|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 502/September/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Sedikit Menjadi Berlimpah
- ARTIKEL: Anak Kecil Pemilik Roti dan Ikan
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Membagikan Milik Kita
- STOP PRESS: Pembukaan Kelas Natal November 2010: Pendidikan
Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA)
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >
Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
SEDIKIT MENJADI BERLIMPAH
Shalom,
Edisi ini merupakan edisi terakhir topik tokoh anak-anak dalam
Alkitab. Tokoh yang kami angkat kali ini adalah seorang anak pemilik
lima roti dan dua ikan. Kisahnya memiliki kesamaan dengan tokoh anak
dalam edisi awal bulan ini, gadis kecil pelayan Naaman. Mereka
sama-sama tidak dikenal namanya, namun mereka sama-sama dikenal
sebagai anak yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Dari mereka pun
ada pelajaran yang sama bagi seorang pelayan anak, nama dan siapa
diri kita tidak penting dikenal orang lain, namun yang penting
adalah bagaimana kita dapat dipakai Tuhan bagi pekerjaan-Nya, dan
melalui tindakan kita nama Allah boleh dimuliakan.
Simaklah artikel dan bahan mengajar seputar kisah anak kecil pemilik
lima roti dan dua ikan ini. Anda akan melihat bagaimana luar
biasanya Tuhan bekerja melalui pemberiannya. Sebuah pemberian yang
kecil, namun menjadi berlimpah di tangan Tuhan. Mari, dengan sepenuh
kasih kita akan Tuhan, berikanlah apa yang kita miliki bagi-Nya.
Dan lihatlah betapa luar biasanya sukacita yang akan Anda rasakan
karena dilayakkan menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya.
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
< evie(at)in-christ.net >
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai
lima roti jelai dan dua ikan;
tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
(Yohanes 6:9)
< http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+6:9 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
ANAK KECIL PEMILIK ROTI DAN IKAN
Kepolosan dan keluguan anak kecil memang luar biasa. Ketika mereka
berkata mereka punya cita-cita tinggi, menjadi dokter, pilot dan
sebagainya, mereka tidak pernah dipengaruhi oleh logika-logika yang
biasanya dimiliki orang dewasa mengenai mungkin dan tidaknya hal itu
terjadi. Wajar ketika seorang teman pada suatu ketika tertawa
melihat reaksi anak kecil seperti ini dan berkata bahwa mereka belum
tahu bagaimana pahitnya hidup sehingga bisa semudah itu
bercita-cita. Tapi, justru keluguan anak-anak ini yang diminta Yesus
sendiri untuk kita teladani. Kita bisa belajar dari mereka yang
belum terkontaminasi berbagai logika dan pikiran manusiawi yang
sering kali justru menghambat kita dalam mencapai keberhasilan.
Pada peristiwa Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk
memberi makan lima ribu pria -- jumlah tersebut belum termasuk
wanita dan anak-anak bahkan menyisakan dua belas bakul penuh roti
dan ikan -- kita melihat bagaimana Tuhan bisa memakai sesuatu yang
mungkin tidak berarti besar bagi kita untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan besar. Dari mana roti dan ikan itu berasal?
Dalam Injil Markus memang tidak disebutkan dari mana asalnya. Namun
Injil Yohanes menuliskan dari mana ikan itu berasal, yaitu dari
seorang anak kecil.
Mari kita lihat kronologi peristiwa itu yang tercatat dari versi
pengamatan Yohanes. Pada saat itu Yesus menanyakan kepada Filipus
bagaimana memberi makanan untuk seluruh orang yang berkumpul
mendengar pengajaran Yesus. "Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga
dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun
masing-masing mendapat sepotong kecil saja." (Yohanes 6:7) Filipus
satu dari murid Yesus yang hadir di sana melihat kemustahilan untuk
bisa memberi makan demikian banyak orang dengan uang yang mereka
miliki sesuai dengan logika manusianya. Lalu, di antara murid-murid
itu, seorang murid lain bernama Andreas, saudara simon Petrus
ternyata bergerak melihat sekelilingnya, dan ia mendapatkan seorang
anak yang memiliki bekal lima roti dan dua ikan. Maka ia pun berkata
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua
ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Yohanes
6:9) Andreas mencari dan melihat bahwa ada lima roti dan dua ikan
yang dimiliki oleh seorang anak kecil. Tapi mana mungkin itu cukup?
