|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 473/Maret/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Penderitaan Kristus yang Memulihkan
- ARTIKEL: Penyiksaan yang Dihadapi Kristus
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR 1: Pengurbanan Kristus
- BAHAN MENGAJAR 2: Naskah Panggung Boneka: Anak Domba Allah
- WARNET PENA: Dapatkan Bahan-Bahan Paskah di Situs Paskah SABDA
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak/
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
PENDERITAAN KRISTUS YANG MEMULIHKAN
Shalom,
Penyiksaan yang dihadapi Kristus bukanlah penyiksaan biasa yang Dia
terima karena Ia melakukan suatu kesalahan. Dia disiksa karena
kebenaran sejati, dan terlebih lagi Dia disiksa karena kasih yang
teramat besar bagi umat-Nya. Dengan bilur-bilur-Nya, kita pun
disembuhkan dan dipulihkan. Dia telah mengurbankan diri-Nya sebagai
kurban penghapus dosa umat pilihan-Nya.
Ajarkanlah kepada anak-anak yang kita layani mengenai makna
penderitaan Kristus. Biarlah mereka melihat bahwa Kristus amat
mengasihi mereka, bahkan rela menderita bagi mereka. Bagi Pelayan
Anak sekalian, kami sajikan pula sebuah artikel yang akan membawa
kita melihat sisi lain makna penderitaan Kristus.
Selamat melayani!
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
http://pepak.sabda.org/
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki." (Matius 26:39)
< http://alkitab.sabda.org/?Matius+26:39 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
PENYIKSAAN YANG DIHADAPI KRISTUS
Oleh: Wilfrid Johansen
Rasanya kebanyakan orang Kristen akan mudah terhanyut dalam rasa
pilu yang melankolis ketika menyaksikan adegan Yesus disiksa dalam
film "The Passion of Christ" yang disutradarai oleh aktor Hollywood
terkenal, Mel Gibson. Teriak kesakitan akibat deraan cambuk Romawi,
juga darah yang melumuri sekujur tubuh Yesus, semuanya cukup
memberikan efek yang mengharukan pada diri penonton kristiani.
Penggalan film ini akhirnya menjadi salah satu klip video yang
paling banyak dimunculkan pada ibadah-ibadah Kristen khususnya pada
momen Jumat Agung. Artikel ini secara ringan ingin memaparkan kepada
kita apakah sebenarnya yang dimaksud dengan "siksaan yang dialami
Kristus" tersebut? Mengapa menurut pemimpin-pemimpin agama Yahudi
saat itu Yesus layak untuk disiksa? Dan apakah ada hal penting yang
bisa kita pelajari dari hal ini?
Hal Siksaan Yang Dialami Kristus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "siksaan" memiliki
arti "penderitaan atau kesengsaraan sebagai hukuman". Siksaan ini
sendiri dapat berupa siksaan fisik maupun siksaan batin. Dengan
demikian frasa "siksaan yang dialami Kristus", kurang lebih dapat
diartikan sebagai "penderitaan atau kesengsaraan fisik ataupun batin
yang harus dialami Kristus sebagai hukuman". Dan Kristus memang
mengalami penderitaan sebagai hukuman baik dari segi fisik maupun
batin.
Dalam hal siksaan fisik misalnya, seorang penafsir Alkitab terkenal,
William Barclay, menuliskan bahwa Yesus sempat menderita hukuman
siksa dengan cara diikat pada tonggak dengan punggung terbuka.
Cemeti yang digunakan untuk mendera tubuh Yesus terbuat dari tali
kulit panjang sembari di sana-sini diberi butir-butir timah dan
potongan kecil tulang yang sudah diruncingkan. Lebih lanjut William
Barclay menjelaskan bahwa hanya sedikit orang yang tidak pingsan
selama penyesahan seperti itu dan bahkan ada yang mati atau menjadi
gila. Siksaan fisik ini terus berlanjut hingga pada puncaknya ketika
Yesus dieksekusi dengan metode kuno yaitu penyaliban; sang terhukum
dipaku di sebuah kayu besar dan seharusnya dibiarkan menggantung
hingga mati.
Siksaan batin yang telah dialami Yesus justru telah dimulai pada
saat sebelum Ia ditangkap, disesah, dan disalibkan. Diceritakan
bahwa Yesus sempat sangat ketakutan dan bahkan Alkitab menuliskan
bahwa peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke
tanah (Lukas 22:44). Beberapa orang menilai bahwa keadaan yang
dialami oleh Yesus menandakan bahwa Ia sedang dalam kondisi gejala
stres berat dan dalam istilah medis biasa disebut "hematidrosis".
