
mendahulukan apa yang paling kita sukai, dan sayangnya yang kita
sukai bukanlah Allah.
Masih berkaitan dengan masalah pengampunan, tinggal dua pertanyaan
lain yang juga teramat penting untuk dijawab, yaitu: mengapa harus
dilakukan pengampunan dosa bagi kita? Dan mengapa Yesus harus
mengalami kematian demi pengampunan dosa tersebut? Berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan ini, John Piper dengan lugas menerangkan bahwa
dosa bukan perkara kecil karena dosa bukan melawan Pemegang
Kedaulatan yang kecil. Tingkat keseriusan suatu hinaan meningkat
sesuai dengan martabat pihak yang dihina. Sang Pencipta alam semesta
seharusnya berhak mendapatkan hormat dan pujian serta loyalitas yang
tidak terbatas. Oleh karena itu, kegagalan dalam mengasihi Dia
bukanlah perkara yang sepele -- ini adalah pengkhianatan. Kegagalan
ini mencoreng nama baik Allah dan menghancurkan kebahagiaan manusia.
Lebih lanjut John Piper lewat tulisannya menandaskan: "Semua dosa
itu serius, karena melawan Allah. Kemuliaan-Nyalah yang dilanggar
ketika kita mengabaikan atau melawan atau menghina atau menghujat
Dia." Piper memaparkan bahwa keadilan-Nya tidak mengizinkan-Nya
membebaskan kita seperti halnya hakim tidak bisa membatalkan utang
penjahat kepada masyarakat. Kemuliaan Tuhan yang telah dilanggar
oleh dosa kita harus dipulihkan di dalam keadilan sehingga
kemuliaan-Nya bersinar semakin terang. "Jikalau penjahat seperti
kita dibebaskan dan diampuni, harus ada pernyataan dramatis bahwa
kemuliaan Allah telah ditegakkan meskipun orang-orang yang pernah
menghujat-Nya dibebaskan. Inilah alasan mengapa Kristus menderita
dan mati," demikian pernyataan Piper.
Kasih Terbesar
Piper dalam bukunya "Penderitaan Yesus Kristus" memberikan
pernyataan bahwa kematian Kristus tidak hanya menunjukkan kasih
Allah (bd. Yohanes 3:16), tetapi juga merupakan pernyataan tertinggi
(baca: kasih terbesar) dari kasih Kristus sendiri bagi semua orang
yang menerima kasih-Nya sebagai milik pusaka mereka. Berkaitan
dengan hal ini, ada pernyataan lain yang dapat turut mengayakan
pernyataan Piper tersebut. Adalah John Owen dalam bukunya "Kemuliaan
Kristus" ("The Glory of Christ") yang menulis begini," Coba
perhatikan. Siapakah sebenarnya yang memiliki kasih tersebut: kasih
tersebut adalah kasih Anak Allah, yang adalah juga Anak Manusia.
Sebagaimana Ia unik, demikian pula kasih-Nya itu unik." Jadi apa
yang hendak disampaikan pada bagian ini ialah bahwa kematian Kristus
memang merupakan pernyataan tindakan kasih yang terbesar lagi unik.
Terbesar dan unik karena yang melakukan tindakan tersebut adalah
sang Anak Allah sendiri. Galatia 2:20b secara gamblang menyatakan:
"... Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
untuk aku." Kualitas kasih sang Anak Allah itu memang layak disebut
terbesar karena kerelaan serta sukacita-Nya dalam mengambil natur
manusia sama sekali tidak surut. Meski Ia mengetahui besarnya
kesukaran yang bakal dihadapi-Nya demi menyelamatkan kita, Ia akan
terus melangkah. Walaupun hati-Nya sangat sedih, seperti mau mati
rasanya, semua itu tidaklah mampu menghalangi-Nya. Kasih dan
kemurahan-Nya melimpah ruah bagaikan aliran air di sungai yang
deras.
Referensi:
* Kamus SABDA: http://kamus.sabda.org/kamus/kematian
* William Barclay, "Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Yohanes Pasal
8-21" (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000) 401-407.
* John Piper, "Penderitaan Yesus Kristus - The Passion of Christ:
Lima Puluh Alasan Mengapa Dia Datang Untuk Mati" (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2006) 10-11, 20-21, 26-27.
* John Owen, Kemuliaan Kristus (Surabaya: Penerbit Momentum, 1998)
35-37.
