|
|
e-BinaAnak -- Pelayan Anak yang Mencintai Firman Tuhan (I)
695/Januari/I/2015
"Selamat Tahun Baru 2015!"
Terimalah salam dari kami, segenap redaksi e-BinaAnak, untuk mengawali
perjumpaan kita pada tahun yang baru ini. Apa saja resolusi-resolusi
tahun baru yang sudah Rekan-Rekan buat? Apakah salah satunya adalah
komitmen untuk mencintai Alkitab dan hidup dalam kebenaran-Nya setiap
hari? Ya, pada tahun ini, e-BinaAnak akan lebih banyak mengangkat tema
seputar "Alkitab". Sebagai seorang pelayan Tuhan, memiliki hidup yang
bertumbuh dan berakar dalam kebenaran firman Tuhan merupakan sesuatu
yang tidak bisa ditawar. Tugas kita adalah mengajarkan kebenaran
firman Tuhan kepada anak-anak layan kita, maka kita harus menjadi
pelaku-pelaku firman terlebih dahulu. Kita tidak bisa menjadi pelaku
firman jika kita tidak mencintai dan tidak menghidupinya. Kehidupan
orang Kristen harus sepenuhnya dibangun di atas landasan kebenaran
firman Tuhan.
Tahun yang baru menyimpan tantangan tersendiri bagi dunia pelayanan
anak. Banyak hal dalam dunia ini yang dapat membawa anak-anak jauh
dari kebenaran firman Tuhan. Tuhan memanggil kita untuk membawa anak-
anak itu datang kepada-Nya, termasuk untuk membawa mereka mencintai
firman-Nya. Hal tersebut harus dimulai dari kita sendiri. Sudahkah
kita, para pelayan Tuhan, sungguh-sungguh mencintai Alkitab? Sudahkah
kita, menjadi pelaku-pelaku firman-Nya? Marilah kita saling mendoakan
agar Tuhan Yesus memampukan kita untuk membaca, belajar, bertumbuh,
dan melakukan firman-Nya hari lepas hari. Kiranya sajian dalam edisi
ini menolong kita untuk memiliki komitmen semakin mencintai firman
Tuhan.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >
"Ketidaktahuan akan Alkitab menyebabkan ketidaktahuan tentang
Kristus." (Daniel Hyde)
ARTIKEL: MENGASIHI ALLAH DENGAN MENCINTAI FIRMANNYA
Cinta adalah hal yang kompleks. Bertentangan dengan gagasan populer,
cinta bukanlah perasaan atau emosi yang dapat membuat Anda jatuh ke
dalamnya dan kemudian Anda bisa keluar dari situ. Cinta adalah hal
yang kompleks, yang berarti cinta melibatkan banyak hal. Sebuah
pernyataan klasik mengatakan bahwa kemampuan manusia terdiri dari
pikiran, kemauan, dan kasih sayang. Hal ini berarti cinta berakar pada
pengetahuan; cinta dilaksanakan dalam keputusan yang disengaja; dan
cinta dilakukan dalam kasih sayang. Mencintai seseorang melibatkan
semua hal ini. Mencintai seseorang berarti Anda juga harus menyukai
hal-hal mengenai orang itu. Hal ini adalah yang paling benar dari
cinta kepada Allah. Kita mengasihi Dia, dan kasih itu yang menuntun
kita untuk mencintai segala sesuatu tentang Dia. Salah satu hal adalah
firman-Nya. Mengasihi Allah adalah mengasihi firman-Nya. Mazmur 119
berkata, "Oh, betapa aku mencintai Taurat-Mu!" (ayat 97).
Karena firman Tuhan adalah sarana yang dipakai Allah untuk berbicara
kepada kita, kita harus mengasihi dan menggunakannya. Bagaimana cara
kita mengasihi firman-Nya?