Andreas pesimis dengan apa yang ia dapatkan. Bagaimana reaksi anak
kecil itu sendiri? Dari apa yang kita baca selanjutnya, kita tidak
mendapati penolakan dari si anak. Tampaknya anak kecil itu dengan
sukarela memberikan apa yang ia miliki. Lalu Yesus pun mengucap
syukur atas roti dan ikan, lalu membagi-bagikannya kepada semua
orang. Luar biasa, jumlah bekal yang kecil itu cukup untuk
mengenyangkan semua orang di sana bahkan berlebih. Anak kecil itu
tidak pernah kita ketahui namanya. Kita tidak tahu siapa dia. Tapi
meski demikian, ia tercatat dalam Alkitab yang masih bisa kita baca
sampai hari ini. Semua berawal dari kerelaannya untuk memberi.
Kita bisa belajar dari reaksi si anak. Jelas, bahwa apa yang ia
miliki secara kemampuan daya pikir kita tidak akan cukup untuk
memberi makan 5000 orang lebih. Tapi, ia tidak menolak sama sekali.
Meski ketika Andreas menyatakan keraguannya akan jumlah yang sedikit
itu. Si anak kecil tidak menjadi pesimis waktu apa yang ia miliki
disepelekan Andreas. Ia bisa saja berkata, "Ya sudah, kalau memang
tidak cukup, saya makan sendiri saja, ini kan punya saya." Anak
kecil itu bisa menolak, apalagi ketika apa yang ia miliki tidak
dihargai sepenuhnya oleh Andreas. Tapi tidak, ia tidak melakukan hal
itu. Si anak juga bisa saja berkata, "Yesus, jika Engkau memang
benar Tuhan, kenapa tidak turunkan saja makanan dari langit? Kenapa
harus mengambil bekalku?" Tapi itu pun tidak ia lakukan. Apa yang ia
lakukan adalah dengan sukarela, tanpa banyak tanya, tanpa protes
sedikit pun, memberikan seluruh bekalnya kepada Yesus. Apa yang ia
miliki, meski hanya sedikit, ditambah kerelaannya untuk menyerahkan
itu semua kepada Tuhan akhirnya bisa memberkati banyak orang secara
luar biasa.
Yesus selalu meminta kita untuk belajar dari anak kecil. Jangan
pernah sepelekan mereka, tapi belajarlah dari iman mereka yang polos
dan tulus, tanpa pretensi apa-apa, tanpa mengharapkan imbalan dan
lainnya. Demikian firman Tuhan: "Ingatlah, jangan menganggap rendah
seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada
malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di
sorga." (Matius 18:10). Sikap iman seperti anak-anak kecil inilah
yang berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus juga berkata "Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan
Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
(Markus 10:15). Ini berbicara mengenai kepolosan dan ketulusan
seorang anak kecil yang tidak dipengaruhi oleh keraguan, kecurigaan,
ketidakpercayaan atau bentuk-bentuk pikiran lainnya. Di samping itu,
kita pun melihat bahwa anak kecil itu tidak meminta penghargaan
apa pun atas pemberiannya. Ia bisa saja sombong bahwa semua mukjizat
itu sebenarnya berawal dari miliknya, tapi ia pun tidak melakukan
itu. Dia tidak berpikir untuk bermegah dan mencuri kemuliaan yang
menjadi milik Tuhan. Maka mengenai sikap seperti ini kelak Yesus
mengatakan "Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."
