|
|
e-BinaAnak -- Natal (II)
Edisi 721/Desember 2015
Salam sukacita,
Kelahiran Kristus, Sang Juru Selamat, tidak hanya menjadi bukti bahwa
Allah begitu mengasihi umat-Nya. Namun, kelahiran Kristus memberi
teladan bagi kita mengenai berbagai karakter baik dan mulia yang harus
ada dalam diri kita sebagai anak-anak Allah. Salah satu karakter yang
Ia perlihatkan melalui kelahiran Putra-Nya adalah kerendahan hati.
Simaklah sajian e-BinaAnak ini dengan saksama. Renungkan dan
bersyukurlah karena Allah membukakan kepada kita tentang kerendahan
hati. Marilah kita merespons pengajaran Allah ini dengan penuh ucapan
syukur dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada kesempatan ini, seluruh redaksi e-BinaAnak mengucapkan, "Selamat
hari Natal dan Tahun Baru 2016. Jangan lelah untuk melayani Tuhan
dalam membawa domba-domba kecil-Nya datang kepada-Nya. Tuhan Yesus
memberkati."
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>
Kita bisa hidup rendah hati karena Allah sudah lebih dahulu
melakukannya bagi kita. (Tilestian)
TIP: YESUS LAHIR
Bacaan: Lukas 2:1-7
Sebuah cerita tentang kesederhanaan.
Tidak seorang pun suka membayar pajak. Hampir setiap orang menggerutu
tentang hal itu. Akan tetapi, Maria dan Yusuf memiliki masalah lain.
Mereka harus pergi jauh-jauh dari rumah mereka di Nazaret ke Betlehem
untuk mengajukan nama mereka dalam daftar pajak. Pada masa itu, tidak
ada mobil, kereta api, atau pesawat. Banyak orang harus berjalan atau
naik keledai. Akan tetapi, pemerintah Roma dengan aturan tanah pada
saat itu mengatakan kepada mereka untuk pergi. Lalu, mereka pergi.
Yusuf berjalan. Maria naik ke atas seekor keledai. Sebab, ia akan
memiliki seorang bayi. Seorang bayi bisa lahir kapan saja.
Bayi Maria adalah bayi yang sangat istimewa. Ia bukan bayi Yusuf. Ia
adalah anak Allah. Allah adalah Bapa-Nya.
Perjalanan dari Nazaret ke Betlehem lama dan berat. Berjalan tidaklah
mudah. Akan tetapi, naik seekor keledai itu juga tidak mudah. Keledai
itu lari dengan cepat di atas jalan bebatuan. Maria berguncang ke atas
dan bawah di atas keledai selama berjam-jam. Akhirnya, mereka tiba di
Betlehem. Sekarang, mereka harus menemukan sebuah tempat untuk
tinggal. Akan tetapi, hanya ada satu penginapan di Betlehem.
"Kami tidak memiliki kamar lebih," kata pemilik penginapan. "Maaf."
Lalu, ia melihat Maria. Ia melihat bahwa dia akan memiliki bayi.
"Engkau boleh tinggal di kandang kami bersama dengan binatang-
binatang," katanya. "Hanya itu yang aku miliki."
Malam itu, binatang-binatang mengantuk sembari menyaksikan seorang
bayi laki-laki lahir. Maria membersihkan bayi itu dan membungkusnya
dalam secarik kain. Akan tetapi, di mana ia dapat membaringkannya? Apa
yang dapat menjadi tempat tidurnya? Tidak terdapat apa pun di kandang
tersebut, kecuali palungan, tempat makanan ditempatkan untuk binatang.
Maria membaringkan bayinya di dalam palungan. Itulah tempat tidurnya.
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia malam itu. Ia tidak datang ke
dalam istana dengan pakaian kerajaan. Ia tidak datang ke dalam rumah
orang kaya atau orang yang berkuasa, dengan makanan enak dan kamar
yang indah. Bayi Yesus, Anak Allah, datang ke dalam dunia di sebuah
kandang. Tempat tidur pertama-Nya adalah sebuah palungan, tempat
makanan binatang. Ibu dan ayahnya di dunia adalah orang-orang miskin,
yang hidup dengan bekerja sebagai tukang kayu. Bayi Yesus bahkan tidak
lahir di kota asalnya, tetapi jauh dari rumah di sebuah tempat
terpencil. Ia terlahir sebagai tunawisma.