Lepas dari permasalahan siksaan sebagaimana yang telah banyak
dibahas oleh para penulis dan pengkhotbah Kristen, ada hal penting
lain yang perlu untuk ditanyakan dan dikaji lebih lanjut yaitu
mengapa menurut pemimpin-pemimpin agama Yahudi saat itu, Yesus layak
untuk disiksa?
Disiksa Bukan Sebagai Penjahat
Menurut Pdt. Eka Darmaputra, Ph.D. dalam bukunya yang berisikan
kumpulan renungan tentang sengsara dan kebangkitan Yesus Kristus,
"Mengapa Harus Disalib?", orang-orang pada zaman Yesus, menyalibkan
(baca: menyiksa) Yesus atas nama kebenaran agama Yahudi (Yudaisme),
bukan karena Yesus adalah orang jahat. Yesus dihukum sebagai
penghujat dan penyesat. Lebih lanjut dalam bukunya tersebut, Eka
menerangkan bahwa penghukuman kepada Yesus secara tidak langsung
menyatakan bahwa Yudaisme adalah pemegang kebenaran mutlak dan maka
keyakinan yang berbeda dengan Yudaisme akan dianggap sangat
berbahaya. Pendeknya, dapat disampaikan di sini bahwa menurut
penilaian para pemuka agama Yahudi pada masa itu, Yesus layak
disiksa, karena Dia dianggap telah menodai kesucian dan kemurnian
Yudaisme. Yesus layak dihukum karena Ia telah melakukan sesuatu yang
disebut "penodaan agama".
Hal Penodaan Agama dan Akibat Siksaan yang Dialami Yesus
Pada hari-hari ini hal penodaan agama sedang cukup hangat
diperbincangkan di Republik kita. Yang menjadi pokok permasalahan
utama dan pro kontra dalam hal ini adalah tentang perlu dicabut atau
tidaknya Undang-undang (UU) No. 1/PNPS/1965, tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Undang-undang tersebut
selama ini menjadi telah menjadi payung hukum atas penindakan
terhadap kegiatan yang dinilai identik dengan penodaan atau
penyelewengan terhadap agama. Banyak pihak yang menginginkan agar UU
No.1/PNPS/1965 yang walaupun diterbitkan pada masa darurat, tetap
dapat dijadikan payung hukum agar tidak ada yang melakukan tindakan
penodaan, penistaan, atau penyelewengan terhadap agama. Karena --
masih menurut kelompok ini -- jika UU ini ditiadakan, aparat
penegakan hukum akan kehilangan pijakan peraturan untuk menindak
para penyeleweng agama. Sedangkan pihak yang lain memandang bahwa UU
tersebut justru kerap digunakan sebagai tameng untuk mengekang
kebebasan hak individu dalam beragama dan bekeyakinan. Undang-undang
tersebut juga sering kali dijadikan dasar untuk melakukan tindak
kekerasan atas nama agama oleh kelompok tertentu pada kelompok
lainnya.
"Menodai" sendiri menurut KBBI artinya adalah "1) mengotori, 2)
mencemarkan, menjelekkan, 3) merusak (kesucian, keluhuran, dsb.)".
Berdasarkan definisi tersebut frasa "penodaan agama" artinya kurang
lebih adalah "tindakan mengotori atau mencemarkan atau menjelekkan
atau merusak kesucian atau keluhuran agama tertentu." Jadi ketika
Yesus diklaim telah menodai atau melakukan penodaan agama Yahudi
maka hal itu berarti bahwa Yesus dinilai telah mengotori,
mencemarkan, menjelekkan serta merusak kesucian atau keluhuran agama
Yahudi. Suatu klaim atau tuduhan yang amat berat tentunya!