(Matius 18:4). Seperti itu pula hendaknya kita seharusnya dalam
menyambut Kerajaan Allah. Kita harus menyelidiki dan memeriksa apa
talenta kita yang telah dianugerahkan Tuhan, mengucap syukurlah atas
itu dan serahkan ke dalam tangan Tuhan dengan kepercayaan penuh.
Maka Tuhan pun mampu memakai itu semua untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan besar.
Tidak perlu malu untuk belajar dari anak kecil. Ketika kita orang
dewasa sudah terkontaminasi oleh berbagai hal yang bisa melemahkan
iman kita, mari berkaca kepada kepolosan anak-anak kecil yang belum
terpengaruh oleh itu semua. Iman yang polos dan murni, iman yang
tidak terguncang oleh apa pun, iman yang percaya sepenuhnya tanpa
keraguan dan pertanyaan, itulah yang diinginkan Tuhan untuk dimiliki
anak-anakNya. Jangan sedikit pun meragukan kemampuan Tuhan, jangan
sedikit pun merasa bahwa kita tidak cukup banyak dibekali Tuhan
untuk sukses. Jangan memiliki sikap rendah diri dan merasa milik
kita tidak berharga, tidak akan bermanfaat, dan tidak akan cukup
untuk bisa berbuat sesuatu. Ingatlah bahwa Tuhan bisa memakai apa
pun yang ada pada kita, meski bagi kita terlihat kecil sekalipun,
untuk melakukan karya-Nya yang besar jika kita menyerahkan itu semua
ke dalam tanganNya. Bagaimana iman kita, bagaimana kerelaan kita,
bagaimana sikap kita dalam mempersembahkan milik kita, itulah yang
menyenangkan hati Tuhan dan akan dipakai-Nya secara luar biasa.
Diambil dari:
Nama situs: Renungan Harian Online
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://renungan-harian-online.blogspot.com/2009/10/anak-kecil-pemilik-roti-dan-ikan.html
Tanggal akses: 27 September 2010
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Tidak ada pemberian yang terlalu sedikit bagi Tuhan,
jika kita memberikannya dengan penuh kasih
dan sepenuh hati bagi Dia.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
MEMBAGIKAN MILIK KITA
TEMA:
Apa yang kita bagikan akan selalu dipakai oleh Yesus
BAHAN:
Sekotak biskuit (yang terlihat biasa seperti roti) dan sekotak
marshmallow (permen empuk) berbentuk ikan. Beberapa piring kertas
atau plastik sesuai dengan jumlah sukarelawan.
PERSIAPAN:
Siapkanlah piring (paling banyak 4 piring). Tiap-tiap piring berisi
5 biskuit dan 2 ikan. Sembunyikan kotak-kotak yang penuh agar tidak
terlihat ketika anak-anak masuk.
BACAAN ALKITAB:
Yohanes 6:5-14
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa banyak orang
datang kepada-Nya, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya,
berkatalah Yesus kepada Filipus, salah satu murid-Nya: "Filipus, di
mana kita akan membeli roti untuk memberi makan mereka?" Yesus
berkata demikian untuk menguji Filipus, sebab Tuhan Yesus sendiri
tahu apa yang akan dilakukan-Nya.
Jawab Filipus kepada Yesus: "Uang dua ratus dinar tidak akan cukup
untuk membelikan mereka roti, sekalipun masing-masing cuma mendapat
sepotong kecil saja."
Andreas, salah seorang murid Yesus, berkata kepada Yesus: "Di sini
ada seorang anak yang punya 5 potong roti dan 2 ekor ikan; tetapi
apa artinya makanan yang sedikit itu untuk orang sebanyak ini?"
Kata Yesus kepada Andreas: "Suruhlah orang-orang itu duduk."
Di tempat itu memang banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu.
