|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 480/April/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Jangkau Pula Para Remaja
- ARTIKEL 1: Rahasia Pelayanan Remaja yang Efektif
- ARTIKEL 2: Penginjilan dan Pemuridan dalam Pelayanan Remaja
- MUTIARA GURU
- TIPS: Mengajar Praremaja
- BAHAN MENGAJAR: Amanat Agung
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
JANGKAU PULA PARA REMAJA
Shalom,
Karena beberapa pelanggan e-BinaAnak meminta ulasan mengenai
pelayanan remaja, maka dalam edisi pamungkas bulan April ini
e-BinaAnak menyajikan topik Pemuridan untuk Remaja. Dalam edisi ini
Anda akan menyimak berbagai artikel yang akan berguna untuk
mendasari Anda memuridkan para remaja. Jangan lewatkan pula sebuah
bahan mengajar yang akan membantu Anda memuridkan anak-anak remaja
yang Anda layani. Kiranya menjadi berkat.
Selamat melayani.
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
"Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:4)
< http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+127:43 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
RAHASIA PELAYANAN REMAJA YANG EFEKTIF
Agar pelayanan remaja bisa terus maju dan berkembang, simaklah
uraian ciri-ciri pelayanan remaja yang efektif berikut ini.
1. Utamakan Orang, Bukan Program
Pelayanan remaja yang berhasil adalah yang mengutamakan
orang-orangnya, bukan programnya. Berusahalah untuk mengenal setiap
remaja lebih dekat. Biarkan mereka merasa diri mereka penting bagi
Anda. Selain itu, dengarkan, pedulikan, dan kasihilah mereka. Kalau
unsur-unsur ini ada, pelayanan remaja itu akan bertumbuh. Jika yang
diutamakan adalah program, para remaja cenderung untuk kehilangan
minat. Salah satu penyebabnya ialah mereka telah menghabiskan banyak
waktu dan energi untuk kegiatan sekolah. Kegiatan gereja mungkin
kurang menarik dibandingkan aktivitas sekolah atau aktivitas
lainnya. Jadi, jika pelayanan remaja di gereja tidak menawarkan
sesuatu yang berbeda, para remaja akan memilih aktivitas di luar
gereja. Satu hal yang biasanya tidak ditawarkan oleh kegiatan di
luar gereja adalah perhatian terhadap tiap pribadi. Bila pelayanan
remaja gereja menyediakan suasana kasih, saling memercayai, dan
menerima tiap orang sebagaimana adanya, maka para remaja akan berada
di sana.
2. Utamakan Kristus
Yesus Kristus adalah pribadi yang paling menarik yang pernah hidup
di dunia ini. Remaja pun dapat memberi respons kepada Kristus dan
dapat mengalami bahwa hidup bagi Dia sungguh berharga. Sering kali
pelayanan remaja bertujuan agar para remaja itu kelak menjadi
anggota gereja tersebut. Keanggotaan gereja memang penting, bahkan
sangat penting, tetapi kalau ini yang menjadi tujuan pelayanan
remaja, kebanyakan remaja menjadi tidak tertarik.
Tujuan dari pelayanan remaja adalah untuk menjadikan Kristus Tuhan
atas kehidupan, atas nilai-nilai, dan atas gaya hidup. Jika tidak
tegas dalam menyatakan tujuannya, pelayanan remaja akan kehilangan
para remaja yang dihanyutkan oleh ajaran-ajaran lain di sekitarnya.
Setiap pembina remaja harus memahami dan menghayati tujuan itu.
3. Suatu Kelompok yang Memedulikan
Selain menawarkan penyerahan hidup sepenuhnya kepada Kristus, suatu
pelayanan remaja yang berhasil juga menawarkan suatu kelompok yang
memedulikan dan memberi dukungan kepada mereka yang telah
menyerahkan dirinya kepada Kristus, maupun yang baru mulai tertarik.
Seperti halnya orang dewasa, para remaja pun perlu memiliki perasaan
menyatu dengan kelompoknya. Dalam usia remaja, tekanan dari
teman-teman sebaya sangat besar, bahkan bisa saja mereka tidak bisa
menahan tekanan tersebut. Pada umumnya, tekanan itu menjurus kepada
hal yang negatif. Karena itu, pelayanan remaja harus menawarkan
suatu kelompok "tandingan", suatu "keluarga besar", tempat para
remaja benar-benar merasa diterima dan dikasihi.