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Jika Kristus tidak mati, kita tidak akan memiliki keselamatan
yang akan memberikan kehidupan kekal itu.
_____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 1
YESUS MATI DI KAYU SALIB
Berikut ini adalah catatan tentang kebenaran-kebenaran Alkitab yang
tertera dalam Matius 27:11-66 -- cerita tentang penderitaan Yesus di
kayu salib.
1. Yesus adalah orang benar yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Matius 27:19, 23.
2. Yesus menderita dan dihina. Matius 27:26, 28-30, 39-44, 49.
3. Yesus mati di kayu salib. Matius 27:35, 50.
4. Yesus disalibkan bukan karena dia melakukan kesalahan, namun
karena pengakuan-Nya sebagai Anak Allah. Matius 27:11
Latar belakang berikut ini dapat membantu Anda memahami jalan cerita
Yesus adalah raja segala raja di bumi dan di surga (Matius 28:18).
Mereka yang tidak percaya saat ini bahwa Yesus adalah Raja akan
diyakinkan saat kedatangan-Nya yang kedua kali (Wahyu 19:16).
Simaklah pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias. Saat itu Yesus
mengatakan bahwa Petrus diberkati karena Allah mengungkapkan
kepadanya siapa Yesus itu.
Kegiatan berikut adalah menceritakan kisah Alkitab dan
kebenaran-Nya.
Cerita Alkitab
1. Penderitaan dan penghinaan Yesus.
Aktivitas berikut bertujuan untuk menolong anak-anak kelas besar
mengerti bahwa Yesus benar-benar menderita dan dihina ketika dia
mati disalibkan.
Jika Anda memunyai cambuk kulit, tunjukanlah kepada anak-anak.
Jelaskan bagaimana Yesus disesah dengan cambuk (Matius 27:26).
Buatlah mahkota duri dengan menggunakan ranting atau duri tangkai
mawar. Tunjukkan mahkota itu kepada anak-anak dan jelaskan bahwa
serdadu Roma memakaikan mahkota duri di kepala Yesus(Matius 27:26).
2. Ceritakan bagaimana serdadu Roma meludahi Yesus (Matius 27:29).
Jika Anda memunyai galah rotan atau kayu, tunjukan kepada anak-anak.
Jelaskan bahwa serdadu Roma memukul kepala Yesus dengan alat seperti
itu (Matius 27:30).
Tunjukkan pada anak-anak paku yang panjang (Anda dapat memperoleh
paku sepanjang 6 inci di toko-toko peralatan) dan jelaskan bagaimana
prajurit Roma memaku Yesus di salib dengan paku yang sepanjang itu
(Yohanes 20:25).
3. Orang banyak itu mengolok-olok Yesus. (Matius 27: 29, 39-44, 49)
Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Yesus? Kegiatan berikut
membantu anak mengerti bahwa semua orang berdosa bertanggung jawab
atas kematian Yesus.
Tanyakanlah pada anak-anak siapa yang bertanggung jawab atas
kematian Yesus.
Bacalah ayat berikut ini dan cari pelaku kejahatan, yaitu Yudas,
imam-imam, Mahkamah Agama, kepala-kepala dan penatua agama, orang
banyak, Pilatus, dan semua orang berdosa. Tuliskan nama orang-orang
yang bersalah dalam papan sembari ayat dibacakan.
Matius 26:49-50 -- Yudas mengkhianati Yesus.
Markus 14:55-65 -- Kepala-kepala agama dan Mahkamah Agama menghukum
mati Yesus.
Matius 27:22 -- orang banyak yang menyerukan agar Yesus disalibkan.
Markus 15:15 -- Pilatus yang menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
1 Korintus 15:3; 1 Petrus 3:18; Roma 5:8 -- Yesus mati bagi semua
orang berdosa.
Jelaskan bahwa seluruh orang-orang bersalah bertanggung jawab atas
kematian Yesus.
4. Dosa dan Konsekuensinya
Kegiatan ini membantu anak-anak mengerti bahwa karena dosa sekecil
apa pun tidak dapat Allah terima. Yesus mati karena dosa kita agar
kita bisa memiliki kehidupan kekal bersama Allah.
Ingatkan anak-anak bahwa Allah bebas dari kejahatan dan dosa sekecil
apa pun.
Allah itu kudus (Leviticus 11:44-45). Allah itu murni dan baik.
Allah itu benar (Mazmur 19:7-9; Yeremia 9:24). Tindakan dan hukum
Allah selalu sempurna seperti hakekat dan karakternya.
