|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 496/Agustus/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Pertumbuhan Rohani
- ARTIKEL: Mengasah Kebiasaan-kebiasaan Anak Anda
- TIPS: Melatih Anak Berdoa dengan Disiplin
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Dapatkah Saya Menyembunyikan Diri dari Allah?
- WARNET PENA: DLTK-Bible
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
PERTUMBUHAN ROHANI
Pertumbuhan rohani anak menjadi salah satu hal penting yang harus
diperhatikan, khususnya oleh pelayan anak dan orangtua. Kita perlu
membekali mereka dengan cara beribadah yang benar, cara menghormati
Tuhan, cara menjadi anak yang berbakti kepada Tuhan dan orangtua,
dan seterusnya. Begitu pentingnya pertumbuhan rohani anak sebagai
bekal di masa mendatang, sehingga menjadi kerinduan setiap pelayan
anak agar setiap anak mengerti firman Tuhan dan mengenal-Nya dengan
benar.
Setiap anak memunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mempelajari
sesuatu, apalagi mengenai Tuhan Yesus. Nah, Pelayan Anak harus bisa
menjelaskan konsep rohani kepada anak layan dengan cara yang
sederhana, tapi tetap mudah dimengerti. e-BinaAnak kali ini rindu
untuk memperlengkapi anak layan agar mengalami pertumbuhan rohani.
Untuk itu, kami menyajikan artikel, tip-tip, bahan mengajar, dan
situs sekolah minggu yang sekiranya dapat membantu dalam menjawab
kerinduan hati untuk memperlengkapi anak layan supaya bisa bertumbuh
kerohaniannya. Selamat melayani!
Tuhan Yesus memberkati!
Staf Redaksi e-BinaAnak
Santi Titik Lestari
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
____________________________________________________________________
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru
di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu
hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat"
< http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+36:26 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
MENGASAH KEBIASAAN-KEBIASAAN ANAK ANDA
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."
(Amsal 22:6)
Janji ini merupakan pernyataan Kitab Suci tentang prinsip dari semua
pendidikan. Didikan (pelatihan) terhadap anak dapat menentukan
kehidupannya kelak. Ketika keyakinan ini diangkat menjadi
kepercayaan kepada Allah dan janji-janji-Nya, maka keyakinan ini
menjadi jaminan bahwa asuhan orangtua tidaklah sia-sia dalam Tuhan.
Segalanya tergantung pada pandangan yang benar tentang "jalan yang
harus diambil seorang anak". Hanya setelah itulah pelatihan dapat
berhasil dengan jaminan akan penggenapan indah janji itu.
Telah banyak kegagalan dalam didikan religius sehingga banyak
orangtua ragu apakah prinsip seperti ini dapat dianggap sebagai
kebenaran yang pasti dalam segala situasi. Dengan keraguan seperti
ini, kita meremehkan perjanjian Allah. Maka dari itu, mari kita
percaya bahwa kegagalan merupakan kesalahan manusia. Entah orangtua
tidak menetapkan "jalan yang diambil seorang anak" sebagai
satu-satunya tujuan mendidik anak, entah cara mendidik yang tidak
sesuai dengan perintah firman Allah. Mari kita lihat apa yang
diajarkan firman tentang poin-poin ini.
Jalan yang Perlu Diambilnya
Kita tidak ragu ke mana kita ingin anak Anda melangkah. Allah
menyebutnya "jalan Tuhan" ketika Dia berbicara tentang Abraham yang
melatih anak-anaknya. Acapkali kita mendengar istilah "berjalan di
jalan-Nya", "ikut langkah-Nya", "ikut perintah-Nya". Jalan tersebut
disebut jalan hikmat, jalan kebenaran, jalan suci, jalan kedamaian,
jalan kehidupan. Ini adalah "jalan yang baru dan hidup" yang
dibukakan oleh Kristus untuk semua orang yang berjalan mengikuti
langkah-Nya. Kristus sendirilah sang Jalan. Kitab Suci mengatakan,
"berjalanlah menurut Dia" (Kolose 2:6, TL).