Lalu bagaimana seharusnya kita melihat permasalahan ini? Sebenarnya
klaim penodaan agama Yahudi yang dilontarkan oleh para pemuka agama
Yahudi dan ditujukan kepada Yesus tersebut didasarkan pada beberapa
kesalahan paradigma yang amat mendasar. Suatu kesalahan mendasar
yang sanggup menjadikan para pemuka agama Yahudi, dengan tameng
penodaan agama, tega mengizinkan penyiksaan dilakukan terhadap
Kristus. Berkaitan dengan hal ini, Eka lebih lanjut menuliskan bahwa
seharusnya hanya Tuhan Yang Satu sajalah yang mutlak, maka yang lain
-- sebab yang lain bukan Tuhan -- tidak pernah mutlak. Oleh karena
itu, tidak pernah boleh kita memutlakkan hal yang lain. Hal "yang
lain" di sini, lagi-lagi menurut Eka, termasuk adalah keyakinan
agama kita sendiri. Kita memang harus menghormati keyakinan
agama kita, tetapi kita tidak boleh mempertuhankannya. Kita
memang wajib meyakini kebenaran agama kita, tetapi kita tidak
perlu mengutuk yang lain. Kita memang akan bersedia mati bagi
keyakinan agama kita, jika itu memang diperlukan, tetapi kita
tidak perlu membunuh ataupun melakukan kekerasan. Kita memang tidak
boleh memperjualbelikan prinsip-prinsip agama kita, tetapi kita
tidak perlu menutup telinga dan hati untuk saling belajar dari yang
lain.
Jadi betapa kita wajib waspada dan berhati-hati dalam hal ini,
karena rupanya siksaan yang dialami oleh Yesus Kristus sang Putra
Allah bersumber pada klaim penodaan agama yang didasarkan pada
paradigma yang sempit. Para pemuka agama Yahudi telah mempertuhankan
agama mereka dan telah menutup telinga serta hati mereka untuk
belajar pada Yesus Kristus. Suatu kesalahan yang amat tragis! Dan
kesalahan yang seperti itu, tentunya tidak perlu terulang kembali
pada hari-hari ini di bumi pertiwi yang kita sama-sama kita cintai
ini. Tetapi toh kalaupun hal semacam itu kembali berulang dan
ketidakadilan menimpa kita umat Kristiani berdasarkan tuduhan
penodaan agama, biarlah dengan kuat kuasa dari Allah kita dengan
berani menanggungnya seperti Yesus.
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Dia disiksa, Dia dihakimi, Dia terluka ....
Semua Dia tanggung karena KASIH ....
_____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 1
PENGURBANAN ALLAH
Renungan kali ini dirancang khusus untuk membimbing Anda serta
keluarga (atau dalam ibadah sekolah minggu) mengambil waktu singkat
untuk bersekutu bersama dengan Allah selama 2 bulan.
Renungan ini membahas tema penyaliban. Bila Anda khawatir tema ini
terlalu berat bagi buah hati Anda, loncati bagian minggu-per-minggu
ini dan bacalah bagian "Mau Lagi?"
Carilah Dalam Alkitab
Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus
kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru:
"Ia harus disalibkan!" Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati
orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus
disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian
serdadu-serdadu mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah
mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka
mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang
Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya.
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. (Markus 15:12-13;
15-20)
Bersiaplah
Siapkanlah kain ungu. Kemudian, potonglah satu kain berbentuk bujur
sangkar sepanjang 6 inci dan juga kain ungu berbentuk bujur sangkar
sepanjang 3 inci untuk setiap anggota keluarga.
Bicarakanlah
Minggu ke-1: Rasa Malu Kita
Letakkanlah potongan kain ungu yang besar di tengah-tengah meja dan
bagikanlah potongan kecil kain ungu kepada seluruh anggota
keluarga/kelas. Sekarang bacakanlah pasal Alkitab di atas (Markus
15:12-13; 15-20). Ketika Anda bercerita, mintalah masing-masing
anggota keluarga meletakan lembaran kain ungu masing-masing pada
kain ungu yang besar. Diskusikanlah pendapat Anda tentang Yesus yang
dihina, dipukuli dan diludahi. Kasih Allah seperti apa yang tampak
dalam kisah ini? Akhiri renungan Anda dengan mengucap syukur kepada
Allah atas kematian dan kebangkitan Yesus.
Minggu ke-2: Pengkhianatan Kita
Bagikanlah lembaran kain ungu kecil dan bacalah Lukas 23:18-25.
Salah satu orang tua bertindak sebagai narator, sedangkan yang satu
atau anak yang paling besar membacakan kata-kata Pilatus. Anak-anak
yang lebih kecil berperan sebagai kerumunan orang. Saat mendapat
giliran berbicara, letakkanlah lembaran kain ungu yang kecil pada
kain yang besar. Diskusikanlah pandangan Anda tentang orang-orang
yang berpaling dari Yesus. Selain itu, bicarakan juga pengalaman
setiap anggota keluarga: apakah mereka pernah mengkhianati seseorang
demi mengikuti orang banyak. Akhiri renungan Anda dengan berdoa
agar Tuhan menolong Anda menjadikannya pengikut yang setia.
