|
|
e-BinaAnak -- Melayani Generasi "Digital Native" (II)
Edisi 705/Mei/II/2015
Salam sukacita,
Seorang guru adalah seorang pembelajar. Dia dapat belajar dari mana
saja, termasuk dari muridnya. Banyak guru bisa mengatasi gagap
teknologi karena membuka diri untuk belajar dari para generasi digital
yang adalah murid-muridnya sendiri. Kesenjangan teknologi antara guru
dan murid bisa dijembatani, yang penting para guru yang melayani anak-
anak mau menerima hal tersebut sebagai fakta, dan bersedia belajar
dari anak-anak layannya.
Minggu ini, kami hadirkan tip yang merupakan sambungan dari artikel
pada edisi e-BinaAnak 704 yang lalu. Kiranya tip ini makin memberikan
pencerahan kepada kita, para pelayan anak, dalam melayani para
generasi digital abad ini. Simak pula bahan mengajar yang dapat
menolong Anda untuk menggunakan teknologi digital dalam pengajaran
firman Tuhan. Kiranya ini menjadi berkat.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>
"Teknologi digital dapat menolong para pelayan anak untuk mengajarkan
firman Tuhan kepada para generasi digital. Jangan takut untuk
menggunakan teknologi dalam kelas Anda."
TIP: MENGAJAR GENERASI DIGITAL: MENJEMBATANI PEMISAHAN
Perhatikanlah, pesan dari orang-orang yang terbiasa maupun yang tidak
terbiasa dengan gagasan generasi digital. Mereka menyatakan bahwa
anak-anak zaman sekarang tersistem untuk belajar dengan cara yang
berbeda dari orang dewasa sebelum mereka. Mereka mendesak agar orang-
orang dewasa yang melayani anak-anak menerima hal tersebut sebagai
fakta, dan bersedia belajar dari anak-anak yang ingin mereka didik.
Gunakan petunjuk ini untuk menciptakan lingkungan tempat anak-anak
tidak akan menjadi "loyo" ketika mereka memasuki pintu Anda -- bahkan,
jika Anda tidak memiliki akses kepada teknologi terbaru atau terhebat.
1. Biarkan anak-anak mengajarkan Anda.
Mengakui bahwa Anda tidak menguasai teknologi terbaru akan mendorong
anak-anak untuk menunjukkan benang merahnya, menunjukkan mainan
teknologi mereka yang keren, dan menemukan cara untuk membawa
teknologi baru dan firman Tuhan secara bersama-sama. Anda mungkin
memiliki aturan tentang penggunaan ponsel selama Anda sedang bersama-
sama (dan Anda harus melakukannya, selama aturan tersebut disepakati
bersama), tetapi hal ini mengharuskan Anda mencari cara untuk
membiarkan anak-anak menggunakan alat-alat teknologi mereka selama
pelajaran berlangsung dengan cara yang menguntungkan semua orang.
2. Biarkan anak-anak belajar dengan melakukan.
"Kebanyakan teknologi yang ditawarkan kepada guru adalah gambar dan
video, yang tidak ada peningkatan sama sekali," keluh Prensky.
Sebaliknya, ia menganjurkan untuk membiarkan anak-anak belajar secara
mandiri. Hal ini meminta kita melepaskan kontrol dan menjadi pemandu,
bukan ahli. Ajukan pertanyaan, paparkan tantangannya, dan berikan
studi kasus. Kemudian, biarkan anak-anak berkolaborasi untuk mengatasi
tantangan.
3. Pembelajaran yang terpupuk.
Berilah anak-anak tantangan yang memungkinkan mereka mengeksplorasi
dan memanfaatkan peralatan dan waktu yang mungkin tidak Anda miliki di
kelas. Jika Anda menantang anak-anak untuk menemukan banyaknya
aplikasi ponsel yang berhubungan dengan Musa sesuai kemampuan mereka
dalam satu minggu, atau menulis pesan kepada seseorang dengan kata-
kata iman yang menguatkan setiap hari selama sebulan, Anda membuat
mereka mengeksplorasi iman dengan cara yang alami dan menarik bagi
mereka.
4. Sering-seringlah berubah.
Otak anak-anak terprogram untuk mengalami perubahan yang cepat, berkat
teknologi. Jadi, jangan mengharapkan mereka memperhatikan sesuatu
selama lebih dari beberapa menit. Dale Hudson, rekanan-penulis
"Turbocharged: 100 Simple Secrets to Successful Children`s Ministry"
(100 Rahasia Sederhana untuk Pelayanan Anak yang Sukses - Red.),
menyarankan untuk "merancang format Anda dalam bagian-bagian yang
berlangsung selama 1 -- 5 menit. Dengan menciptakan bagian singkat,
Anda sedang menciptakan permulaan yang banyak dan menghentikan bagian-
bagian sepanjang waktu itu. Setiap beberapa menit, Anda menghitung
mundur kembali jangka perhatian internal anak-anak".