Lalu Yesus mengambil lima potong roti itu, mengucap syukur dan
membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga
Yesus membagi-bagikan dua ekor ikan itu sebanyak yang mereka
kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya
tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan
mengisi dua belas keranjang penuh dengan potongan-potongan dari
kelima roti yang tersisa setelah orang makan. Ketika orang-orang itu
melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Pernahkah kamu merasa bahwa kamu tidak memunyai apa-apa untuk
dipersembahkan kepada Yesus? Kamu berkata: "Aku tidak bisa melakukan
apa pun yang spesial", "Aku tidak bisa berolahraga seperti orang
itu", "Aku tidak bisa bernyanyi seperti orang itu", "Aku terlalu
malu untuk melakukan apa pun juga".
Dulu, ada seorang anak laki-laki yang diberi ibunya 5 roti dan 2
ikan untuk bekal makan siang. Bentuknya seperti piring makanan ini
(tunjukkan salah satu piring). Alkitab tidak menyebutkan nama anak
itu, tetapi mari kita panggil saja dia Yosua. Dia ingin pergi dan
mendengarkan Yesus. Dia sangat senang dan terkejut melihat
banyaknya orang yang berkumpul di sana. Ya, lebih dari 5000 orang
(jumlah itu belum termasuk wanita dan anak-anak) dan ada banyak
anak-anak yang sepertinya. Dia berdesak-desakan maju mendekat Yesus
agar dia dapat melihat-Nya dengan jelas dan mendengarkan apa yang
dikatakan-Nya.
Sesaat kemudian dia mendengar Yesus dan murid-murid-Nya berbicara
tentang makanan. "Apa? Mereka berkata bahwa orang-orang sudah lapar
dan tidak ada cukup makanan di sana?" katanya dalam hati. Salah satu
dari murid-murid Yesus berkata mereka membutuhkan banyak sekali uang
untuk membeli makanan. Itu pun hanya cukup untuk membelikan semua
orang potongan-potongan kecil saja. Yosua melihat di sekelilingnya.
Sepertinya hanya ibunya saja yang membekalinya makanan. Dia mulai
merasa lapar, tetapi dia merasa malu memakan makanannya di depan
orang lain. Dia ingin berbagi, tetapi dia berbagi dengan siapa?
Lalu, dia mendapatkan sebuah ide! Dia menanyakan salah satu murid
Yesus.
Jadi Yosua pergi dan menemui seorang murid berwajah ramah yang
dipanggil Andreas. Lalu dia menawarkan makanannya. Andreas sangat
baik. Dia melihat Yosua dan tersenyum lebar. Dia merangkulnya dan
membawanya kepada Yesus. Yosua merasa agak gugup, tetapi juga merasa
sangat istimewa! Semua orang bisa melihatnya. Yesus membuatnya
merasa sangat nyaman. Yesus berterima kasih kepada Yosua untuk 5
potong roti dan 2 ekor ikan itu. Lalu, alih-alih makan atau berbagi
dengan beberapa orang saja, Yesus meminta para murid membuat orang
banyak itu duduk. Nah, hal ini membutuhkan usaha! Dibutuhkan waktu
untuk membuat semua orang duduk. Yesus mengambil roti dan ikan itu
dan mengangkat tangannya ke udara, Dia memberkati makanan itu.
Kemudian terjadilah hal yang paling menakjubkan. Yesus mulai membagi
roti dan ikan itu menjadi potongan-potongan kecil. Semakin lama Dia
membagi-baginya, tampaknya makanan itu semakin banyak. Orang-orang
membelalakkan mata! Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.
Apakah ini suatu mukjizat? Mungkin mereka sedang bermimpi.
Akan tetapi mereka tidak bermimpi! Lima roti dan dua ikan cukup
untuk memberi makan 5000 pria ditambah wanita dan anak-anak. Betapa
senangnya! Lalu, setelah semua orang kenyang masih ada sisa 12
keranjang makanan!