Banyak orangtua Kristen tidak sabar ingin menyaksikan anak-anak
mereka diselamatkan, tetapi mereka tidak memilihkan jalan ini untuk
mereka. Mereka tidak memutuskan secara sadar bahwa ini adalah
satu-satunya jalan yang akan mereka lalui. Mereka mengira bahwa
terlalu berlebihan jika mengharapkan anak-anak mereka mengambil
jalan itu di masa yang masih belia. Alhasil, mereka tidak mendidik
anak dengan cara demikian. Mereka tidak siap menganggap jalan ini
sebagai tujuan utama mereka. Tujuan utama mereka bukanlah melatih
orang-orang Kristen yang setia dengan sepenuh hati. Mereka tidak
akan menyerahkan ketertarikan mereka terhadap dunia. Mereka tidak
selalu menyiapkan diri mereka untuk mengambil jalan itu sebagai
satu-satunya jalan dan benar-benar "jalan yang sempit". Mereka telah
memilihnya, tetapi bukanlah sebagai suatu keputusan terakhir dan
keputusan yang ekslusif. Mereka memunyai pikiran-pikiran mereka
sendiri tentang jalan yang mereka dan anak mereka ambil. Tidak
mengherankan walaupun penampilan rohani mereka yang hebat,
pendidikan anak-anak mereka gagal. Kesalahan seperti ini sering
berakibat fatal. Tidak boleh ada keraguan atau keengganan bahwa
"Jalan Tuhan" harus sepenuh hati diterima sebagai satu-satunya
"jalan yang harus diambil seorang anak".
Mendidik Seorang Anak
"Didiklah seorang anak dengan jalan yang perlu diambilnya." "Didik"
adalah kata yang memiliki arti teramat penting untuk dimengerti oleh
setiap guru dan orangtua. Bukan sekadar bercerita, bukan sekadar
mengajarkan, bukan pula sekadar memberikan perintah, tetapi sesuatu
yang lebih besar dari semua hal tersebut. Tanpa didikan, pengajaran,
dan perintah acapkali mendatangkan celaka daripada kebaikan. Didikan
tidak hanya memberitahu apa yang perlu dilakukan seorang anak,
tetapi juga memberitahu cara melakukannya dan mengerjakannya sampai
selesai. Orangtua perlu memerhatikan bahwa nasihat atau perintah
ini perlu terus dilatih dan diserap sebagai kebiasaan.
Kita dapat memahami dengan mudah apa yang diperlukan untuk mendidik
seorang anak dengan memerhatikan cara melatih seekor anak kuda. Kuda
yang masih muda dilatih untuk menyerahkan diri kepada kehendak
tuannya, sampai pada akhirnya kuda itu memiliki keharmonisan yang
sempurna dan taat hingga pada kehendak terkecil tuannya. Kuda itu
diarahkan dan dilatih dengan sangat hati-hati untuk melakukan yang
benar, sampai hal itu menjadi kebiasaan, sesuatu yang alamiah! Sifat
liarnya sendiri ditahan dan dihentikan dengan paksa jika perlu. Kuda
didorong dan dibantu untuk benar-benar menggunakan tenaga-tenaganya
untuk tunduk kepada perintah tuannya. Walaupun demikian, semuanya
hal itu sebenarnya dilakukan untuk membuat kuda itu berani dan
bertenaga! Sang pelatih siap, sesulit apa pun, untuk membantu
kuda-kudanya. Dia akan melakukan segalanya agar mereka tidak
kehilangan kepercayaan diri atau kalah oleh oleh kesulitan-kesulitan
yang harus mereka hadapi. Melihat prosedur ini, saya seringkali
berpikir, "Jika saja orangtua mau menerapkan pengasuhan semacam ini
dalam mendidik anak-anak mereka mengenai jalan yang harus mereka
ambil!"
Didikan dapat didefinisikan sebagai berikut: membiasakan anak-anak
agar dengan dan mudah taat melakukan perintah-perintah orangtua.
Bertindak, bertindak dari kebiasaan, bertindak dari pilihan --
inilah tujuan kita.