Allah itu adil (Yeremia 9:24; Ayub 34:12). Allah dengan adil
menghadiahkan dan menghukum tindakan manusia.
Allah menolak dosa (Yesaya 59:2). Dosa membuat manusia tidak layak
di hadapan Allah. Allah tidak mengizinkan dosa apa pun mengotori
surga (Wahyu 21:27).
Ingatkan anak-anak bahwa Allah mencintai kita (1 Yohanes 4:16).
Allah memberikan karunia karena anugerah (Efesus 2:7-9). Allah
memenuhi kebutuhan umat-Nya menurut kebaikannya, bukan menurut
kelayakannya.
Allah itu sabar (Keluaran 34:6). Allah tidak akan meninggalkan
orang yang berdosa. Dia akan memaafkan manusia yang meminta
pengampunan dan menyesalinya.
Tanyakan kepada anak-anak dosa mana di bawah ini yang membuat
seseorang tidak layak di hadapan Allah.
1. Wanita yang membunuh pria karena pria tersebut telah membuatnya
kesal.
2. Pencuri bank yang mencuri $5 juta dari bank.
3. Bocah kelas 2 SD yang mencuri sepotong permen karet dari toko.
4. Gadis kelas 3 SD yang melanggar perintah ibunya menonton program
"17+".
5. Anak SMP yang menyebut nama Tuhan dengan sia-sia setiap kali.
6. Gadis kelas 1 SD yang menyebut nama Tuhan dengan sia-sia sekali
saja.
7. Gadis SMP yang mencuri mobil.
8. Bocah kelas 1 SD yang berbohong kepada ibunya saat ditanya berapa
jumlah kue yang dia makan.
9. Gadis kelas 5 SD yang iri dengan stereo baru sahabatnya.
Semua dosa, entah besar atau kecil, membuat manusia tidak layak di
hadapa Allah (Matius 5:20; Yakobus 2:10).
Dosa yang terkecil sekalippun mendatangkan konsekuensi yang cukup
berat.
Salah satu konsekuensi dari dosa kita adalah Yesus mati bagi dosa
kita agar kita bisa memiliki hidup yang kekal bersama Allah.
Namun, sebelum seseorang memiliki kehidupan kekal dengan Allah,
orang itu harus percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat dan
menyesali kehidupan lamanya yang penuh dosa.
5. Perjanjian Membagi Hukuman
Aktivitas berikut membantu anak mengerti bahwa Yesus, walaupun tidak
pernah berdosa, mengambil semua dosa kita dan semua hukuman atas
dosa kita ketika Dia mati di kayu salib.
Putarkan "Perjanjian Menyerahkan Hukuman" ke Semua Anak
Jelaskan bahwa mereka yang menandatangani perjanjian itu setuju
menerima hukuman atas kesalahan semua orang yang menandatanggani
perjanjian selama satu minggu.
Contohnya, Billy setuju menerima hukuman selama minggu pertama. Bisa
jadi, Billy tidak bersalah pada minggu pertama. Namun, Sue berbohong
kepada ibunya sehingga dia dihukum tidak boleh menonton TV selama
seminggu. Karena Billy setuju mengambil hukuman untuk minggu
pertama, Billy tidak boleh menonton TV selama 1 minggu itu,
sedangkan Sue terbebas dari hukuman dan boleh menonton TV.
Setelah semua anak menandatanggani perjanjian itu, jelaskan bahwa
kondisi ini mirip dengan penderitaan Yesus di atas kayu salib
untuk menebus segala dosa kita.
6. Melatih Otak
Mencocokan Fakta -- Kematian Yesus
Cocokanlah pernyataan di kolom kanan dengan kolom kiri. Kemudian
tuliskanlah nomor yang cocok di bagian jawaban di kolom kiri.
1. Aku menaruh jasad Yesus di kubur milikku. ____ Simon
Matius 27:59-60.
2. Aku menyerahkan Yesus untuk dicambuk. ____ Ketika Yesus mati
Markus 15:15
3. Aku memikul salib Yesus. Matius 27:32 ____ Barabas
4. Aku meletakkan mahkota duri di kepala ____ Perwira
Yesus. Matius 27:27-29.
5. Aku disalibkan di samping Yesus. ____ Pilatus
Matius 27:38.
6. Kegelapan menyelimuti seluruh daerah ini. ____ Golgota
Matius 27:45.