5. Kembangkan lingkungan yang kolaboratif.
Anak-anak Anda sepertinya sangat membutuhkan hubungan satu sama lain.
Jadi, mintalah anak-anak bekerja sama dalam kelompok atau berpasang-
pasangan ketika mereka belajar dari firman Tuhan. Carilah sumber-
sumber dari media sosial yang dapat menolong mereka untuk belajar
firman Tuhan secara daring. Anak-anak dapat membentuk kelompok
tertutup untuk mengobrol dan bertatap muka secara daring. Pasanglah
pesan di website gereja Anda untuk anak-anak, atau izinkan mereka
membuat konten untuk halaman pelayanan anak-anak Anda.
6. Menyusup.
Anda mungkin tidak memiliki komputer di kamar. Anda mungkin tidak
memiliki gawai yang canggih. Anda mungkin tidak tahu bagaimana
mengirim SMS. Tidak masalah. Anda tidak perlu menjadi ahli dalam
segala hal, tidak ada persyaratan pekerjaan semacam itu. Hal yang Anda
butuhkan adalah kemauan untuk belajar, atau setidaknya kemauan untuk
hidup berdampingan bersama teknologi dengan rukun. Jika Anda merasa
sangat menginginkannya, luangkanlah waktu untuk menemukan teknologi
yang ada. Buatlah akun Facebook. Cermatilah teknologi yang
bermunculan. Carilah informasi tentang dunia tempat anak-anak hidup.
7. Libatkan anak-anak Anda.
Terlepas dari keahlian dan ketersediaan teknologi yang terlihat di
kamar Anda, ada satu denominator umum yang perlu diingat: Semua anak
ingin dan perlu dilibatkan. Selain teknologi, selain cara yang Anda
ketahui. Otak anak-anak "lapar" untuk terlibat aktif dalam banyak hal,
itulah cara terbaik mereka dalam belajar. Jadi, kerahkanlah semua
untuk memancing anak-anak dan membuat mereka tetap berada di jalur --
dalam pilihan kurikulum, gaya mengajar, pengalaman-pengalaman, dan
misi Anda. Asah fokus Anda sehingga Anda dapat belajar dan
bereksplorasi bersama-sama.
Tidak ada keraguan: Anak-anak saat ini menguasai teknologi secepat
perubahan inovasi. Mereka siap mempelajari lapisan program baca tulis
yang tidak terbayangkan beberapa dekade yang lalu. Sebagai pemimpin
dan guru mereka, pergilah bersama mereka -- berusahalah tanpa takut ke
dalam bentangan yang berkembang sangat pesat dan menakjubkan ini
bersama anak-anak Anda. Jangan takut untuk membiarkan mereka memimpin
langkah ini, rayakanlah ketika mereka berjalan dengan "bersemangat"
menuju pintu Anda. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Children Ministry
Alamat URL: http://childrensministry.com/articles/teaching-digital-natives/
Judul asli artikel: Teaching Digital Natives
Penulis artikel: Jennifer Hooks
Tanggal akses: 17 April 2015
BAHAN MENGAJAR: MENIKMATI PEMELIHARAAN ALLAH
Ditulis oleh: Davida
Bacaan Alkitab: Matius 6:25-34
Tujuan:
1. Mengajar anak untuk mengamati pemeliharaan Allah melalui hal-hal
sederhana yang mungkin mereka lewatkan setiap hari.
2. Mengajarkan tentang berharap kepada Allah setiap waktu.
3. Mendorong anak-anak untuk selalu percaya kepada Allah, apa pun
keadaan hidup mereka.
Materi untuk Persiapan Guru:
Secara garis besar, Matius 6:25-34 merupakan penjabaran mengenai
perintah Allah untuk jangan khawatir. Menurut Matthew Henry, nyaris
tidak ada satu pun dosa yang diperingatkan Yesus, Tuhan kita, kepada
murid-murid-Nya dengan lebih panjang lebar dan lebih sungguh-sungguh,
atau yang untuknya Ia mempersenjatai mereka dengan penjelasan-
penjelasan yang lebih beragam, daripada dosa mengkhawatirkan
kebutuhan-kebutuhan hidup yang membuat gelisah, bingung, dan waswas.
Sikap seperti ini merupakan pertanda buruk bahwa baik harta maupun
hati berada di bumi. Oleh sebab itu, Ia sangat menekankan masalah ini.
Dalam era digital ini, salah satu bahaya yang mengancam anak-anak
adalah pola hidup yang konsumtif karena membanjirnya iklan produk-
produk yang menggiurkan mereka. Hal-hal yang sebenarnya tidak mereka
butuhkan justru membuat mereka khawatir dan gelisah karena tidak bisa
memiliki barang seperti yang dimiliki oleh teman-teman mereka. Oleh
karena itu, kita perlu membawa anak-anak kembali kepada Alkitab bahwa
Allah memelihara mereka dengan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Bila
untuk hal-hal yang menjadi kebutuhan hidup saja anak-anak tidak boleh
khawatir, apalagi untuk hal-hal yang bukan kebutuhan hidup untuk
memuaskan nafsu materialisme mereka. Kiranya hal ini juga menjadi
pelajaran dan peringatan penting bagi para guru sendiri.