Mengapa Allah mengutus Anak-Nya dengan cara ini? Mengapa Ia tidak
mengutus Anak-Nya dengan kekuatan yang besar? Yesus, Anak Allah,
datang ke bumi dalam kesederhanaan. Ia akan hidup dan mati di bumi ini
dalam kesederhanaan. Itulah sebabnya, Ia menginginkan kita semua yang
mengasihi-Nya mengikuti-Nya dengan kerendahan hati. Allah menginginkan
umat-Nya untuk melayani, taat, untuk menolong, dan menjadi seperti
Anak-Nya yang rendah hati.
Untuk para orangtua dan guru: Bantulah anakmu menjadi lebih rendah
hati.
Langkah 1. Percaya
Kebenaran Alkitab yang dipelajari dari cerita ini: Yesus datang ke
bumi dengan kesederhanaan. Ia hidup dan mati dengan sederhana di bumi
ini.
Anak Allah, bayi Yesus, datang ke bumi sebagai seorang bayi, bukan
seorang raja yang mulia atau orang kaya. Ia lahir di sebuah kandang,
dengan sebuah palungan sebagai tempat tidur pertama-Nya. Ia turun dari
surga dalam kesederhanaan, hidup di bumi dalam kesederhanaan, dan
bahkan mati dalam kesederhanaan. Filipi 2:7-8 mengatakan tentang
Yesus, "Ia menjadikan diri-Nya bukan siapa-siapa; Ia mengambil posisi
budak yang rendah dan muncul dalam rupa manusia. Dan, dalam bentuk
manusia, Ia dengan taat merendahkan diri-Nya bahkan sampai mati di
atas kayu salib seperti seorang penjahat."
Langkah 2. Mengikuti
Nilai karakter yang dipelajari dalam cerita ini: Kerendahan hati. Kita
seharusnya melayani Allah dan orang lain dengan kesederhanaan.
Ketika kita mengikut Yesus, kita perlu menjadi rendah hati juga.
Kebanggaan menyebabkan kita berpikir lebih tinggi daripada yang
seharusnya, dan itu salah. Kebanggaan membuat kamu ingin terlihat
baik, bahkan ketika kamu tidak pantas menerimanya. Ketika kamu rendah
hati, kamu menempatkan orang lain lebih penting daripada dirimu
sendiri. Allah ingin kita melayani Dia dan orang lain dengan rendah
hati.
Langkah 3. Bersikap
Lakukan sesuatu hari ini untuk menempatkan seseorang menjadi lebih
penting daripada dirimu.
Periksalah dirimu sendiri sekarang. Apakah kamu lebih bangga daripada
yang seharusnya? Apakah kamu mencoba untuk menempatkan dirimu sendiri
sebagai yang lebih penting dari yang lainnya? Hari ini, lakukanlah
sesuatu yang istimewa untuk seorang teman dengan memperlakukannya
secara lebih penting daripada dirimu. (t/Santi T.)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: I Want to be Like Jesus
Judul asli artikel: Jesus is Born
Penulis: V. Gilbert Beers
Halaman: 12 -- 15
AKTIVITAS: MENYAMBUT NATAL
Ini adalah beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menyambut
Natal, hari kelahiran Tuhan kita.
Minggu 1: Kunjungan kejutan.
Dua ribu tahun yang lalu, malaikat datang mengunjungi seorang wanita
muda, namanya Maria. Ia telah bertunangan (hendak menikah) dengan
Yusuf, seorang tukang kayu dari Betlehem. Malaikat memberi tahu bahwa
Maria akan melahirkan seorang bayi -- Anak Allah! Malaikat juga
mengunjungi Yusuf dan menyuruh Yusuf menamai bayi itu "Imanuel", yang
artinya Allah beserta kita. Maria dan Yusuf terkejut, tetapi gembira
karena mereka dipilih Allah (Matius 18:25 dan Lukas 1:26-38).
Kita pun bisa membawa sukacita bagi seseorang, seperti yang malaikat
lakukan. Buatlah kunjungan kejutan ke teman-teman atau saudaramu.
Gambar sebuah lukisan Natal untuk mereka atau bawakan kue Natal.
Nyanyikan sebuah lagu dan berikan kartu Natal yang khusus kita buat
untuk mereka.
Minggu 2: Hatiku menjadi palungan-Nya.
