|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 512/Desember/2010
- SALAM DARI REDAKSI:
- ARTIKEL: Cerita dan Anak-anak
- TIPS: Adegan Palungan
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Pace Panov
- WARNET PENA: Artikel Natal
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
Salam sejahtera dalam Yesus Kristus,
Perkataan-perkataan yang baik akan menghasilkan buah yang baik.
Demikian juga saat kita berhadapan dengan anak-anak, hendaknya kita
bisa memberikan hal-hal positif yang dapat membangun mereka. Berikan
perkataan-perkataan yang sesuai dengan firman Tuhan, perkataan yang
membuat mereka bukan hanya mendengar tetapi melakukannya. Bagaimana
caranya? Ajari mereka untuk mendengarkan cerita-cerita tentang
Yesus. Anda dapat memulai sejak dini untuk memperkenalkan kepada
mereka cerita kebenaran yang dapat membekali hidup mereka. Dengan
cerita, anak-anak dapat berimajinasi, menghidupkan cerita dalam alam
pikir mereka, dan merekam cerita tersebut. Edisi e-BinaAnak kali ini
khusus membahas mengenai cerita yang dapat memperlengkapi setiap
orangtua dan guru untuk membekali anak-anak dengan cerita yang benar.
Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati!
Staf Redaksi e-BinaAnak
Santi Titik Lestari
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
"Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!" (Mazmur 96:9)
< http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+96:9 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
CERITA DAN ANAK-ANAK
Ditulis oleh: Santi Titik Lestari
"Kekuatan daya ingat seorang anak kecil dapat dimanfaatkan
dengan memberikan segala sesuatu yang berguna untuk
pertumbuhan kerohanian mereka."
Apabila Anda diminta untuk menceritakan sebuah cerita, dapatkah Anda
melakukannya? Sekalipun tidak mengingat secara keseluruhan, tapi
setidaknya Anda bisa menceritakan inti dari cerita tersebut. Anda
tentunya masih ingat tentang cerita bahtera Nuh, Goliat, dan Yunus.
Kebanyakan dari kita mengenal cerita tersebut saat masih kecil dan
itu pun didapatkan di sekolah minggu. Cerita-cerita tersebut masih
terekam dengan baik, bahkan sampai dewasa pun kita masih bisa
mengingatnya. Apakah itu karena daya ingat kita yang baik atau
karena cerita ini memang terkenal? Salah satu faktornya adalah daya
ingat kita saat masih anak-anak. Anak-anak memiliki kecenderungan
untuk mengingat, meniru, dan melakukan hal-hal seperti yang ia
amati; tanpa orang dewasa sadari, segala tindakan, tutur kata, dan
cara mereka melakukan sesuatu akan diikuti oleh anak-anak.
Kecenderungan ini sering tidak diperhatikan oleh orang dewasa.
Anak-anak usia tiga tahun mulai mengenal lingkungan di luar rumah.
Banyak hal akan mereka jumpai dan mereka belum bisa memilah hal yang
baik atau buruk. Tidak mengherankan, kita mungkin pernah menjumpai
anak kecil yang berkata-kata dengan memakai kosakata yang tidak
seharusnya diucapkan oleh anak-anak. Ironisnya, ketika seorang anak
berbicara dengan tidak sopan, orangtua justru memarahinya. Seorang
anak tidak mungkin bisa membuat kosakata sendiri, ia pasti mencontoh
atau mendengar secara langsung dari orang-orang di sekitarnya.
Daya ingat anak kecil yang kuat dapat dimanfaatkan dengan memberikan
segala sesuatu yang berguna untuk pertumbuhan kerohanian mereka.
Betapa berharganya anak-anak, sehingga Yesus berkata "Biarkanlah
anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi
mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan
Allah." (Lukas 18:16) Untuk itulah, setiap orang Kristen hendaknya
benar-benar memerhatikan supaya anak-anak mereka hidup dekat dengan
Tuhan. Bagaimanakah caranya? Hal yang paling mudah dilakukan adalah
dimulai dari diri sendiri.