7. Terjadi gempa bumi saat itu. Matius 27:50-51 ____ Yudas
8. Tempat Yesus mati. Yohanes 19:17-18 ____ Yusuf
9. Imam-imam kepala menuduh Yesus menghujat
Allah. Matius 26:57-65. ____ Di taman
10. Pilatus tidak membebaskan Yesus, tapi ____ Orang banyak
dia membebaskanku. Markus 15:15.
11. Tempat Yesus dikuburkan. Yohanes 19:41-42 ____ Pencuri
12. Murid Yesus yang mengkhianati-Nya. ____ Kayapas
Yohanes 18:2
13. Mengatakan "Sungguh, orang ini adalah ____ Petrus
Anak Allah!". Markus 15:39
14. Berseru, "Salibkan Dia!". Markus 15:14-15___ Selama 6 jam
15. Menyangkal Yesus selama tiga kali. ____ Serdadu
Markus 14:72 (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Sundayschoolresources.com
Judul artikel asli: Jesus Died on the Cross
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.sundayschoolresources.com/btjesusdied.htm
____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 2
NASKAH DRAMA: KEMATIAN YESUS
Pemain:
- Narator
- Pengatur peralatan drama dan dekorasi
- Juru rekam suara dan efek suara
- Pembuat bayangan
- Pilatus
- Kumpulan orang banyak (bisa orang biasa atau prajurit)
- Prajurit 1 dan 2
- Yesus
- Yohanes
- Maria
- Orang 1 dan 2
- Maria (istri Kleopas)
- Maria Magdalena
- Penjahat 1 dan 2
- Yusuf dari Arimatea
Peralatan untuk drama bayangan:
- Efek suara dan suara.
- Kaset "tape" jika efek suara harus direkam terlebih dahulu.
- Perlengkapan pertunjukan wayang (OHP dan layar atau kain yang
dibentangkan dan disorot oleh lampu).
- Bayangan/siluet: tiga salib, tiga tubuh/mayat yang bisa
dilepaskan, dua prajurit Roma, tiga wanita menunduk sedih, tiga
orang berjubah berdiri tegak, mahkota duri, gunung Golgota,
tulisan untuk salib Yesus, Yusuf memegang kain kafan.
- Peralatan untuk drama atau pantomim: pakaian zaman dahulu; mahkota
duri; jubah ungu, jubah panjang, dan jubah dalam untuk Yesus;
cambuk dan tongkat; ember, teko air, dan handuk; tiga salib (satu
dengan paku besar, dua dengan tali untuk mengikat tangan); palu,
dadu, ember dan spons, tulisan untuk salib, dan tombak; kain kafan
(kain yang panjang). Panggung harus diatur terlebih dahulu dengan
salib yang sudah ditegakkan atau dipasang.
Narator:
"Para pengikut-Nya tahu, tetapi tidak memahami bahwa Yesus dari
Nazaret adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada bangsa yang
terpilih sejak awal sejarah mereka. Kebanyakan orang Yahudi percaya
bahwa Allah akan memberikan Mesias untuk mendirikan kerajaan yang
lebih besar dari kerajaan Raja Daud atau Raja Salomo. Mengingat
sejarah kekalahan mereka dari bangsa-bangsa lain, mereka pun
memercayai hal tersebut. Tidak mudah untuk menerima Mesias yang
akan menyelamatkan mereka dari penjajahan dosa dan kematian
sementara penjajah Romawi terus-menerus menyengsarakan mereka.
Ketika Yesus memasuki Yerusalem lima hari sebelumnya, orang-orang
menyebut-Nya Raja, mengakui Dia sebagai Kristus yang telah lama
dijanjikan. Setiap hari ribuan dari mereka berkumpul di Bait Allah
untuk mendengarkan Dia. Mereka berharap Dia melakukan sesuatu.
Namun, ketika Pilatus menawarkan pilihan untuk membebaskan Yesus
atau Barabas, secara bersama-sama mereka memilih Barabas yang mereka
anggap sebagai pejuang kebebasan. Yesus dihadapkan pada takdir yang
sudah diketahui-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Dia harus
mati di kayu salib, suatu cara mati yang sangat hina sehingga
undang-undang melarang hukuman tersebut dilakukan terhadap warga
negara Romawi.