Minggu ke-3: Ketakutan Kita
Bacalah Markus 15, terutama ayat 12-15. Kemudian, salah satu orang
tua berperan sebagai narator, yang satu sebagai Pilatus. Dan anak-
anak berperan sebagai kerumunan orang. Ketika anak-anak berteriak,
"Salibkan Dia!" mintalah mereka meletakkan potongan kain ungu ke
kain yang besar. Diskusikanlah alasan Pilatus menyerah pada pendapat
orang banyak. Diskusikanlah saat-saat ketika Anda sadar telah
melakukan sesuatu yang salah karena Anda takut dengan apa yang
dipikirkan orang lain bila Anda tidak melakukannya. Akhiri waktu
Anda dengan meminta Allah agar meneguhkan Anda kepada kebenaran,
walaupun Anda gentar.
Minggu ke-4: Pengampunan Kita
Bacalah bagian kitab Markus, terutama ayat 16-20. Lalu bacalah kitab
Lukas 23:34. Mintalah tiap anggota keluarga meletakan kain ungu
kecilnya di atas kain yang besar di tengah-tengah meja dan katakan,
"Bapa maafkan aku, karena aku tidak tahu apa yang telah aku
lakukan." Bicarakanlah bersama arti pengampunan Yesus kepada Anda.
Akhiri persekutuan Anda dengan mengucap syukur kepada Allah atas
pengampunan bagi dosa-dosa kita.
Hafalkan!
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari
pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus
dibawa ke luar untuk disalibkan. (Markus 15:20)
Mau Lagi?
USIA 3-5 TAHUN:
Tanyakan kepada anak Anda pertanyaan seperti: Bagaimana rasanya
memegang kain itu di tanganmu? Kira-kira apa yang Yesus rasakan
setelah disiksa oleh pasukan kemudian dipakaikan jubah ungu itu?
Ceritakanlah pada anak Anda bahwa Yesus menderita bagi kita, dia
melenyapkan ketakutan dan kesakitan kita. Doronglah anak Anda untuk
membawa kain tersebut ke tempat tidur mereka masing-masing. Ketika
Anda berdoa, mintalah anak Anda memegang kain itu. Berdoalah
pada Yesus agar Dia melenyapkan rasa takut yang dirasakan anak anda
hari itu.
USIA 6-9 TAHUN:
Tanyakan kepada anak Anda pertanyaan seperti: Pernahkah kamu
disalahkan atas tindakan yang tidak kamu lakukan? Bagaimana cara
kamu menanggapinya? Mintalah anak Anda agar selalu membawa kain ini
dalam tas punggungnya bulan ini agar kain itu mengingatkan mereka
bahwa Yesus dapat menolongnya mengatasi situasi-situasi sulit.
Mintalah anak Anda menghafalkan Markus 15:20.
USIA 10-14 TAHUN:
Mintalah anak-anak Anda mengungkapkan dan menuliskan pengalaman
mereka ketika dihina atau dipermalukan. Apa tanggapannya?
Tanyakanlah bagaimana perasaan mereka saat mengetahui bahwa Yesus
tidak hanya dapat memahami perasaannya, tetapi Dia juga dapat
menolong mereka melewati waktu-waktu itu. Mintalah anak Anda
menuliskan Markus 15:17 dan Lukas 23:34 pada selembar kertas ungu
dan hafalkanlah kedua ayat tersebut untuk bulan ini.
KELUARGA/KELAS:
Sebagai satu keluarga, temukanlah cara untuk saling mengampuni satu
sama lain dalam bulan ini. Ingatlah bahwa pengampunan membutuhkan
waktu, jadi jangan terpaksa memberikan pengampunan yang kurang
tulus. (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: MomSense - ChristianityToday.com
Judul artikel asli: March: God`s Sacrifice
Penulis: Karen L. Maudlin. Psy.D.
Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/momsense/2000/marapr/
23.54.html?start=1
____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 2
NASKAH PANGGUNG BONEKA: ANAK DOMBA ALLAH
Penulis Naskah: E.E. Perry
Deskripsi:
Anak domba yang mungil sedang kesal karena adanya hewan kurban dalam
Perjanjian Lama. Sampai akhirnya, Harvey menjelaskan bahwa Yesus
(Anak Domba Allah) telah berkurban bagi seluruh umat manusia.
Cocok untuk usia: 7 tahun sampai 16 tahun
Bahan: sebuah pemukul bola kasti
Jumlah boneka: 2 (Domba dan Harvey)
Waktu yang dibutuhkan: 3 -- 5 menit
Karakter:
Anak Domba -- sebuah boneka anak domba.