Sebagai orang tua, pelayan anak, dan guru sekolah minggu, hendaknya
kita bisa memberi contoh yang baik seturut dengan firman Tuhan, baik
dalam hal perbuatan maupun tutur kata. Ajarkan kepada anak segala
sesuatu yang bernilai kekal. Ceritakan kepada anak cerita kebenaran,
cerita dari firman Tuhan yang bisa mereka ingat sampai dewasa.
Berikanlah cerita-cerita yang tepat untuk menjelaskan kepada anak
tentang keselamatan. Usia anak-anak cenderung membawa mereka hidup
dalam alam yang konkret. Semua cerita, baik itu dongeng, legenda,
ataupun cerita dalam Alkitab, bagi anak-anak cerita itu dianggap
benar adanya. Untuk itulah, penting sekali cerita-cerita Alkitab
diberikan kepada anak-anak sejak dini. Selain dapat membuat mereka
mengerti cerita kebenaran dan mengingat ceritanya, mereka juga akan
hidup dalam cerita tersebut sejak dini. Jika seorang anak dari sejak
kecil sudah dibiasakan untuk mendengar cerita Alkitab, maka secara
tidak langsung kita sudah berinvestasi untuk kerohaniannya kelak.
Tiga hal penting yang menjadi alasan pentingnya sebuah cerita:
1. Mengajak Aktif
Tidak hanya sekadar mendengarkan cerita, tetapi anak akan mampu
berimajinasi untuk menghidupkan cerita tersebut. Seorang anak
akan berusaha melahirkan apa yang didengarnya menjadi kenyataan
dalam alam pikirnya. Sebuah cerita yang fiktif sekalipun akan
dianggap sebagai kebenaran oleh anak, dan mereka akan memercayai
cerita itu. Oleh sebab itu, setiap orang tua, guru perlu
berhati-hati dalam memilihkan cerita untuk anak.
Setiap orangtua dan guru mengajari anak bukanlah untuk hari ini
saja, melainkan untuk membekali masa depannya juga. Mengingat hal
ini, sangat baik apabila kita peka terhadap panggilan Tuhan untuk
membawa anak-anak kepada-Nya. Salah satunya dengan memberikan
cerita-cerita Alkitab kepada anak-anak sejak dini. Ceritakan
kisah-kisah yang sederhana terlebih dahulu tentang Yesus, seperti
kelahiran Yesus, pelayanan Yesus (kebaikan Yesus), murid-murid
Yesus, dll. Biarkan anak-anak merekam cerita-cerita Alkitab
tersebut dalam pikirannya. Biarkan anak-anak berimajinasi tentang
Yesus saat masih bayi, Yesus yang baik, Yesus yang suka menolong,
dsb.. Aktivitas seperti inilah yang dapat membuat anak-anak
memunyai rasa ingin tahu lebih lagi tentang Yesus. Ajak mereka
terus aktif menggali cerita-cerita Alkitab dengan lebih mendalam
lagi.
2. Memberi Contoh
Anak-anak memang cenderung meniru dan mencontoh perilaku serta
perkataan orang-orang yang mereka jumpai. Sangat mudah sekali
bagi seorang anak untuk belajar banyak hal di mana saja. Untuk
menjadikan seorang anak memunyai kepribadian dan kerohanian yang
baik, peran serta orangtua dan guru sangat penting dalam memberi
bekal yang benar. Ajari mereka mengenal firman Tuhan secara
benar. Ajari mereka untuk menirukan perkataan-perkataan yang
menyukakan hati Bapa, seperti "Aku hendak bersukacita karena
Yesus" (Mazmur 104:34), "Yesus Kristus, Juruselamat kita" (Titus
3:6).
Ajarkanlah firman Tuhan kepada anak-anak secara konkret dengan
bersikap dan bertutur kata sesuai dengan firman-Nya. Anak-anak
akan lebih tertarik dengan cerita yang diberi gerakan-gerakan
sederhana sebagai penegas dari kalimat-kalimat yang dibacakan.