Ketika Pontius Pilatus, kepala pemerintahan Romawi yang ditunjuk
untuk mengatur orang-orang Israel, melihat bahwa dia tidak dapat
meyakinkan orang banyak supaya menyelamatkan Yesus dan bukan Barabas
yang kejam, dia mengambil tempat air, sebuah ember, dan sebuah
handuk."
[Pilatus masuk dengan membawa ember, dll., diikuti oleh orang
banyak.]
Pilatus:
[Menuangkan air ke dalam ember.] "Aku tidak mendapati kejahatan-Nya
[mencuci tangan]. Aku tidak bertanggung jawab atas kematian orang
ini. Ini adalah tanggung jawab kalian!"
Orang banyak:
"Salibkan Dia!"
[Pilatus keluar diikuti oleh orang banyak.]
Narator:
"Untuk menyenangkan dan menenangkan orang banyak, Pilatus
menyerahkan Yesus kepada prajurit-prajuritnya untuk disiksa. Para
prajurit itu membawa Yesus ke halaman istana gubernur. Di sana
mereka melepas pakaian-Nya dan mencambuki-Nya."
[Para prajurit masuk menyeret Yesus dan mencambuki Dia.]
Narator:
"Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya dan di kepala-Nya mereka
kenakan mahkota duri."
[Para prajurit mengenakan jubah dan mahkota pada Yesus.]
Prajurit 1:
[Dengan mengejek.] "Ini, berikan tongkat ini kepada-Nya. Ini dapat
menjadi tongkat lambang kekuasaan-Nya. Terimalah, Raja orang
Yahudi."
Prajurit 2:
[Tertawa] "Menunduklah kepada-Nya! Dia adalah seorang raja atau
begitulah Dia mengakui diri-Nya. Inilah pendapatku tentang seorang
pengkhianat." [Meludah.]
Prajurit 3:
"Jika kamu sangat berkuasa, selamatkan diri-Mu sendiri. Aku berani
bertaruh, Kamu tidak akan dapat membunuh kami! Coba, sakitkah ini
ketika Kamu menjadi raja?" [Mencambuk Yesus.]
Narator:
"Ketika mereka telah puas menyiksa-Nya, mereka membawa Dia ke Bukit
Tengkorak yang disebut Golgota."
[Para prajurit membawa Yesus dan masuk lagi dari arah yang berbeda
diikuti oleh orang banyak, ketiga Maria, dan Yohanes.]
Narator:
"Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan menyalibkan Dia."
[Para prajurit melepas jubah ungu Yesus dan jubah luar-Nya dan
membaringkan Dia di sebuah palang dan memaku tangannya dengan palu.
Yesus mengerang; para pengikut-Nya sedih dan meratap. Para prajurit
meletakkan tulisan di atas-Nya.]
Narator:
"Di atas kepala Yesus mereka letakkan sebuah tulisan `Inilah Yesus
Raja Orang Yahudi`."
[Isak tangis terus berlanjut.]
Narator:
"Di kaki salib Yesus ada Maria ibu Yesus, Maria istri Kleopas,
Yohanes, dan Maria Magdalena. Para prajurit membaca tulisan di salib
Yesus. Pilatus menuliskannya dalam bahasa Latin, Ibrani, dan
Yunani."
Prajurit 1:
"Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Kamu adalah Raja orang Yahudi!"
Prajurit 2:
"Ya, turunlah dari salib itu jika Kamu memang pembuat mukjizat!"
Yesus:
"Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
[Para prajurit menyalibkan penjahat 1; ketika penjahat 1 berbicara
mereka menyalibkan penjahat 2.]
Narator:
"Bersama dengan Dia, mereka juga menyalibkan dua penjahat, satu di
sebelah kiri-Nya dan satu di sebelah kanan-Nya."
Penjahat 1:
"Kata-Mu Kamu adalah Mesias! Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan
kami!"
Penjahat 2:
"Apakah engkau tidak takut pada Tuhan? Dia sekarat seperti kita.
Kita adalah penjahat .... Tetapi Dia tidak melakukan kejahatan apa
pun. Yesus, ingatlah aku ketika Engkau sampai di Kerajaan-Mu."
Yesus:
"Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus."
Narator:
"Yesus melihat ibu-Nya di kaki salib-Nya. Di sampingnya berdirilah
salah satu murid-Nya."
Yesus:
[Kepada Maria, pelan dan menahan sakit.] "Ibu, inilah Anakmu ...."
[Berhenti sebentar dan memandang dalam-dalam murid-Nya.] "Dia
sekarang adalah ibumu."
[Isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.]