Harvey -- boneka anak laki-laki
Naskah:
(Adegan dimulai dengan seekor anak domba masuk ke panggung. Dia
sedang membaca Alkitab.)
Anak Domba (berbicara kepada diri sendiri): Oh ya ampun! Tidak
mungkin! Jahat sekali!
(Harvey memasuki panggung)
Harvey; Halo, Domba!
Anak Domba (terkejut dan menjatuhkan Alkitab): Aaaahhhhhh!
Harvey (mencoba mendekatinya): Maaf Domba, aku tidak bermaksud
mengagetkanmu.
Anak Domba (mengepalkan tinjunya): Sana! Pergi, pergi, pergi!
Harvey (mendekatinya): Kamu kenapa Domba?
Anak Domba (mengambil tongkat kastinya): Sana! Aku memang seekor
domba, tapi aku bisa memukul pakai tongkat ini!
Harvey: Kamu sedang kemasukan angin apa sih? Cepat letakkan tongkat
itu!
Anak Domba: Tidak mau! Aku telah membaca Alkitab! Kamu tidak akan
pernah bisa mengurbankan aku!
Harvey: Domba, tidak ada lagi domba kurban.
Anak Domba: Terang saja kamu bilang begitu, itulah yang selalu
mereka katakan tentang potong-memotong... "Tidak usah khawatir,
Domba, kami hanya akan mencukurmu sedikit saja."
Harvey: Aku serius, Domba. Yesuslah yang menebus kita sehingga kita
tidak perlu memberikan hewan kurban persembahan bagi Tuhan.
Anak Domba: Apa katamu?!
Harvey: Yesus adalah Anak Allah yang turun dari surga. Kehidupan-Nya
benar-benar sempurna sehingga orang Yahudi dengki kepadanya. Allah
mengizinkan mereka membunuh Yesus, dan Dia menjadi kurban yang
menebus dosa kita semua, oleh karena itu dia disebut Anak Domba
Allah.
Anak Domba: Yakin?
Harvey: Yup!
Anak Domba: Tunggu dulu! Katamu Yesus telah mati! Tapi, setiap hari
Minggu aku mendengar jemaat gereja menyanyikan (nyanyi) "Dia hidup!
Dia Hidup! Yesus Kristus masih hidup sekarang...."
Harvey: Ya, memang betul! Allah membangkitkan Yesus tiga hari
setelah kematian-Nya dan saat ini Dia berada di surga menyiapkan
tempat bagi umat percaya.
Anak Domba: Yakin?
Harvey: Jangan pegang kata-kataku. Alkitab sendiri yang berbicara
dalam Roma 10:9: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa
Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan."
Anak Domba (meletakkan pemukul kasti di lantai): Wah, Har, aku
senang Yesus telah datang.
Harvey: Ya, ini kabar baik bagi semua orang!
Anak Domba: Dan semua anak domba juga! (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: PuppetResources
Judul artikel asli: The Lamb Of God
Penulis: E.E. Perry
Alamat URL: http://www.puppetresources.com/documents/script168.htm
____________________________________________________________________
WARNET PENA
DAPATKAN BAHAN-BAHAN PASKAH DI SITUS PASKAH SABDA
http://paskah.sabda.org/
Situs PASKAH SABDA dibangun untuk menjadi tempat Anda mendapatkan
berbagai bahan Paskah yang bermutu. Beragam bahan disediakan secara
lengkap -- hampir semua jenis bahan Paskah tersedia di sini, mulai
dari artikel Paskah, drama Paskah, renungan Paskah, bahan mengajar
Paskah, kesaksian Paskah, khotbah audio Paskah, puisi Paskah,
resensi buku Paskah, ulasan situs Paskah, tip-tip Paskah, humor
Paskah, lagu Paskah, gambar Paskah, kartu Paskah, dan masih banyak
lagi. Selain menyediakan beragam bahan, situs PASKAH SABDA ini
juga mengundang Pembaca untuk berpartisipasi dengan mengirimkan
bahan-bahan Paskah sehingga bisa saling berbagi berkat kepada
pengunjung yang lain. Keistimewaan lain pada situs ini adalah
tersedianya berbagai fasilitas untuk berinteraksi dengan sesama
pengunjung, misalnya menulis blog pribadi seputar Paskah,
berkomentar, berdiskusi di forum, dan mengirimkan ucapan selamat
Paskah kepada teman seiman dan pengunjung yang lain.
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontributor: S. Heru Winoto
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|