1. Tugas Saya Adalah Membaca Firman Tuhan
Saya mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya. Oleh karena itu,
tugas saya adalah membacanya. Sama seperti kita memberi hadiah karena
kita mencintai seseorang, dan mereka membuka hadiah itu sebagai
balasan cinta kasih dan rasa syukur, begitu pula dengan Allah. Ia
telah menunjukkan kasih-Nya bagi umat-Nya dengan mengaruniakan firman-
Nya. Seperti kata pemazmur, "Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak
berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak
mereka kenal. Haleluya!" (Mazmur 147:19-20). Tunjukkan kepada Allah
bahwa Anda mencintai-Nya dengan membaca firman-Nya. Alkitab
menjelaskan bahwa kita dapat melakukan ini dalam tiga cara.
a. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita
membacakannya untuk umum. Hal ini juga dilakukan dalam rumah ibadat
Yahudi kuno, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus. Ia masuk ke rumah
ibadat dan membaca dari kitab Nabi Yesaya (Lukas 4:16-24). Hal ini
juga dilakukan di gereja Kristen kuno, sebagaimana dibuktikan oleh
kata-kata Paulus (1 Tesalonika 5:27; Kolose 4:16). Hal ini berlanjut
dalam gereja kuno. Sebagai contoh, Justin Martyr berkata, "Pada hari
yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota atau di negara
berkumpul bersama pada satu tempat, dan memoar para rasul atau tulisan
para nabi dibacakan, selama waktu memungkinkan." (First Apology, ch.
67) Dan, Tertullian berkata, "Kami berkumpul untuk membaca tulisan-
tulisan suci kami ... dengan kata-kata suci, kami memelihara iman,
menghidupkan harapan, dan kami membuat kepercayaan diri kami lebih
kokoh." (Apology, ch. 39)
b. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita
membacanya dalam keluarga. Musa mendesak umat Israel, dengan berkata,
"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-
anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun" (Ulangan 6:6-7). Praktik yang dilakukan umat perjanjian
ini dialami juga oleh Timotius: "Tetapi hendaklah engkau tetap
berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini,
dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang
dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus Yesus" (2 Timotius 3:14-15). Pembacaan
Alkitab dalam keluarga diperlukan untuk menanamkan kekristenan dalam
diri anak-anak kita. Studi menunjukkan generasi muda di gereja-gereja
Amerika meninggalkan gereja tersebut. Jadi, bukankah mengherankan jika
orang tua zaman ini, terutama ayah, justru tidak meluangkan waktu
untuk membaca firman bersama anak-anak mereka? Ketidaktahuan akan
Alkitab menyebabkan ketidaktahuan tentang Kristus.
c. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya ketika kita
membacanya secara pribadi. Mazmur 1 berbicara tentang bentuk tunggal
"orang" (ayat 1) yang diberkati karena kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam (ayat 2). Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil (ayat 3). Mazmur 119 juga merupakan perenungan seorang
percaya: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang
hari" (ayat 97). Merenungkan firman membuat seseorang "lebih
bijaksana" (ayat 98), menjadikan seorang saleh (ayat 101), dan
memberikan kita kesenangan rohani karena firman adalah "lebih manis
daripada madu bagi mulutku!" (ayat 103). Inilah sebabnya mengapa
seorang penulis berkata, "Mengabaikan pembacaan firman Tuhan, sama
dengan merendahkan jiwa kita sendiri, dan menjauhkan diri kita dari
sarana anugerah/kasih karunia yang telah ditetapkan Allah." Jika Anda
mencintai Allah, adalah tugas Anda untuk membaca firman Allah!
2. Kesenangan Saya Adalah Menerima Firman-Nya
Saya mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya. Oleh karena itu,
saya senang untuk menerimanya. Sekali lagi, pikirkanlah tentang
menerima hadiah. Kata "hadiah" hanyalah cara lain untuk mengatakan
"pemberian". Dan, apakah arti dari kata "pemberian" itu? Kata ini
berarti tindakan kasih karunia, bahwa seseorang memberikan sesuatu
bukan karena Anda layak mendapatkannya, tetapi karena mereka
memutuskan untuk mengungkapkan cinta mereka.
Dalam Mazmur 119, kita dapat membaca bahwa ada sepuluh kali pemazmur
memuji Tuhan yang mengatakan mengenai "kesukaan/kegembiraannya dalam
Firman" karena menerima firman Tuhan (Mazmur 119:14, 16, 24, 35, 47,
70, 77, 92, 143, 174). Mengapa? Karena firman Tuhan adalah firman yang
hidup dari Tuhan untuk kita, umat-Nya. Pemazmur juga menggambarkan
kegembiraannya dalam firman dan membandingkannya dengan hal-hal yang
menyenangkan. Dia membandingkan firman dengan emas dan perak dalam
ayat 72, "Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada
ribuan keping emas dan perak", (baca juga ayat 127). Dia membandingkan
firman dengan madu dalam ayat 103, "Betapa manisnya janji-Mu itu bagi
langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku." Di tempat lain
dalam Alkitab, kita membaca firman diibaratkan dengan "pedang" yang
membela atas musuh-musuh rohani (Efesus 6:17). Firman diibaratkan
dengan "lampu" yang menuntun kita (Mazmur 119:105). Firman diibaratkan
dengan "susu" yang memelihara jiwa kita (1 Petrus 2:2).