4. Prioritas yang Jelas
Di tengah arus kesibukan dan waktu yang sempit, pelayanan remaja
mudah kehilangan arah tanpa disadari. Pembina remaja perlu memunyai
prioritas sebagai berikut.
a. Pertumbuhan rohani dan saling mendukung. Seminggu sekali para
pembina perlu bertemu untuk saling berbagi suka duka, kebutuhan,
dan pertumbuhan rohani.
b. Pertemuan dengan para remaja seminggu sekali, untuk membagi
tanggung jawab bagi pelaksanaan program pelayanan.
c. Menyediakan waktu untuk bergaul dengan para remaja. Bila ada
acara-acara khusus, hadirlah di sana. Dukunglah para remaja dalam
acara-acara lain juga, misalnya dalam pertandingan sekolahnya
atau pertunjukan kesenian yang dimainkannya. Hal ini baik untuk
dilaksanakan kalau pembina kelompok remaja ada beberapa orang.
Dalam suatu pertunjukan yang dimainkan oleh remaja Anda, salah
seorang pembina dapat hadir untuk memberi semangat. Dalam acara
yang lain, seorang pembina lainnya hadir sebagai suporter.
Kehadiran Anda seakan-akan mengatakan kepada mereka: "Kami
memerhatikan engkau ... engkau penting bagi kami ... apa yang kau
lakukan itu penting." Para pembina remaja hendaknya memiliki
komitmen untuk "menyediakan waktu" bagi para remaja yang
dilayaninya.
(Disadur dari Coleman & Rydberg, "6 Training Sessions for Your Youth
Worker Team")
Sumber:
Nama Majalah: Momentum
Edisi: 01/Maret 1987
Penulis: Tidak dicantumkan
Halaman: 10 -- 11
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: SOTeRI
Alamat URL: http://reformed.sabda.org/rahasia_pelayanan_remaja_yang_efektif
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
PENGINJILAN DAN PEMURIDAN DALAM PELAYANAN REMAJA
Dalam pelayanan remaja, para pembina biasanya lebih mementingkan
pemuridan dibandingkan penginjilan. Inilah kesalahan pola pikir
kita. Penginjilan dan pemuridan sama seperti Nitrogen dan Gliserin,
keduanya perlu dicampur untuk menghasilkan efek yang maksimum.
Remaja yang bertumbuh dalam Kristus akan mempersaksikan iman mereka,
dan remaja yang membagikan iman mereka dalam kuasa Roh akan
bertumbuh dalam Kristus.
Saya yakin jika remaja "tergila-gila" mempersaksikan iman mereka,
maka pada akhirnya mereka akan lelah, tetapi jika mereka
"tergila-gila" kepada Yesus, mereka akan senantiasa melayani. Oleh
karena itu, tujuan utama dan terpenting adalah membuat remaja
berserah sepenuhnya kepada Kristus. Jika mereka menawarkan hidup
mereka sebagai kurban yang hidup (Roma 12:1), saya percaya mereka
akan bersemangat menyaksikan iman dari cinta mereka yang melimpah
kepada Allah!
Pada acara "Dare 2 Share" (Berani untuk Bersaksi), kami tidak
memisahkan penginjilan dan pemuridan. Saya percaya bahwa
sesungguhnya penginjilan dan pemuridan merupakan satu kesatuan. Saya
sangat percaya bahwa penginjilan mempercepat proses pemuridan lebih
dari yang bisa dicapai kelas pedalaman Alkitab. Ketika remaja mulai
mempersaksikan iman mereka, mereka merasakan rasa haus yang baru
untuk mempelajari firman Allah, berdoa, dan bergantung kepada Roh
Kudus.