Sebagai contoh, ketika membacakan Yohanes 15:17: "Inilah
perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain", lakukan
gerakan mengasihi orang lain (menolong, memeluk, merangkul,
memberi sesuatu) dan mereka akan mudah untuk belajar, menirukan,
merekam apa yang baru saja dilihatnya, dan melakukan hal yang
sama.
3. Menjadi Teladan
Bisakah seorang anak kecil menjadi teladan untuk teman-temannya
dan orang yang lebih dewasa? Sangat bisa. Ada beberapa anak kecil
yang bermain di halaman, kemudian dua orang di antaranya
berselisih. Mereka berdua bertengkar tidak ada yang mau kalah,
sambil mengeluarkan kata-kata ejekan. Beberapa anak yang lainnya
secara tidak langsung ikut terlibat dalam ejekan-ejekan tersebut.
Tidak jauh dari situ ada seorang anak perempuan berdiri menjauh
dan tidak ikut dalam olok-olokan itu. Ia ditanya oleh temannya,
"Kenapa kamu tidak ikut mereka?" Anak perempuan itu hanya
menjawab "Tidak mau, saya anaknya Tuhan Yesus, kok!".
Jawaban anak perempuan ini tidak akan muncul secara otomatis,
namun berasal dari pengetahuan yang ia peroleh sebelumnya.
Ternyata anak perempuan tersebut adalah salah satu murid sekolah
minggu yang suka mendengarkan cerita-cerita tentang Yesus dan
gurunya sering mengajarkan untuk saling mengasihi. Pentingnya
sebuah cerita tentang Yesus dan cara penyampaian yang benar, akan
melahirkan anak-anak yang bisa menjadi teladan di sekitarnya.
Jika kita dengan penuh sukacita menceritakan firman Tuhan, maka
makna (inti) yang disampaikan pun akan bisa diterima dengan
sukacita. Nah, tidak ada alasan untuk tidak bercerita dengan
anak-anak tentang firman Tuhan. Banyak hal yang selalu bisa kita
pelajari, petik, dan aplikasikan sehingga anak-anak pun boleh
mengikuti hal-hal yang berkenan di hati Yesus.
Referensi:
* Roswitha Ndraha. 2006. Mendisiplin Anak dengan Cerita. Tangerang:
Layanan Konseling Keluarga & Karir (LK3)
* Marjorie Soderholm. 1972. Menerangkan Keselamatan kepada
Anak-anak. Malang: Gandum Mas
______________________________________________________________________
TIPS
ADEGAN PALUNGAN SEBAGAI PUSAT HIASAN NATAL
Jadikan adegan palungan sebagai bagian yang menonjol di antara
dekorasi Natal Anda. Banyak dekorasi dari keramik, kayu, logam,
kaca, dan porselen yang indah bisa dibeli. Manfaatkan adegan
palungan sebagai cara yang dramatis untuk menceritakan Natal pada
anak-anak Anda selama beberapa hari atau minggu. Adapun
langkah-langkah dalam memanfaatkan hiasan istimewa ini:
1. Pada minggu Adven pertama, mereka hanya memasang kandangnya.
2. Pada minggu kedua, mereka menambahkan keledai dan ternak ke dalam
adegan palungan.
3. Pada minggu ketiga, mereka memasang para gembala dan
domba-domba diletakkan agak jauh dari kandang (biasanya di
rak buku di seberang ruangan). Mereka juga memasang Maria dan
Yusuf di tempat lain, biasanya di meja kopi.
4. Pada minggu keempat, mereka memindahkan Maria dan Yusuf lebih
dekat ke kandang. Mereka memasang orang-orang majus di tempat
yang jauh, biasanya di ruang sebelah.