Narator:
"Para prajurit membagi jubah-Nya dan mengundi untuk mendapatkan
jubah itu."
[Para prajurit mengundi dan bertaruh dengan suara pelan.]
Narator:
"Mereka yang lewat di tempat itu menggelengkan kepala dan
mengolok-olok Yesus."
[Orang 1 dan 2 masuk.]
Orang 1:
"Kata-Mu, Engkau akan merubuhkan Bait Allah dan akan membangunnya
kembali dalam tiga hari."
Orang 2:
"Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Engkau adalah Anak Allah!
Turunlah dari salib itu!"
Yesus:
"Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
Yohanes:
"Ia memuji Allah dengan ucapan seperti yang tertulis dalam Kitab
Suci."
Orang 1:
"Dia memanggil Elia."
Yesus:
"Aku haus."
Orang 2:
"Tunggu dulu! Janganlah kita menyembuhkan kesakitan-Nya dengan
anggur yang murah. Kita lihat saja apakah Elia akan datang untuk
menyelamatkan Dia."
Yesus:
"Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. [Berhenti sejenak]
Sudah selesai."
[Orang 1 dan 2 keluar, isak tangis terdengar lebih keras dan
berangsur-angsur menghilang.]
Narator:
"Karena hari itu sudah hampir petang dan hari itu adalah persiapan
salah satu hari Sabat terkudus dalam kalender orang Yahudi, para
prajurit mematahkan kaki salah satu penjahat supaya dia mati dan
kemudian kaki penjahat yang lainnya."
[Suara kayu yang dipukulkan pada kayu, bisa juga suara erangan dan
suara itu diulang tiga kali.]
Narator:
"Namun, ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat Dia sudah
mati dan mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Namun, salah satu
prajurit menikamkan tombak ke lambung-Nya. Yusuf, orang kaya dari
Arimatea, menghadap Pilatus dan meminta izin untuk menguburkan mayat
Yesus."
[Yusuf masuk dengan membawa kain; dia dan Yohanes memindahkan Yesus
dari panggung diikuti oleh Maria; para prajurit memindahkan para
penjahat.]
Narator:
"Dia mengambil mayat Yesus dan membungkus-Nya dengan kain lenan yang
baru. Dengan para pengikut Yesus lainnya, dia membawa mayat itu dan
menguburkannya di sebuah kubur yang masih baru yang digali dari
bukit karang. Mereka menutup pintu masuknya dengan sebuah batu besar
ketika Maria Magdalena dan Maria ibu Yusuf melihatnya."
[Suara isak tangis berangsur-angsur menghilang dan lampu dimatikan.]
(t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul Buku: Chancel Drama for Lent and Easter: Y.O.U. are the Christ
Penulis: Carol Hillebrenner
Penerbit: Augsburg Fortress, Minneapolis, USA, 1990
Halaman: 45 - 49
Diambil dari:
Nama situs: Paskah SABDA
Alamat URL: http://paskah.sabda.org/kematian_yesus
____________________________________________________________________
STOP PRESS
IKUTI KELAS DISKUSI PESTA: DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)
Apakah Anda ingin belajar tentang pokok-pokok penting iman Kristen
berdasarkan kebenaran Alkitab? Mengikuti kelas diskusi Dasar-dasar
Iman Kristen (DIK) adalah jawaban untuk Anda. Kelas DIK adalah kelas
diskusi seputar dasar iman Kristen yang diselenggarakan oleh Yayasan
Lembaga SABDSA (YLSA) melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi
Awam (PESTA). Bahan-bahan yang dipelajari di kelas DIK, di antaranya
adalah kejatuhan manusia dalam dosa, rencana keselamatan Allah
melalui Yesus Kristus, serta tema-tema pokok kredo keselamatan.
Pelajaran-pelajaran yang akan dibahas akan sangat berguna untuk
membekali konsep dasar iman Kristen, baik untuk orang Kristen lama
maupun baru. Pendaftaran dimulai hari ini, dan pengumpulan tugas
tertulis berakhir pada tgl. 20 Mei 2010.
Jika Anda tertarik untuk mengikuti kursus diskusi ini, silakan
mendaftarkan diri segera ke:
=> < kusuma(at)in-christ.net >
Jika Anda ingin membaca dan mempelajari pelajaran-pelajaran DIK,
silakan berkunjung ke: http://pesta.sabda.org/dik_sil
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontributor: S. Heru Winoto
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|