Contohnya, dalam konferensi pelatihan tahun ini, kami menghadapi
perang mengalahkan dosa dengan menerapkan kekuatan salib (atau
"pengudusan"). Jika remaja hidup dalam kehidupan tanpa Allah, tidak
ada teman yang akan menanggapi mereka dengan serius ketika
mempersaksikan Injil; inilah hubungannya secara langsung dengan
penginjilan. Oleh karena itu, kita mengajarkan kebenaran utama yang
langsung berhubungan dengan teologi mendalam yang penting (kebenaran
firman Allah, Tritungal, doa, penyembahan, kehidupan yang
diperbaharui, dll.), tetapi semua hal ini juga berhubungan langsung
dengan kesaksian iman Anda.
Menekankan penginjilan akan membuka peluang bagi risiko dan
penyiksaan (1 Timotius 3:12), tetapi hal ini menolong remaja
mencerna teologi dengan lebih cepat dan efektif. Hal ini menciptakan
suasana seperti gereja abad pertama, alih-alih gereja abad ke-21.
Hal ini memberikan mereka landasan kuat (alasan yang PALING penting)
yang mendesak, menarik dan dapat mengubah kehidupan. Remaja menyimak
dan merasa lapar untuk mempelajari teologi karena mereka diutus ke
medan peperangan demi jiwa teman-teman mereka.
Menyesuaikan teologi dalam penginjilan berarti "memisikan" teologi
dan menerapkannya dari sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
praktis. Yesus melengkapi murid-muridnya dalam konteks misi.
Pertama-tama, Dia memanggil mereka dalam kitab Matius 4:19, "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Kemudian, Dia
resmi menunjuk mereka sebagai murid-murid-Nya dalam Matius 10 dan
melepaskan mereka untuk gerakan penginjilan. Sampai kata-kata
terakhir-Nya dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus melengkapi
murid-murid-Nya dengan pokok kebenaran iman dalam konteks misi.
Dengan berfokus pada penginjilan, kita dapat memuridkan remaja
dengan lebih efektif karena kita menambahkan bahaya serta risiko ke
dalam skenario.
Pembina remaja memegang peranan penting dalam menjaga lingkungan
pelayanan remaja yang menekankan pada filsafat ini; pembina menjaga
alasan yang PALING penting tersebut sebagai pusat strategi mereka
demi pertumbuhan kerohanian remaja. Strategi "pelayanan remaja yang
mendalam dan meluas", dan juga kesaksian praktik-praktik dari
pembina remaja lainnya, penting untuk menolong mereka mempertahankan
model perubahan paradigma ini.
Jadi, apakah kita harus berfokus pada penginjilan atau pemuridan
dalam pelayanan remaja? Jawabannya adalah keduanya, bukan salah
satunya. (t/Uly)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul artikel asli: Should We Focus on Evangelism or Discipleship in
Youth Ministry?
Penulis: Greg Stier
Nama situs: The Christian Post
Alamat URL: http://www.christianpost.com/article/20100111/should-we-focus-on-evangelism-or-discipleship-in-youth-ministry/index.html
____________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Remaja membutuhkan fondasi rohani yang kuat
dalam pencarian jati dirinya.
_____________________________________________________________________
TIPS
MENGAJAR PRAREMAJA
Pembina remaja akan berhasil mengajar praremaja dengan mengenali
cara-cara unik mereka belajar. Simaklah sepuluh sikap pembina remaja
yang sukses mengajar praremaja berikut ini.
1. Buatlah Tujuan-Tujuan yang Jelas
Guru yang mengajar di kelas praremaja tanpa target khusus, dijamin
akan mengalami frustrasi pada pagi itu. Buatlah tujuan spesifik
untuk setiap pertemuan. Rancanglah tujuan-tujuan yang SMART --
"Spesific" (spesifik), "Measurable" (dapat diukur), "Achievable"
(dapat dicapai), "Relevant" (berguna) dan "Timely" (tepat waktu).
Saat Anda meluangkan waktu untuk menentukan tujuan setiap pertemuan
dalam satu kalimat, Anda sedang memberikan standar untuk mengukur
kualitas pertemuan tersebut.
2. Fokuslah Kepada Individu
Ingatlah bahwa Anda mengajar individu-individu. Setiap murid
memunyai kebutuhan berbeda-beda yang dapat memengaruhi pengajaran
Anda. Ketika Anda menyiapkan suatu bahan, bayangkanlah keuntungan
yang mereka dapatkan dari penerapan pelajaran itu. Bersiaplah
menjawab pertanyaan murid "Bagaimana pelajaran ini bisa
memengaruhiku?"