Yesus mengambil pemberian kecil dari anak itu dan memakainya dengan
cara yang spesial.
Yesus juga dapat memakai pemberian kita dan menggunakannya dengan
baik. Barangkali mudah bagi kita untuk berbicara dengan orang lain,
dan kita bisa menghibur orang lain ketika mereka sedang sedih.
Barangkali kamu dapat membagikan waktumu, atau komputermu, atau
permainanmu dengan orang yang tidak memilikinya. Mereka akan melihat
apa yang kamu lakukan dan akan menolong orang lain juga. Barangkali
kita hebat dalam olahraga. Kita dapat menunjukan bahwa kita
mengikuti Yesus kepada yang lain dengan bersikap adil dan tidak
marah saat berolahraga. Dengan demikian, orang lain dalam timmu
dapat melihat hal itu dan mengubah sikap-sikap mereka. Seluruh tim
dapat berubah ketika kamu menggunakan apa yang kamu punya. Lambat
laun, seluruh tim dapat menjadi lebih baik. Mungkin pula dengan
berbagi uang jajan. Ada banyak cara untuk berbagi pemberian dan
talenta yang kita punya.
Kakak tidak hanya memunyai satu piring, tetapi 4 piring dengan roti
dan ikan. Siapa yang mau?
(Saat mereka ditunjuk, katakan) Tunggu dulu! Kamu baru saja diberi 5
potong roti dan 2 ekor ikan. Apa yang dilakukan anak yang memunyai
bekal dalam cerita tadi? Ya betul, dia berbagi. Bagaimana jika
kalian berbagi dengan yang lain?
Bagaimana rasanya? Memang tidak mudah membagikan apa yang kita
punya. Kadang kita mengira barang-barang kita terlalu berharga untuk
dibagikan. Tetapi Yesus mau kita berbagi bagaimanapun sulitnya! Dia
juga berjanji bahwa Dia akan menerima pemberian kecil yang kita
punya dan memakainya.
Sekarang lihatlah apa yang kakak punya! Ketika sang anak dalam
cerita tadi membagikan apa yang dia punya, semua orang mendapatkannya!
Kakak punya cukup untuk semua orang! Ayo, ambil ke sini!
Yesus yang terkasih. Tolong saya untuk berbagi apa yang saya punya
dan kami mohon supaya Engkau menggunakannya dengan cara yang
istimewa. Terima kasih karena tidak ada pemberian kami yang terlalu
kecil untuk Engkau gunakan. (t/Uly)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul artikel asli: Sharing What We Have
Nama situs: Sermon 4 Kids
Penulis: Mike Perks
Alamat URL: http://www.sermons4kids.com/sharing-what-we-have.html
Tanggal akses: 27 September 2010
______________________________________________________________________
STOP PRESS
PEMBUKAAN KELAS NATAL NOVEMBER 2010:
PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM (PESTA)
Salah satu pelayanan YLSA adalah membuka Sekolah Teologi jarak jauh
yang disebut Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA).
Melalui kelas-kelas diskusi di PESTA, YLSA berharap dapat menolong
memperlengkapi jemaat-Nya dengan pengetahuan teologi yang memadai
dengan berlandaskan pada kebenaran firman Tuhan (Alkitab) sebagai
dasar iman kristiani.
Pada bulan November 2010, PESTA akan membuka kelas diskusi yang
membahas topik-topik seputar Natal. Kelas Natal ini akan mempelajari
pokok-pokok penting seputar peristiwa Natal. Para peserta pun dapat
saling mendiskusikan makna Natal yang sebenarnya dalam kehidupan
orang percaya. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini,
segera daftarkan diri Anda. Untuk keterangan lebih lanjut dan
pendaftaran kelas PESTA Natal, silakan kirim e-mail ke admin PESTA
di alamat berikut ini.
==> kusuma(at)in-christ.net
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak
Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari dan Melina Martha
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|