Tindakan dari Kebiasaan
Orangtua yang rindu untuk mendidik anak tidak hanya menyuruh atau
memerintah, tetapi menunggu hingga anak-anak menyelesaikannya.
Karena mengetahui betapa ceroboh dan plin-plannya sifat seorang
anak, orangtua perlu mendorong sampai tugas itu, dengan penyangkalan
diri, dilaksanakan. Akan tetapi, orangtua perlu berhati-hati agar
tidak terburu-buru memberikan terlalu banyak perintah. Orangtua
perlu memulai dengan perintah-perintah yang dapat dikerjakan dengan
mudah. Dengan demikian, anak tidak menganggap bahwa ketaatan itu
berhubungan dengan hal yang tidak menyenangkan atau hal yang
mustahil. Orangtua dapat melakukannya atas dasar otoritas maupun
kasih, tugas ataupun kepuasan. Yang paling penting, orang harus
mengamati anak tersebut berjuang. Orangtua perlu menemani sampai
oleh kehendak dari anak itu sendiri perintah tersebut dilaksanakan.
Ini adalah satu elemen didikan. Kesuksesan dalam pendidikan lebih
bergantung pada membentuk kebiasaan daripada menanam peraturan. Apa
yang dilakukan anak sekali atau dua kali perlu dilakukannya lagi dan
lagi, sampai tindakan tersebut menjadi tindakan yang biasa dan
alami. Sikap tersebut perlu menjadi sangat alami hingga dia merasa
aneh jika tidak melakukannya. Kemalasan dan sikap melawan dapat
timbul dan memutuskan kebiasaan yang sedang berkembang. Orangtua
[harus] menyimak dengan diam-diam. Ketika ada ancaman kemunduran,
orangtua perlu turun tangan untuk menolong dan memastikan sampai
kebiasaan baik sudah dikuasai anak. Anak dibiasakan mematuhi satu
perintah lalu satu perintah lagi hingga anak terbiasa melakukan
kehendak orangtua. Dengan cara ini, kebiasaan taat dibentuk dan
menjadi akar kebiasaan lain.
Tindakan dari Pilihan
Tindakan ini merupakan tujuan yang lebih besar karena inilah tujuan
sejati dari pendidikan. Anda mungkin memunyai anak-anak yang baik
dan taat, yang jarang melawan didikan Anda. Akan tetapi, ketika
ditinggalkan sendiri kelak, mereka akan terlepas dari jalan yang
Anda latih. Didikan tersebut memiliki cacat karena orangtua sudah
merasa cukup senang mengajarkan kebiasaan tanpa mengajarkan prinsip.
Pelatihan anak kuda pun belum selesai sampai kuda itu merasa senang,
bersukacita, dan bersemangat dalam mengerjakan tugas itu.
Tujuan pendidikan adalah melatih kemauan. Awalnya adalah "ketaatan",
kemudian orangtua perlu memimpin anak-anak memasuki "kebebasan". Dua
hal yang jelas bertentangan ini perlu diharmoniskan dengan latihan.
Anak-anak perlu dilatih untuk memilih dan berkehendak sesuai apa
yang dikehendaki orangtuanya dan untuk menemukan kebahagiaan dalam
ketaatan terhadap perintah orangtua. Ini merupakan seni tertinggi
dan kesulitan sesungguhnya saat mendidik anak untuk memilih
jalannya.
Di sinilah janji anugerah Allah tersebut menjadi efektif. Tidak ada
pikiran yang dapat mengerti keajaiban interaksi antara interaksi
pekerjaan Allah dan pekerjaan kita dalam keselamatan anak-anak kita.
Akan tetapi, kita tidak perlu mengerti untuk meyakininya. Kita dapat
bergantung kepada kesetiaan Allah. Orangtua yang percaya tidak hanya
berusaha mengasah kebiasaan-kebiasaan untuk taat, tetapi juga berdoa
dan beriman untuk membantu menguatkan kehendak anak dalam cara
Tuhan. Dengan demikian, dia mengharapkan pekerjaan Roh Kudus dari
Allah untuk melakukan apa yang dapat dilakukan Allah saja.