Beberapa waktu sebelum Bayi Yesus lahir, Maria dan Yusuf terpaksa
melakukan perjalanan jauh ke Betlehem. Ketika mereka tiba di sana, tak
ada kamar di penginapan sehingga mereka tinggal di sebuah kandang
binatang. Ketika Bayi Yesus lahir, Ia dibungkus dengan kain bersih dan
dibaringkan di palungan -- sebuah kotak tempat makan binatang (Lukas
2:1-7). Meskipun Dia adalah Raja atas segala raja, Yesus lahir di
kandang binatang. Mungkin, Ia tak tampak seperti raja bagi orang-orang
yang melihat-Nya. Namun, mereka yang mengenal dan percaya kepada-Nya
merayakan kelahiran-Nya. Gambarkan hatimu dengan Yesus di dalamnya.
Selanjutnya, gantungkan pada dinding sehingga kamu ingat bahwa Yesus
senantiasa menyertaimu.
Minggu 3: Malam terang.
Pada malam Natal pertama, beberapa gembala menjaga domba-domba mereka
di padang rumput. Mereka menatap langit dan menyaksikan sebuah terang
kemilau. Tiba-tiba tampaklah malaikat yang berkata, "Jangan takut, aku
membawa kabar baik untukmu. Hari ini Juru Selamat telah lahir di kota
Daud. Dan, muncullah sejumlah besar malaikat menyanyi memuji Allah!"
(Lukas 2:8-14)
Pergilah keluar dan hitunglah bintang-bintang! Ketahuilah, kemuliaan
Allah lebih terang dan lebih indah dibanding semua bintang yang ada di
alam semesta. Sebagaimana para malaikat membawa kabar tentang Yesus,
kita bisa melakukannya juga. Katakan tentang Yesus Terang Dunia dan
Juru Selamat kita kepada teman-teman kita.
Minggu 4: Persembahan untuk-Nya.
Setelah Yesus lahir, beberapa orang majus datang mengunjungi-Nya.
Mereka mengikuti sebuah bintang besar hingga tiba di rumah Yesus.
Orang-orang majus itu membawa harta-harta berharga untuk-Nya (Matius
2:9-12).
Apa yang akan kita berikan untuk Yesus pada Natal ini? Buatlah daftar
apa saja yang telah kita dapat dari Tuhan, terutama kasih-Nya!
Kemudian, perlihatkan kasihmu juga kepada-Nya dan kasihmu kepada
orang-orang di sekitarmu. Selamat Natal!
Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: KITA (Kristus Ialah Tuhan Anak-Anak)
Edisi majalah: 34 Tahun 1995
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Halaman: 7
MUTIARA GURU: DIJAMAH PADA HARI NATAL
Dahulu, saya jengkel karena sepanjang Natal kebaktian di gereja penuh
sesak. Saya tidak menyukai kursi-kursi gereja yang sesak dan kesulitan
mencari tempat parkir. Saya bahkan pernah menggerutu setelah dialihkan
ke sebuah ruangan tambahan karena ruang kebaktian sudah penuh jauh
sebelum kebaktian dimulai. Saya berpikir mengapa orang-orang yang
datang sekali setahun ini tidak tinggal di rumah saja?
Sikap saya itu sepertinya mencerminkan sikap para murid, yang memarahi
orang-orang yang membawa anak-anak kepada Yesus untuk memperoleh
berkat-Nya (Matius 19:13). Apa pun alasannya, para murid pasti
berpikir bahwa orang-orang itu tidak berhak berada di sana. Namun,
Yesus berkata, "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi
mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang
empunya Kerajaan Surga" (Matius 18:14).
Saya akhirnya menyadari bahwa baik apabila seseorang dibawa ke suatu
pertemuan yang merayakan kelahiran Yesus. Entah itu berupa acara anak-
anak, ibadah penyalaan lilin, atau konser paduan suara, kita tidak
pernah mengetahui kapan seseorang akan bertemu dengan Kristus Tuhan.
Wartawan radio dan televisi, Harry Reasoner, pernah berkata, "Jika
seorang kristiani hatinya tersentuh hanya sekali dalam setahun,
sentuhan itu tetap memiliki arti. Dan, barangkali pada suatu hari
Natal, pada suatu pagi yang hening, sentuhan itu terjadi."
Natal tampaknya memunculkan sifat kanak-kanak yang tersimpan di dalam
diri kita. Dan, setiap anak disambut oleh Yesus.
Tak ada yang dapat menggerakkan kita seperti sentuhan Yesus.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=3187
Penulis renungan: DCM
Tanggal akses: 16 Oktober 2015
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|