3. Bersikaplah Antusias
Ada banyak bentuk dari antusiasme yang tulus; sikap tersebut dapat
terpancar hanya dari sinar mata atau dapat terdengar dari tinggi
nada suara Anda. Sikap antusias tampak dalam persiapan yang matang.
4. Gambarkanlah
Remaja dan praremaja adalah pelajar yang visual. Gunakan alat-alat
bantu, video, atau stimulus visual lainnya untuk menyampaikan pesan
Anda. Contohnya, jika Anda mengajarkan Pedang Roh, ajarkanlah mereka
dengan memegang pedang di tangan Anda. Jika Anda mengajarkan sepuluh
tulah, beberapa belalang dalam toples akan membuat ide yang Anda
sampaikan menarik, terutama jika belalang-belalang itu terlepas dari
toples Anda.
5. Sesuaikanlah
Murid harus bisa menjawab pertanyaan "Mengapa pelajaran ini
berguna?" Bantu mereka menemukan keterkaitan Alkitab dengan
kehidupan mereka. Mereka telah menghabiskan waktu selama seminggu
mempelajari sejarah, matematika, dan mata pelajaran lain. Namun
demikian, kelas yang menarik minat mereka adalah kelas-kelas yang
langsung berkaitan dengan hidup mereka.
6. Berorientasilah pada Penerapan
Murid harus mengerti bagaimana menerapkan informasi yang Anda
berikan kepada mereka, baik itu lewat diskusi, pengajaran, atau cara
lain. Mereka tidak dapat menentukan sendiri cara menerapkan
pelajaran tersebut. Penerapan adalah bagian yang paling sulit saat
seseorang mempelajari Alkitab. Siapkan diri Anda untuk menolong
mereka.
7. Targetkanlah Nilai-Nilai Hidup
Nilai-nilai adalah bumbu yang membentuk kehidupan. Nilai-nilai
tersebut menentukan akan menjadi seperti apa nantinya orang
tersebut, baik sebagai istri, ayah, pekerja atau pemimpin. Pembina
remaja yang berhasil dapat membantu remaja menemukan, mengerti
kebenaran, dan memberikan bimbingan yang mendalam dari Alkitab.
Mereka juga menolong remaja mengerti bagaimana setiap kebenaran dan
bimbingan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Selain
itu, sikap dapat bertumbuh dari nilai-nilai tersebut. Pembina remaja
biasanya terlalu sering menghabiskan waktu untuk mengubah sikap
murid. Padahal, nilai-nilai mendasarlah yang perlu diperbaiki.
Fokuslah pada nilai-nilai, maka sikap pun akan berubah juga.
8. Variasikan Metode Mengajar
Metode mengajar yang bervariasi dapat menjaga minat murid remaja dan
praremaja sekaligus menambahkan peluang mereka untuk belajar. Drama,
video, diskusi, teater, dan pembuatan proyek hanyalah segelintir
cara yang bisa Anda pakai. Lewat cara-cara tersebut mereka belajar
pelajaran-pelajaran yang tidak akan mereka lupakan.
9. Pertahankanlah Kelompok Agar Tetap Kecil
Remaja dapat belajar dengan maksimal jika diberikan kesempatan untuk
berinteraksi. Selain itu, karena didominasi oleh kebutuhan mereka
akan penerimaan, kelompok yang lebih besar akan menghalangi
kemungkinan mereka untuk berpartisipasi. Kualitas pembelajaran
selalu berhubungan secara langsung dengan jumlah perhatian pribadi
yang diterima seorang murid. Idealnya, kelompok belajar terdiri
kurang dari lima belas murid.
10. Evaluasilah keberhasilannya
Walaupun evaluasi dapat mengungkapkan kelemahan-kelemahannya, para
pembina yang sering mengevaluasi diri dapat bertahan lebih lama.