Untuk penggalian Alkitab khusus perikop ini, Anda bisa menyimak dalam
situs Alkitab SABDA di URL:
http://alkitab.sabda.org/verse_commentary.php?book=40&chapter=6&verse=25
Persiapan Aktivitas:
1. Bagilah anak-anak ke dalam beberapa kelompok, dan dalam setiap
kelompok pastikan ada anak-anak yang membawa gadget/gawai yang bisa
dipakai untuk memotret (jika perlu, umumkan seminggu sebelumnya
untuk anak-anak membawanya).
2. Siapkan beberapa gambar di slides show (jika ada fasilitas LCD
proyektor) atau potongan gambar dari kalender/majalah/dsb.:
- Gambar makanan pokok (nasi, lauk, sayur) dan gambar makanan cepat
saji (burger, es krim, pizza, dsb.).
- Gambar minuman (air putih, susu, teh) dan gambar minuman bersoda.
- Gambar pakaian-pakaian biasa yang sederhana dan gambar pakaian-
pakaian mewah.
- Gambar permainan tradisional dan gambar permainan elektronik yang
canggih.
(Anda bisa tambahkan gambar lebih banyak lagi yang dapat
menunjukkan perbandingan antara barang-barang yang kita butuhkan
dengan barang- barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan
anak-anak dalam hidup sehari-hari.)
Garis Besar Kegiatan Bercerita Interaktif:
1. Mintalah anak-anak membaca bersama-sama dari Matius 6:25-34 melalui
Alkitab cetak atau gawai mereka.
2. Setelah itu, guru bisa memutarkan Alkitab Audio dari Matius 6:25-34
yang sudah disiapkan filenya dalam HP guru. Jika belum punya, Anda
bisa mendapatkan filenya di:
http://media.sabda.org/alkitab_audio/tb/pb/mp3/mobile/01_matius/01_mat06.mp3
3. Tanyakan kepada anak-anak pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dan
jelaskan dengan rinci setiap kali anak-anak selesai menjawab
pertanyaan Anda.
- Larangan apa yang Tuhan Yesus perintahkan kepada murid-murid-Nya?
- Apa yang Tuhan Yesus minta untuk diperhatikan oleh murid-murid-Nya?
Mengapa?
- Menurutmu, mengapa Tuhan Yesus memberikan perintah tersebut kepada
murid-murid-Nya?
- Apakah kamu sanggup melakukannya dalam hidupmu?
Catatan: Anda bisa menambahkan pertanyaan yang lain lagi untuk
menggali lebih dalam ayat-ayat ini (sesuaikan dengan usia anak).
4. Setelah memberikan penjelasan tentang perikop Matius 6:25-34,
ajaklah anak-anak untuk keluar dari ruang kelas. Dengan gawai
mereka, mintalah mereka untuk memotret bunga-bunga atau binatang
apa pun yang dapat mereka ambil gambarnya. Setelah itu, mintalah
mereka untuk mengamati hasil foto mereka.
5. Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka
terhadap tumbuhan/binatang yang mereka ambil gambarnya. Dan, mereka
bisa menuliskan ucapan syukur mereka atas pelajaran tentang Allah,
dihubungkan dengan firman Tuhan hari itu setelah mengamati gambar
yang mereka ambil.
6. Jika ada akses internet, salah satu anak diperbolehkan mengunggah
(upload) hasil foto mereka di Facebook pribadi dan menuliskan
berkat firman Tuhan sehubungan dengan foto yang mereka ambil
tersebut sebagai keterangan pada foto.
Penutup:
1. Tutuplah dengan memberikan aplikasi kepada anak, seperti:
a. Ketika mereka khawatir tentang sesuatu hal dalam hidup, mereka
harus segera berdoa dan mengungkapkan perasaan mereka kepada
Tuhan.
b. Ketika melihat iklan di televisi/barang miliki teman dan mereka
juga ingin memilikinya, mereka harus mempertimbangkan apakah
barang tersebut merupakan kebutuhan atau hanya keinginan. [Untuk
lebih mempertajam aplikasi ini, tampilkan gambar-gambar yang
sudah Anda siapkan dalam persiapan aktivitas yang kedua di atas.
Minta mereka untuk menentukan mana yang merupakan kebutuhan dan
mana yang hanya keinginan.]
c. Setiap hari, mengucap syukurlah kepada Tuhan atas berkat
makanan, minuman, pakaian, dan pendidikan yang boleh mereka
terima.
2. Ajak anak-anak untuk menghafalkan: Matius 6:33.
3. Tutuplah dengan doa.
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK E-JEMMI
Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan
informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang
terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan
informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan
dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.
Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:
==> http://fb.sabda.org/misi
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|