5. Pada malam Natal, mereka memasukkan Maria dan Yusuf ke dalam
kandang, menggantung bintang, dan menambahkan para malaikat pada
adegan itu. Setelah kebaktian tengah malam, mereka meletakkan
Bayi Yesus di dalam palungan. Mereka memindahkan para gembala ke
kandang dan meletakkannya di sekitar palungan.
6. Selama dua belas hari setelah Natal, mereka menggeser orang-orang
majus dan unta mereka semakin dekat ke adegan itu. Mereka
memindahkan para gembala, kandang, dan ternak, dan hanya
menyisakan Yusuf, Maria, dan Yesus. Mereka membuat orang-orang
majus tiba untuk menyembah Yesus pada hari Epifani (6 Januari).
Kalau Anda memilih adegan palungan Anda "bergerak" sebagai cara
bercerita yang terus maju, Anda dapat menggabungkan gerakan
potongan-potongan itu dengan cahaya lilin Adven Anda dan dengan
nyanyian Natal. Nyalakan lilin setiap minggu dan bernyanyilah saat
anak-anak Anda memindahkan tokoh-tokoh adegan itu ke tempatnya. Ini
adalah kegiatan Natal yang baik di keluarga, gereja, dan sekolah
minggu selama Adven.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel: Jadikan Adegan Palungan sebagai Pusat Hiasan Natal
Judul buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
Judul asli buku: 52 Simple Ways to Make Christmas Special
Penulis: Jan Dargatz
Penerbit: Interaksara, 1999
Halaman: 74 -- 76
__________________________________________________________________
MUTIARA GURU
"Jika Anda memutuskan untuk bercerita tentang Yesus,
maka Anda harus siap bahwa cerita itu tidak akan pernah berakhir.
Cerita itu bukan hanya sekadar cerita,
tapi itulah kehidupan dan karya-Nya yang hebat." (ST)
_____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
PACE PANOV
Sebuah cerita Natal Pembacaan Kitab Matius 25:34-40.
Di suatu negeri yang jauh, ada seorang tukang sepatu bernama bapak
Panov. Biasanya dia duduk seharian di kios tempat kerjanya dengan
palu dan kulit binatang yang dipukul-pukul dengan palunya itu.
Kemudian dia mengiris-iris lembaran kulit kering dengan sebilah
pisau tajam. Tidak lama kemudian, dia menjahitnya dengan jarum
tukang sepatu yang bengkok. Akhirnya, jadilah sebuah sepatu yang
sangat bagus. Setelah itu, dia mulai dengan sepatu yang kedua. Dia
mulai dengan memukul-mukul dan mengiris lembaran kulit kering dengan
pisau yang tajam itu, dan dia mulai menjahit lagi, hasilnya sungguh
memuaskan. Sepasang sepatu yang sangat bagus! Hatinya sangat
gembira. Setiap orang senang mengunjungi kios tempat kerjanya itu.
Hal ini terjadi pada masa silam, saat dia masih sangat muda.
Setelah dia menjadi tua, tidak ada orang yang mau datang ke kiosnya.
Mereka mencari kios atau toko sepatu lain. Memang dia masih memiliki
sepatu-sepatu yang bagus, tetapi tidak ada orang yang mau
membelinya. Tukang sepatu tua ini sekarang hidup sendiri.
Kadang-kadang ada satu-dua orang yang mengunjungi kiosnya, sehingga
dia bisa mendapat uang untuk membeli kopi bubuk, sedikit sup, dan
tepung roti, tidak lebih dari itu.
Si tukang sepatu tua ini memiliki satu buku tebal yang sudah hampir
rusak, sebuah Alkitab yang sudah lama sekali. Pagi tadi, dia membaca
Alkitab tersebut. Hampir hari Natal, dia membaca sebuah cerita
Natal. Dia membaca juga tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kali.
Dia yang duduk di atas takhta itu bertanya kepada beberapa orang di
situ, "Apa yang kamu lakukan pada waktu kamu masih hidup di dunia?"