Sedangkan mereka yang memunyai sedikit gambaran tentang apa yang
mereka capai dapat mudah frustrasi. Perhatikanlah tujuan-tujuan
Anda untuk setiap murid dan tujuan-tujuan Anda untuk pertemuan
pengajaran. Apakah usaha Anda berjalan dengan lancar? Apakah
tujuan-tujuan Anda sudah tercapai? (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul asli artikel: 10 Habits for Teaching Preteens
Penulis: Carey Huffman
Nama situs: Discipleshipideas.com
Alamat URL: http://discipleshipideas.com/?option=com_content&task=view&id=113&Itemid=41
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
AMANAT AGUNG
Ayat Kunci: Matius 24:14
Nas Alkitab: Matius 28:19-20
Tujuan:
1. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dunia dalam perspektif
perbandingan jumlah orang Kristen dengan non-Kristen.
2. Memahami misi Tuhan bagi dunia ini.
3. Memikirkan langkah-langkah tentang bagaimana melaksanakan misi
Tuhan bagi dunia ini.
WAWASAN PENGETAHUAN PEMIMPIN
Pendahuluan
Saat kita memerhatikan sekelompok orang sedang membangun suatu
gedung, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat fondasinya.
Fondasi menentukan berapa besar dan berapa tinggi gedung yang akan
dibangun. Membuat fondasi bukan pekerjaan mudah karena dibutuhkan
pemikiran dan perhitungan yang pasti dengan perkiraan-perkiraan yang
tepat. Selain itu, waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar. Maka
tidak heran jika orang sering bertanya-tanya, "Kapan mulai membangun
gedungnya, sedangkan fondasinya saja tidak selesai-selesai?" Atau
pertanyaan senada, "Apa susahnya sih, membuat fondasi, sampai
membutuhkan waktu yang sedemikian lama?" Untuk pertanyaan-pertanyaan
seperti ini, seorang yang mengerti tentang bangunan akan mengatakan,
"Semakin kuat/kokoh suatu fondasi dibangun, semakin besarlah
bangunan yang dapat ditunjangnya." Membuat fondasi yang kuat/kokoh
tentu tidak bisa asal jadi karena pasti diperlukan tes-tes tertentu
untuk menguji kekuatan fondasi tersebut.
Gambaran ini tidak jauh berbeda dengan proyek besar Allah untuk
dunia ini, yaitu untuk membangun Kerajaan Allah di bumi dan di
surga. Bentuk konkret dari proyek besar Allah ini secara detail
dapat kita lihat dalam isi Amanat Agung-Nya. Apakah Allah telah
meletakkan fondasi yang kuat untuk "bangunan" ini? Ya, pengurbanan
diri-Nya sampai mati di kayu salib dan darah para rasul serta kaum
martir telah melandasinya. Karena itu, setiap orang percaya termasuk
remaja wajib melanjutkannya. Bagaimana cara yang tepat untuk
melanjutkan pekerjaan Allah yang besar ini?
Cara Menjadikan Murid
Jika kita memerhatikan dan menyimak dengan teliti Matius 28:19-20
dalam bahasa aslinya (Yunani), maka kita akan menemukan hanya sebuah
kata kerja yang berbentuk imperatif/kata perintah (dalam bahasa
Indonesia tidak begitu jelas), yaitu "jadikanlah murid" (dalam
bahasa Inggris: "make disciples"). Sedangkan tiga kata kerja lain
yang nampaknya memiliki bentuk yang sama seperti "pergilah",
"baptislah", dan "ajarlah" tidak ditulis dalam bentuk imperatif
tetapi dalam bentuk partisif yang berfungsi sebagai pelengkap
(suplemen) dari kata kerja utama "jadikanlah murid". Jadi, dapat
diartikan bahwa kata tersebut menunjuk pada tujuan utama Yesus
Kristus yaitu untuk menjadikan seluruh bangsa sebagai murid-Nya.
Ketiga kata kerja berikutnya lebih merupakan cara yang tidak bisa
tidak harus digunakan oleh seseorang yang berhasrat untuk mengambil
bagian dalam memenuhi Amanat Agung Yesus ini.
1. Pergilah
Kata ini ditempatkan mendahului kata kerja utama (jadikanlah murid).
Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadikan murid tidak mungkin
ditempuh dengan berdiam diri saja tanpa melakukan sesuatu.