Dalam perjanjian dengan Allah, orangtua perlu mencari jalan untuk
melatih kehendak anak. Kehendaknya dibuat menurut gambaran kehendak
Allah, tetapi sekarang berada di bawah kekuatan dosa. Orangtua
mengharapkan hikmat Allah untuk membimbingnya. Orangtua bergantung
kepada kekuatan ajaib Allah untuk bekerja dengan dan untuknya. Orang
tua percaya akan kesetiaan Allah yang menggenapi dan menyempurnakan
firman-Nya, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu." (Amsal 22:6)
Doa Orangtua
"Allah Bapa, berikanlah saya roh hikmat agar saya dapat mengerti
sifat luar biasa dari roh anak saya yang kekal. Berikan saya hikmat
agar saya mengetahui jalan yang perlu diambilnya untuk mengikuti
langkah-Mu. Biarkan saya juga berjalan di dalam jalan-Mu sehingga
dia dapat belajar dari saya, bahwa tidak ada jalan lain untuk
menyenangkan-Mu dan tidak ada jalan lain yang dapat memberikan kami
kepuasan sejati. Berikan saya hikmat, agar saya tahu bagaimana
membimbing dan memengaruhi kehendak anak saya agar dia dapat
memberikan dirinya pertama-tama untuk kehendak saya dan kemudian
hanya kehendak-Mu dan selalu jalan-Mu saja yang dipilihnya. Bapa,
berikan saya hikmat untuk melatih anak saya tentang jalan yang perlu
diambilnya, dan juga jalan Tuhan. Amin." (t/Uly)
Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Judul asli artikel: Forming Habits in Your Child
Judul buku: How To Bring Your Children to Christ
Penulis: Andrew Murray
Penerbit: Whitaker House, 1995
Halaman: 131 -- 137
____________________________________________________________________
TIPS
MELATIH ANAK BERDOA DENGAN DISIPLIN
Agar pembinaan kepada anak-anak semakin efektif, perlu dikembangkan
hal-hal yang dapat dilakukan anak-anak setiap hari secara mandiri di
rumah, yaitu:
1. Jam doa.
Guru dapat meminta anak-anak menentukan sendiri jam-jam doa
mereka setiap hari. Guru secara berkala membicarakan dan
mengevaluasi pelaksanaan jam doa ini. Apakah setiap anak sudah
menepati jam doanya dengan baik? Jika belum, mengapa?
Tentu saja, tekanan pelajaran kita bukanlah pada soal "jam
berapa"nya, melainkan mendidik anak-anak secara disiplin agar
memiliki kehidupan doa pribadi yang hidup.
2. Renungan harian anak.
Anak-anak ternyata tidak hanya cukup mengikuti kegiatan sekolah
minggu yang hanya 1 -- 1,5 jam per minggu. Perasaan semacam ini
timbul dari pengamatan orangtua dan guru terhadap perilaku
anak-anak setiap hari. Anak-anak juga membutuhkan bimbingan
rohani setiap hari agar memiliki kerohanian dan kepribadian yang
terus bertumbuh. Karena itulah, diperlukan media untuk memelihara
dan menumbuhkan kerohanian mereka setiap hari.
Agar media itu efektif dan tepat sasaran, diperlukan beberapa
syarat:
a. Menarik (kreatif) dan sesuai dengan dunia anak-anak.
b. Tidak boleh menyita banyak waktu karena anak-anak sudah sangat
sibuk dan lelah dengan berbagai kegiatan studi dan les-les
yang setiap hari harus mereka ikuti.
c. Tidak sekadar menghibur, tetapi juga dapat membentuk
kerohanian dan kepribadian anak-anak dengan kurikulum yang
terarah dan teratur (terencana).
d. Menjawab pergumulan anak sehari-hari. Salah satu yang dapat
memenuhi kriteria di atas adalah renungan harian anak.