Satu per satu menjawab pertanyaan-Nya itu. Lalu Dia berkata: "Mari
masuk, kamu yang berdiri di sana juga masuk, kamu, kamu, dan kamu
masuk!" Karena kamu memberi aku makan pada waktu Aku lapar, kamu
memberi Aku minum pada waktu Aku haus. Pada waktu telanjang, kamu
memberi Aku pakaian!"
Tukang sepatu tua ini sama sekali tidak mengerti cerita ini. Dia
berpikir-pikir tentang cerita itu. Kepalanya mulai terasa berat,
seperti mau tidur. Pada saat dia meletakkan tangannya di atas meja
sebagai tumpuan kepalanya, tiba-tiba terdengar suatu suara, "Jangan
takut, inilah Aku, pada hari ini juga Aku akan mengunjungimu!"
Tukang sepatu ini terkejut bukan kepalang. Suara siapakah itu?
Apakah itu suara Tuhan? Ah, tidak mungkin! Tuhan berada di surga.
Tuhan tidak mungkin mau datang di rumahnya yang kecil dan sempit
ini. Tapi bagaimana? Mungkin ini hanya mimpi saja. Walaupun
demikian, dia tidak bisa melepaskan pikiran dari hal itu. Dia pasti
menerima seorang Tamu Istimewa pada hari ini.
Hari masih pagi. Dia mulai memasak air panas untuk kopi dan membuat
sedikit roti. Dia meletakkan juga sebuah panci air di atas tungku
untuk sup. Dia memasukkan sedikit kentang dan daging ke dalam panci
itu, kemudian diaduknya pelan-pelan. Akhirnya sup itu matang, enak
sekali! Dia akan makan pada jam 12 tengah hari nanti. Sekarang belum
jam dua belas!
Di luar terdengar suara lonceng gereja berdentangan. Dia melihat
orang-orang pergi ke gereja. Dia tidak pergi ke gereja karena dia
sudah tua dan tidak ada seorang pun yang menolongnya. Hawa di luar
rumah sangat dingin karena memang begitulah dingin di negeri Rusia
ini. Jadi, lebih baik dia tinggal di rumah saja! Dia bisa membaca
Alkitab. Walaupun dia tidak bisa pergi ke pesta Natal di gereja,
dia bisa membaca Alkitab dan berdoa sendiri. Lagipula dia berpikir
bahwa pada hari ini dia akan menerima tamu di rumahnya, Tuhan mau
datang ke rumahnya!
Pada saat itu, dia mendengar bunyi kericik di luar. Seorang penyapu
jalan sedang sibuk menyingkirkan salju dari jalan supaya setiap
orang bisa berlalu lalang dengan baik. Kadang-kadang salju jatuh
sampai setinggi satu meter, sehingga tidak ada orang yang bisa
melewati tempat itu. Belum lagi dahan yang berjatuhan di sana-sini
yang lebih mempersulit perjalanan. Tukang sapu itu membersihkan
jalan dengan susah payah karena suhu yang sangat dingin.
Pak Panov merasa iba, dia segera memanggil tukang sapu jalan itu
untuk masuk ke rumahnya, untuk sejenak menghangatkan badan. Dia
berkata, "Mari masuk, di sini sedikit hangat!"
"Oh, saya sangat senang bisa masuk untuk sekadar beristirahat, hawa
di luar sangat dingin."
"Silakan duduk! Apakah bapak mau minum kopi?"
"Ya, terima kasih!"
"Saya punya beberapa ketul roti. Saya sedang menunggu tamu."
Lima belas menit kemudian tukang sapu jalan itu meminta diri.
"Terima kasih banyak, saya sudah merasa hangat. Sekarang saya harus
bekerja kembali." Pak Panov kembali duduk sendirian sambil menunggu
Tuhan yang mau mengunjunginya. Hari sudah sedikit lebih siang,
kira-kira jam sembilan, tetapi tamunya belum muncul juga.
Tidak jauh dari situ terletak kantor walikota. Bapak walikota sedang
menerima tamu. Tamu bapak walikota ini datang dengan kereta yang
ditarik dengan beberapa ekor kuda, ia seorang pegawai tinggi.