Diperlukan tindakan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Lebih khusus lagi, tindakan "pergi" ini tidak hanya menunjuk pada
tempat secara fisik saja, tetapi lebih dari itu juga menyangkut
hidup. Seseorang yang bersedia untuk mengemban Amanat Agung Yesus
harus bersedia "pergi" dari hidup lama ke hidup baru; dari keinginan
untuk lebih mementingkan diri sendiri pada keinginan untuk lebih
mendahulukan kepentingan orang lain. Dan masih banyak lagi tindakan
"pergi" bila dijabarkan satu per satu. Pendeknya, ada sesuatu yang
harus ditinggalkan dan harus ada sesuatu yang ingin dicapai dalam
tindakan "pergi". Dan "pergi" adalah tindakan awal yang harus
dilakukan dalam rangka menjadikan murid.
2. Baptislah
Baptisan merupakan tanda khusus yang dimiliki seseorang yang telah
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Kata baptisan
ini berasal dari kata Yunani: "baptizo", yang oleh orang-orang abad
pertama sering digunakan untuk tindakan mencelupkan pakaian berwarna
terang ke dalam zat pewarna. Misalnya, kain putih dicelupkan ke
dalam zat pewarna yang berwarna merah, maka identitasnya berubah
dari warna aslinya menjadi warna merah. Tindakan mencelupkan
(baptizo) ini mengakibatkan perubahan identitasnya. Ketika seseorang
secara sadar percaya kepada Injil Kebenaran Allah, maka ia akan
dibaptiskan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Ini akan
mengakibatkan perubahan identitas di dalam dirinya: dari manusia
lama menjadi manusia baru, dari manusia berdosa manjadi manusia yang
dibenarkan Allah, demikian seterusnya. Sebagai pengemban Amanat
Agung Allah, kita seharusnya melakukan tugas "menjadikan murid"
sampai pada tahap ini. Untuk itu kita perlu mengadakan pendekatan
secara pribadi. Dan pendekatan itu harus dilakukan sampai orang yang
baru mendengar tentang Injil itu tiba pada tahap menerima dan
membutuhkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
3. Ajarlah
Membuat seseorang sadar bahwa ia membutuhkan keselamatan dan
mengenal siapa Juru Selamatnya, belum tentu dapat membuat orang
tersebut mampu bertahan dalam iman percayanya kepada Tuhan, jika
tidak diimbangi atau ditindaklanjuti dengan pengajaran-pengajaran
yang dapat memupuk kehidupan rohaninya dan menghasilkan ketaatan.
Pengenalan yang dangkal terhadap Tuhan, keraguan, dan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak terjawab hanya akan membuat orang tersebut
tidak dapat berdiri dengan teguh pada kebenaran yang kudus. Karena
itu, perlu ada pengajar-pengajar yang terus meneguhkan dan
mengokohkan iman percayanya kepada Tuhan, sehingga ia dapat terus
bertumbuh dan tidak mudah digoyahkan oleh apa pun juga. Dengan
demikian, ia juga dapat menjadi laskar yang benar-benar gagah untuk
memenuhi Amanat Agung, yang nantinya akan diteruskan kepada orang
lain lagi. Karena itu, penting sekali pengajaran yang diberikan
secara terus-menerus khususnya hal-hal yang berkaitan dengan ajaran
dan perintah Tuhan sendiri.
Cara-cara ini tidak mudah, tetapi sebagai remaja Kristen yang telah
diberi kepercayaan untuk mengemban Amanat Agung mau menyadari dan
mau menanggungnya secara bersama-sama dengan semangat dan tekad yang
besar, maka tugas ini akan menjadi tugas yang ringan dan
menyenangkan.
Target Amanat Agung: Semua Bangsa
Semua bangsa? Wah, suatu jumlah yang sangat besar. Namun ini bukan
target yang mengada-ada karena target ini masuk dalam bagian Amanat
Agung. Jika demikian, Allah sebagai Perencana Agung itu telah
mengadakan survei besar-besaran dengan asumsi bahwa target ini pasti
terpenuhi jika orang-orang kepunyaan-Nya mau dan mampu bekerja
dengan baik, setia, dan bertanggung jawab. Allah tidak pernah salah!