Diambil dan disunting seperlunya dari dari:
Judul artikel: Arah Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Anak
Judul buku: Mereformasi Sekolah Minggu
Penulis: Paulus Lie
Penerbit: PBMR ANDI, Yogyakarta 2003
Halaman: 124
_____________________________________________________________________
MUTIARA GURU
"Anak-anak memerlukan lebih banyak contoh daripada kritik"
(Joseph Joubert)
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
DAPATKAH SAYA MENYEMBUNYIKAN DIRI DARI ALLAH?
"Mari kita bermain petak umpet," kata Emi kepada ibu.
"Saya akan bersembunyi dan Ibu mencari saya."
Ibu tersenyum ketika Emi berlari mengelilingi rumah. Ia tahu bahwa
Emi akan bersembunyi di tempat kesukaannya di balik sebuah pohon.
Ibu berpura-pura melihat ke sana kemari, tetapi tidak lama kemudian
ibu berseru, "Ketemu!"
"Bagaimana Ibu bisa menemukan saya begitu cepat?" tanya Emi.
Renungan Singkat Tentang Hal Menyembunyikan Diri
1. Bagaimana ibu bisa menemukan Emi begitu cepat?
Menurut kamu, apakah yang akan dikatakan ibu kepada Emi?
2. Apakah ibu akan menemukan Emi secepat itu seandainya Emi adalah
anak tetangga atau anak orang lain? Apakah ibu akan tahu ke mana
ia harus mencari? Mengapa tidak?
"Saya dapat menemukan kamu karena saya mengenalmu," kata ibu. "Saya
tahu di mana kamu biasanya bersembunyi."
"Menurut Ibu, apakah Allah juga dapat menemukan saya secepat yang
dilakukan Ibu?" tanya Emi.
"Tentu lebih cepat lagi dari itu," kata ibu. "Ia mengenal
masing-masing kita. Ia tahu apa yang kita pikirkan dan ke mana kita
mencoba menyembunyikan diri dari Dia. Itulah sebabnya kita tidak
dapat menyembunyikan diri dari Allah."
Itulah sebabnya kita tidak boleh mencoba menyembunyikan diri dari
Allah, bukan?
Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu
1. Pernahkah kamu mencoba menyembunyikan diri dari Allah? Pernahkah
kamu melakukan sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh Allah?
Pernahkah kamu berharap agar Allah tidak melihat hal itu?
2. Pernahkah kamu berhasil menyembunyikan diri dari Allah? Mengapa
tidak?
Bacaan Alkitab: Mazmur 139:1-12.
Kebenaran Alkitab: "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu? Ke mana
aku dapat lari dari hadapan-Mu?" (Mazmur 139:7)
Doa: "Ya Allah, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan diri
dari-Mu. Saya juga tidak dapat lari dari-Mu. Oleh karena itu,
ajarlah saya melakukan hal-hal yang Engkau kehendaki agar saya tidak
akan lari atau bersembunyi dari-Mu. Dalam nama Yesus. Amin."
Diambil dari:
Judul asli artikel: Dapatkah Saya Menyembunyikan Diri dari Allah?
Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak
Penulis: V. Gelbert Beers
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, 1986
Halaman: 138-139
_____________________________________________________________________
WARNET PENA
VARIASI MENARIK MEMPELAJARI ALKITAB
http://www.dltk-bible.com
DLTK merupakan inisial sepasang suami istri dan kedua putri mereka.
Situs DLTK`s Bible Activities merupakan situs berbahasa Inggris yang
menyajikan berbagai variasi menarik dalam mempelajari Alkitab untuk
anak sekolah minggu. Variasi menarik tersebut berupa Bible Coloring
Book Pages (Halaman Mewarnai Alkitab), Bible Crafts for Kids
(Prakarya Alkitab), Bible Poems and Songs for Children (Puisi dan
Lagu Alkitab), Bible Recipes (Resep-resep Alkitab), dan Bible
Puzzles and Games (Puzzle dan Permainan Alkitab). Sangat menarik,
bukan? Nah, Anda dapat mengunjungi situs ini dan mendapatkan
inspirasi, ide, dan bahan untuk mengajar di sekolah minggu Anda.
Silakan gali lebih banyak lagi informasi di situs ini untuk
memberkati sekolah minggu Anda. (STL)
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak
Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|