Kusirnya duduk di luar kereta, di bagian depan kereta kuda itu.
Sedangkan pegawai tinggi pemerintah itu duduk di dalam kereta dengan
pakai bulu tebal yang indah. Orang itu datang mengucapkan "Selamat
hari Natal" kepada bapak walikota. Ketika ia masuk ke dalam rumah
bapak walikota, sang kusir tetap duduk kedinginan di atas kereta.
Pak Panov melihat ke arah kusir itu. Dia sangat takut jika si kusir
itu mati kedinginan. Pak Panov segera berteriak memanggil kusir itu,
"Eeeh, mari ke sini, tunggulah tuanmu itu di sini, di dalam rumahku.
Tuanmu pasti akan tinggal sedikit lama dalam rumah bapak walikota.
Jadi, sebaiknya kamu tunggu beliau di sini. Lagi pula beliau sedang
makan enak di situ, sedangkan kamu tidak mendapat apa-apa." Alangkah
senangnya hati kusir itu, dia segera turun dari kereta itu dan masuk
ke dalam rumah Pak Panov.
"Terima kasih, di luar sangat dingin. Bolehkah saya duduk dekat
tungku api itu?"
"Silakan. Apakah bapak mau minum kopi? Saya punya sedikit sup
hangat, kalau bapak mau."
"Ya, terima kasih!"
Setelah makan sedikit sup dan minum secangkir kopi hangat, si kusir
itu ingin meneruskan ceritanya, tetapi Pak Panov menyela "Hari
ini saya mau menerima seorang Tamu Istimewa, Tuhan Yesus mau datang
mengunjungi saya!"
"Tuhan Yesus mau mengunjungi bapak?" tanya orang itu keheranan.
"Tidak mungkin, Dia sudah lama datang di Betlehem!"
"Ya, tapi ini benar, Tuhan sudah berjanji pada saya!"
Kusir ini menjadi bingung lalu segera minta permisi. Dia berpikir
bahwa Pak Panov ini sudah tua, jadi kepalanya tidak begitu beres
lagi. Dia duduk kembali di atas kereta sampai tuannya keluar dari
rumah bapak walikota.
Hari sudah kira-kira jam sepuluh. Semua orang sudah masuk ke gereja.
Tidak terdengar langkah kaki seorang pun di luar, keadaan sangat
sunyi.
Bapak Panov berpikir: "Jam berapakah datangnya tamu saya ini?
Mungkin malam hari!"
Satu hingga dua jam ia menunggu tamunya itu.
"Aduh, sudah hampir jam dua belas!"
Ketika dia melongokkan kepalanya, dia melihat seorang ibu sedang
bersandar pada dinding rumahnya dengan kain selendang di badannya.
Seorang ibu di luar? Sendirian? Dalam cuaca sedingin ini? Hal ini
tidak baik!
Bapak Panov berkata, "Ibu, ibu, mari masuk ke sini! Jangan berdiri
di luar!"
Ibu itu menjawab, "Saya tidak punya rumah, saya sudah diusir dari
rumah saya, apa gunanya saya masuk ke rumah bapak! Bapak punya
rumah, tetapi saya? Biarlah saya berdiri sejenak di sini saja!"
"Ayo, kemarilah! Apa yang ada dalam selendang ibu itu?"
"Ini anak saya, tetapi tidak mengapa, biarkanlah kami. Ini sudah
menjadi nasib kami!"
"Aduh ibu, jangan begitu. Silakan masuk! Jangan malu! Saya seorang
tua, jadi jangan takut!"
Bapak Panov membuka pintu dan mempersilakan ibu dan anaknya itu
masuk
"Aduh saya hampir mati kedinginan. Oh, saya senang, hangat betul
rumah bapak ini."
"Apakah ibu lapar?"
"Ya, saya belum makan sejak dari kemarin pagi."