Dia pasti memberikan kemampuan dan kuasa kepada kita untuk
menjalankan perintah itu (Kisah Para Rasul 1:8).
Kita harus bersyukur kalau target Amanat Agung adalah seluruh
bangsa. Pada zaman Perjanjian Lama, hanya bangsa Israel saja yang
disebut umat pilihan Allah sedangkan bangsa-bangsa lain disebut
bangsa kafir. Oleh karena itu, hanya bangsa Israellah yang berhak
menyebut diri sebagai umat pilihan atau umat kesayangan Allah.
Ternyata karena kasih Allah yang begitu besar kepada dunia ini, maka
Anak-Nya yang Tunggal itu Dia berikan untuk menjadi Perantara
antara kita dengan Bapa di sorga. Yesus Kristuslah yang memungkinkan
semua bangsa berhak menyatakan diri sebagai murid Kristus. Tetapi
bagaimana mereka bisa tahu jika tidak ada yang mengabarkan?
Bagaimana mereka bisa mendengar jika tidak ada yang memberitakan?
Ini adalah tugas kita, setiap orang yang pernah mendengar dan
mengerti untuk menyampaikannya kepada orang lain. Tidak perlu harus
pergi ke seluruh dunia dulu baru bisa dikatakan sebagai orang yang
telah bersungguh-sungguh mengemban Amanat Agung, walaupun tidak
tertutup kemungkinan untuk hal itu. Allah telah meletakkan
orang-orang kepercayaan-Nya di setiap belahan dunia. Yang terpenting
adalah pandanglah sekitarmu, kemudian lihat dan rasakan apakah
semangat penginjilan itu masih ada.
Janji Penyertaan Tuhan
Yesus pernah berkata, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala..." (Matius 10:16a). Kelihatannya di sini
Allah bertindak sangat kejam dengan mengirim kita ke tempat yang
sangat berbahaya. Tetapi sesungguhnya ini adalah kalimat pengutusan
yang sangat realistis jika dilihat dari situasi dan kondisi dunia
saat ini. Dunia membenci Tuhan Yesus, karena itu secara otomatis
dunia juga membenci kita -- para pengikut-Nya. Kecaman, kesulitan,
ancaman, dan bahaya bisa menghadang di depan kita kapan pun dan di
mana saja. Tetapi betapa pun banyaknya kesulitan dan besarnya
pengorbanan yang harus kita beri, kita tetap harus melakukannya
dengan keyakinan akan janji penyertaan Tuhan.
Melihat kenyataan ini, Allah tidak tinggal diam karena janji
penyertaan-Nya tidak bertanggal akhir, yang berarti Ia menyertai
kita senantiasa sampai pada kesudahan zaman. Selain itu, ucapan ini
juga berarti bahwa pekerjaan penginjilan harus terus dilakukan
sampai dunia ini berakhir, yaitu sampai Tuhan Yesus datang untuk
kedua kalinya. Hai remaja ... masih ragukah, takutkah, atau tidak
bersemangatkah? Pelajarilah bagian ini baik-baik, mintalah agar
Tuhan memberikan kepastian, keberanian, dan semangat itu kepada kamu
-- para remaja yang dikasihi Tuhan -- untuk mengemban Amanat Agung-Nya.
RENCANA PELAJARAN
Bonus (10 -- 15 menit)
Permainan "Yesus Berkata"
Aturlah agar anggota kelompok duduk melingkar dan pemimpin berdiri
di tengah. Setiap orang harus mengikuti perintah pemimpin. Jlka
pemimpin menggunakan ungkapan "Yesus berkata", misalnya "Yesus
berkata: Berlutut!" semua anggota harus berlutut. Namun jika isi
perintahnya cuma "Berlutut", tanpa ada ungkapan "Yesus berkata",
para anggota tidak boleh menuruti perintahnya. Orang yang salah
mengikuti perintah akan menggantikan peran pemimpin untuk meneruskan
permainan. Jika jumlah orang yang salah mengikuti perintah berjumlah
lebih dari satu orang, maka pemimpin berhak menunjuk salah seorang
dart mereka. Nikmatilah permainan ini dalam periode waktu yang
disediakan. Hukuman dapat diberikan kepada orang-orang yang terakhir
kalinya salah mengikuti perintah.