Jika kita mengasihi Allah, adalah tugas kita untuk membaca firman dan
adalah kesukaan bagi kita untuk menerimanya sebagai firman dari Allah
yang benar dan hidup. (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Ligonier Ministries
Alamat URL: http://www.ligonier.org/blog/word-god-how-am-i-love-god-loving-it/
Judul asli artikel: The Word of God: How Am I to Love God by Loving It?
Penulis artikel: Daniel Hyde
Tanggal akses: 23 Desember 2014
BAHAN MENGAJAR: ISTANA YANG RUBUH
Bacaan Alkitab:
"Dan, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, akan menjadi seperti orang bodoh yang membangun rumahnya
di atas pasir." (Matius 7:26, AYT DRAFT)
Penyampaian:
Di tepian pantai itu, Hopi sedang bermain-main dengan pasir.
Tampaknya, Hopi sedang membangun sesuatu dengan pasir itu. "Ehm, apa
ya, yang sedang dibuat Hopi?" tanya Papa dalam hati. Papa pun
menghampiri Hopi dan mencoba menanyakannya.
"Hopi sedang membangun istana, Pa! Bagaimana menurut Papa?" kata Hopi
penuh semangat.
"Wah, bagus sekali, Hopi, sangat indah! Tetapi ...," jawab Papa tidak
melanjutkan kata-katanya.
"Tetapi, apa, Pa?" tanya Hopi penasaran.
"Ya, istana pasirmu ini bentuknya sangat indah, tetapi tidak cukup
kuat menahan datangnya ombak laut," jawab Papa.
Tak lama kemudian, tiba-tiba datanglah ombak cukup besar menuju
pantai. "Awas Hopi, ayo kita menjauh!" ajak Papa. Hopi pun langsung
berlari menjauhi ombak itu bersama papanya. Ombak itu cukup besar
sampai menerjang istana pasir buatan Hopi. Setelah ombak itu berhenti,
Hopi terkejut karena istana pasirnya lenyap.
"Wah, benar kata Papa. Istana pasirku tidak kuat menahan datangnya
ombak laut," kata Hopi sambil mengerutkan dahinya.
Penjelasan dan Aplikasi:
Sahabat Kristus, Tuhan Yesus mengumpamakan kalau orang yang mendengar
firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang
bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kalau hujan dan banjir
datang, rumah itu pasti roboh dan rusak. Nah, rumah itu adalah
gambaran hidupmu. Kalau kamu mendengar firman, tetapi tidak pernah mau
melakukannya, maka hidupmu akan seperti istana pasir yang roboh waktu
diterjang ombak laut. Jadi, ayo lakukan firman Tuhan yang kita dengar!
Diambil dari:
Judul buku: Renungan Harian Anak, Volume 03
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 2014
Halaman: Hari ke 1
STOP PRESS: ANDROID.SABDA.ORG: APLIKASI UNTUK BACA/BELAJAR ALKITAB
Dapatkan sekarang juga! Aplikasi Renungan e-RH PSM (Pagi, Siang, dan
Malam) dan SABDA Alkitab (dulu Yuku Android) akan menolong Anda untuk
bersaat teduh, membaca, belajar, dan berbagi firman Tuhan secara
sistematis setiap hari. Renungan e-RH PSM dan SABDA Alkitab dapat
diperoleh GRATIS melalui situs android.sabda.org. Jangan tunda lagi!
Instal dan bagikan kedua aplikasi tersebut agar Anda dapat menikmati
firman Tuhan tanpa Internet, "kapan pun dan di mana pun", sesuai
dengan motto YLSA -- Bible Everywhere!!
Informasi selengkapnya, kunjungi:
http://android.sabda.org
http://labs.sabda.org/Alkitab
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|