"Dan bagaimana dengan anak ibu "
"Belum ada sesuatu pun yang dia makan sejak...." Ibu itu tidak bisa
menghabiskan perkataannya.
"Ini ada sedikit sup dan roti. Ambillah piring ini dan makanlah!"
Ibu dan anaknya itu makan dengan lahap. Bapak Panov melihat cara
mereka makan dengan mulut ternganga, seakan-akan mereka belum makan
selama sebulan. Bapak Panov sangat senang akan hal itu. Di saat yang
sama, bapak Panov melihat kaki anak kecil itu, hanya berkaos kaki
sama sekali tidak bersepatu! Luar biasa untuk cuaca yang dingin pada
musim salju ini. Kasihan! Hal ini sangat tidak lumrah. Pikiran Pak
Panov berputar keliling. Tiba-tiba dia melihat ke arah dinding.
Pada dinding rumahnya itu tergantung sepasang sepatu anak-anak.
Sepasang sepatu itu telah lama tergantung di situ, sudah 30 tahun.
Sepatu itu dia buat sendiri untuk anaknya karena pada waktu dia
menikah, dia berkata "Kalau saya dikaruniai seorang anak, maka anak
saya itu harus memiliki sepasang sepatu yang terbagus!" Lalu dia
membuat sepasang sepatu yang sangat bagus. Tetapi istrinya meninggal
dunia tidak lama kemudian. Dia tidak memiliki keturunan. Bapak Panov
ini berpikir, "Untuk apa saya menggantung sepatu ini di dinding
selama tiga puluh tahun?" Dia menurunkan sepatu itu dari dinding dan
berkata, "Ibu, saya ingin memberikan sepatu ini kepada anak ibu."
"Aduh Pak, saya tidak memiliki uang sepeser pun. Sepatu ini sangat
bagus, sangat mahal tentunya. Harganya mungkin puluhan ribu. Oh,
maaf Pak, saya tidak bisa membayarnya!"
"Ah tidak mengapa, harganya sekitar empat puluh ribu, tapi ibu tidak
perlu membayarnya. Saya mau memberikan sepatu ini kepada anak ibu.
Kalau tidak, kasihan, kakinya bisa sangat kedinginan. Mari coba saya
pasangkan buat anak ibu! Aduh, cocok sekali dengan ukuran kaki anak
ini, pakaikanlah kepadanya! Kalau ibu sudah merasa hangat, maaf ibu,
saya sedang menunggu seorang tamu yang akan datang mengunjungi saya.
Jadi.... "
"Oh tidak mengapa, saya minta permisi sekarang juga. Terima kasih
banyak, Pak!"
"Baiklah ibu, barangkali ibu bisa kembali esok hari. Sekarang saya
sedang menunggu tamu saya." Waktu berjalan dengan cepat. Jam satu,
jam dua, bapak Panov menjadi tidak sabar lagi. Dia berkata,
"Bagaimana ini, Tuhan?"
Ada beberapa orang lagi yang berjalan di luar, dia mengundang mereka
masuk dan memberi mereka makan dan minum. Setelah lima belas menit,
dia berkata kepada orang-orang itu, "Saya sedang menunggu tamu,
Tuhan Yesus akan datang ke rumah saya ini!" Orang-orang itu berkata
"Bapak Panov, apakah bapak sudah gila? Hal itu tidak mungkin!"
"Tapi, pagi tadi saya dengar suara-Nya. Ia berjanji untuk datang
hari ini!"
Hari sudah mulai gelap, kira-kira jam enam. Masih tersisa sedikit
kopi, dan beberapa kerat roti. Sup sudah habis dilahap beberapa
orang. Bapak Panov berkata dalam hati, "Aduh bagaimana ini, kalau
Tuhan Yesus datang nanti, saya tidak bisa memberikan apa pun
kepada-Nya."
Lalu beliau mulai mengantuk dan jatuh tertidur di atas meja. Pada
saat itu bapak Panov mendengar suara, "Bapak Panov, terima kasih,
sebab engkau sudah memberi makan dan minum kepada-Ku. Terima kasih
juga untuk sepasang sepatu yang indah itu!"