Selesai permainan, tanyakan apakah yang mereka pelajari dari
permainan ini. Hargailah pendapat setiap anggota. Jika perlu,
tanyakan kepada mereka apakah yang menyebabkan orang Kristen
kadang-kadang sulit atau tidak mau menaati perkataan Yesus.
Pertanyaan ini penting diajukan untuk menunjukkan fakta bahwa cukup
banyak orang Kristen tahu akan perkataan Yesus namun tidak bersedia
atau tidak mau berkomitmen untuk menerapkannya dalam kehidupan yang
nyata. Tidak sedikit pula yang cenderung lebih mengikuti perkataan
orang lain daripada perkataan Yesus.
Jelajah (30 -- 35 menit)
Satu lembar pertanyaan "Sampai Seluruh Dunia".
Matius 28:16-20
1. Amanat Agung Tuhan Yesus berisi suatu perintah yang penting
sekali, yaitu "Jadikanlah Murid". Bagaimanakah kita bisa
menjadikan seseorang murid Yesus?
2. Kepada siapakah Tuhan Yesus memercayakan Amanat Agung-Nya?
(Ayat 16)
3. Siapakah yang harus dijadikan murid? Mungkinkah itu tercapai?
(Ayat 19)
4. Janji indah apakah yang Yesus berikan kepada para murid dalam
rangka mengemban Amanat Agung-Nya? (Ayat 20)
Pertama-tama ajaklah setiap anggota untuk membaca Matius 24:14
berulang-ulang sampai hafal alamat ayatnya dan garis besar isi ayat
tersebut. Kemudian, bahaslah pertanyaan-pertanyaan pada lembar
"Sampai Seluruh Dunia." Selama pembahasan, arahkan diskusi pada
kesadaran bahwa setiap murid Yesus di segala tempat dan zaman harus
mengemban Amanat Agung Tuhan Yesus agar misi-Nya untuk menjadikan
semua bangsa di seluruh dunia murid-Nya bisa tercapai.
Tips (5 -- 10 menit)
Satu lembar "Peta Kekristenan".
Isi lembar peta kekristenan:
Kristen (Protestan dan Katolik): 32,9%
Lain-lain: 24,7%
Islam: 17,8%
Hindu: 13,2%
Budha: 6%
Statistik ini diadaptasi dari persentase populasi tentang dunia yang
hilang berdasarkan suatu laporan yang disponsori oleh Ensiklopedi
Britannica tahun 1989.
Mintalah setiap anggota meneliti lembar "Peta Kekristenan" di atas
untuk melihat persentase umat-umat beragama di dunia ini. Perlu
diberitahukan bahwa 32,9% dari penduduk dunia adalah orang Kristen
(termasuk umat Katolik). Sesudah itu, tanyakan kepada mereka tentang
faktor-faktor apakah yang mungkin menjadi penghambat pertambahan
jumlah orang Kristen di suatu tempat dan sebaliknya, tentang
faktor-faktor yang mungkin mempercepat pertambahannya. (misalnya
faktor-faktor penghambat ialah faktor ideologi seperti komunisme,
undang-undang yang melarang orang PI, kemalasan orang Kristen untuk
bersaksi, dll.; faktor-faktor penunjang misalnya KKR, pemuridan,
dukungan pemerintah, dll..)
Pikirkanlah faktor-faktor lainnya. Berdasarkan faktor-faktor
penghambat dan penunjang tersebut, bahaslah tentang langkah-langkah
yang perlu diambil untuk mengikis faktor-faktor negatif dan menambah
faktor-faktor positif. Akhirilah pertemuan dengan mendoakan
langkah-langkah tersebut agar menjadi kenyataan sehingga pertumbuhan
kekristenan di dunia terus berlangsung hingga Maranatha (Kristus
datang kembali kedua kalinya)!
Diambil dari:
Judul buku: Misi dan Pelayanan: Seri PA Kelompok Kecil Remaja
Editor: Tan Giok Li, Ed. D.
Penerbit: Visi Pressindo, 2002
Halaman: 7 -- 13
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|