Bapak Panov terkejut dari tidurnya, lalu langsung berkata, "Siapakah
itu?"
"Aku, Yesus, Aku sudah datang mengunjungimu!"
"Aduh Tuhan Yesus, saya sudah seharian menunggu Engkau, tapi tidak
melihat Engkau!"
"Oh, kamu tidak melihat-Ku? Pada saat si tukang sapu jalan masuk
dalam rumahmu, Aku juga masuk ke dalam rumahmu. Pada waktu kusir
yang kedinginan itu kamu undang masuk ke rumahmu untuk duduk
memanaskan diri dekat tungku apimu, Aku masuk juga bersamanya.
Apalagi ketika ibu miskin dan anak yang kau beri sepatu itu,
menurutmu siapa yang masuk ke rumahmu itu? Itulah Aku! Aku sudah
mengunjungimu selama tiga, empat, lima, bahkan sepuluh kali pada
hari ini!"
"Oh Tuhan bagaimana semua ini bisa terjadi?"
"Pagi tadi engkau sudah membaca Alkitabmu, lalu Aku yang membuat
semuanya terjadi."
"Oh Tuhan, terima kasih banyak! Engkau mengunjungiku selama sepuluh
kali. Saya senang sekali, saya puji Engkau!
"Kamu juga nantinya akan menjadi tamu-Ku di Surga! Sekarang sudah
tersedia tempat bagimu di surga! Sebab engkau adalah anak yang baik"
kata Tuhan Yesus.
Demikianlah anak-anak, cerita dari Rusia ini sudah berumur dua ratus
tahun. Cerita ini diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anak
mereka di hari Natal. Cerita ini juga cerita untukmu karena sering
kali kita berkata, "Kita suka melihat Tuhan Yesus! Kalau Ia berada
di dekat kita, tentunya Dia mau mengangkat segala susah kita!"
Tetapi Tuhan Yesus itu ada. Ya, Ia sudah menjanjikan hal itu, dan
kita bisa menolong-Nya juga. Jika ada seorang teman yang mengalami
kesusahan dan kita menolongnya, maka sebenarnya kita sudah menolong
Tuhan Yesus. Setiap kali jika kita memberikan persembahan di gereja,
kita memberikannya untuk Tuhan Yesus supaya uang itu digunakan
seperlunya. Kita bisa menolong Tuhan Yesus setiap hari.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel: Pace Panov
Judul buku: Cerita-Cerita Bahagia
Penyusun: Lutze & Make van der Graaf
Penerjemah: Ot Loupatty
Penerbit: Foundation Child and World
Halaman: 2 -- 9
_____________________________________________________________________
WARNET PENA
ARTIKEL NATAL
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id391.htm
Setiap perayaan Natal tentu membawa kesan yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Perayaan Natal dapat melahirkan cerita, kesaksian, dan
peristiwa yang menjadi kenangan berharga sehingga tidak bisa
dilupakan begitu saja. Anda pun dapat ikut merasakan betapa baiknya
Tuhan dalam hidup setiap orang dengan membaca artikel Natal di situs
YESAYA (Yesus Sayang Saya) ini. Situs berbahasa Indonesia ini
menyajikan berbagai artikel tentang peristiwa Natal dan Adven. Situs
ini memunyai tampilan yang sederhana dengan desain yang tidak
mencolok. Pengunjung awam akan sangat mudah untuk menemukan
artikel-artikel Natal, karena di halaman pertama sudah disediakan
daftar-daftar artikel. Situs yang menarik dan mampu membawa
pengunjung merasakan kehidupan Natal di waktu sekarang dan
sebelumnya. Segera kunjungi situs ini dan dapatkan hal-hal menarik
di dalamnya. (STL)
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip
e-BinaAnak: http://pepak.sabda.org/epublish/1 Pusat Elektronik
Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak
Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|