|
|
e-BinaAnak -- Mengajarkan Arti Kekudusan kepada Anak (I)
Edisi 728/April/I/2016
Salam kasih,
Allah adalah kudus. Hal inilah yang harus menjadi landasan kebenaran
bagi kita ketika mengajarkan arti kekudusan kepada anak. Tujuan
mengajarkan hidup dalam kekudusan bukanlah untuk menanamkan tingkah
laku yang baik kepada anak. Tujuannya adalah bagaimana anak mengenal
Allah sehingga mereka belajar mengasihi Allah dan hidup seturut dengan
kehendak-Nya, yaitu hidup dalam kekudusan sebagaimana Allah adalah
kudus. Hal ini jelas berbeda dengan pendidikan moral atau etika
Kristen.
Bagaimana caranya kita mengajarkan tentang kekudusan yang sejati
kepada anak? Dalam e-BinaAnak bulan April ini, kita akan belajar
mengenai hal tersebut. Secara khusus dalam edisi ini, kita akan
belajar terlebih dahulu makna kekudusan menurut Alkitab yang diambil
dari Ensiklopedia Alkitab. Simak pula bahan mengajar yang dapat
menolong kita untuk mengajarkan tentang Allah yang Mahakudus kepada
anak-anak layan kita. Kiranya menjadi berkat bagi kita untuk makin
berkomitmen hidup dalam kekudusan sebagai anak-anak Allah. Tuhan Yesus
memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >
"... tetapi kuduslah dalam segala tingkah lakumu, seperti Allah yang
memanggilmu adalah kudus." (1 Petrus 1:15, AYT)
ARTIKEL: ARTI KUDUS -- KEKUDUSAN DARI ENSIKLOPEDIA ALKITAB
Istilah-istilah yang prinsipal untuk kata "kudus" adalah "gadosy" dan
"qodesy" (Ibrani), dan "hagios" (Yunani). Terjemahan yang lazim bagi
keduanya adalah kudus, walaupun kadang-kadang keduanya diterjemahkan
dengan "suci". Perbedaan antara kudus dan suci tidaklah gamblang. Jika
yang dipikirkan adalah kualitas hakiki Tuhan dan manusia, dipakailah
istilah kudus. Istilah suci menekankan akibat daripada sikap yang
menjurus kepada kesucian.
"Qadosy" dapat berarti "terpisah" (dikhususkan) atau "terpotong dari",
digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda
(supaya Tuhan dapat memakainya, dan dengan demikian terhadap keadaan
orang atau objek yang dilepas itu). "Hagios" mempunyai dasar pemikiran
yang sama mengenai keterpisahan dan kesucian terhadap Allah. Kata
"mahakudus" dalam Kisah Para Rasul 2:27 dan kata "kudus" dalam Wahyu
15:4 adalah terjemahan dari kata Yunani "hosios" (di tempat lain
diterjemahkan suci atau saleh), suatu kata yang mengandung arti
hubungan yang benar dengan Allah, mungkin juga dalam pengertian
kekasih.
A. Kekudusan Allah
Istilah kudus di PL sama dengan di PB, dipakai dalam pengertian
tertinggi terhadap Allah. Istilah itu menunjuk pertama kepada
keterpisahan Allah dari ciptaan dan bahwa Ia mengungguli ciptaan itu.
Demikianlah "kudus" menggambarkan transendensi Allah. Yahweh, sebab
kekudusan-Nya berdiri bertentangan dengan ilah-ilah (Keluaran 15:11)
demikian juga dengan seluruh ciptaan (Yesaya 40:25).
Istilah itu juga menunjuk kepada hubungan dan mengandung arti
ketentuan Allah untuk memelihara kedudukan-Nya sendiri terhadap
makhluk-makhluk bebas lainnya. Itu adalah pengesahan Allah sendiri,
sifat Yahweh yang menjadikan diri-Nya sendiri ukuran mutlak bagi diri-
Nya sendiri (Godet). Istilah itu tidak hanya menjelaskan perbedaan
Allah dan manusia (Hosea 11:9). Hal itu sama artinya dengan Allah yang
tertinggi, dan terutama menekankan sifat Allah yang sangat menakutkan
(Mazmur 99:3).
Karena kekudusan meliputi setiap keistimewaan sifat Allah, hal itu
dapat disifatkan sebagai demikianlah Allah adanya. Sebagaimana sinar
matahari mencakup semua warna dalam spektrumnya dan menjadi cahaya
(terang), demikianlah dalam penyataan diri-Nya sendiri, semua sifat
Allah menjadi satu dalam kekudusan. Untuk maksud itu, kekudusan pernah
disebut "sifat dari segala sifat" yang kesatuannya mencakup segala
sifat Allah. Untuk mengerti keberadaan dan perangai Allah sebagai
hanya kumpulan kesempurnaan yang abstrak, berarti membuat Allah tidak
riil. Di dalam Allah -- dari Alkitab --, kesempurnaan hidup berfungsi
dalam kekudusan.
Karena itu, dapatlah dimengerti mengapa kekudusan khas disifatkan
dalam Kitab Suci untuk setiap Oknum Allah Tritunggal, Bapa (Yohanes
17:11), Anak (Kisah Para Rasul 4:30), dan khususnya bagi Roh Kudus
sebagai yang menyatakan dan yang mengaruniakan kekudusan Allah kepada
ciptaan-Nya.
B. Kekudusan Allah dalam Hubungan dengan Umat-Nya
PL menggunakan kata "kudus" atas orang yang dinobatkan bagi maksud-
maksud agamawi, misalnya para imam yang ditahbiskan dalam upacara
istimewa, juga seluruh umat Israel sebagai satu bangsa yang disucikan
bagi Allah tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Jadi, hubungannya
dengan Allah menjadikan Israel satu bangsa kudus dan dalam pengertian
ini, "kudus" mengacu kepada pengungkapan tertinggi hubungan perjanjian
Israel dan Allah. Jalan pikiran ini tidak terlepas dari PB,
sebagaimana dalam 1 Korintus 7:14, di mana suami yang tidak beriman
dikuduskan karena hubungannya dengan istri yang beriman, demikian
sebaliknya.
Namun, konsepsi mengenai kekudusan berkembang, sejalan dengan
penyataan Allah, dari luar ke dalam, dari yang bersifat upacara kepada
kenyataan; maka `kudus` mendapat arti etis yang kuat, dan ini adalah
maknanya, yang nyaris satu-satunya makna dalam PB. Para nabi
memproklamirkan kekudusan sebagai penyataan sendiri oleh Allah,
kesaksian yang Ia terapkan pada diri-Nya sendiri dan segi yang Ia
kehendaki supaya makhluk ciptaan-Nya mengenal Dia demikian. Para nabi
menyatakan bahwa Allah menghendaki untuk mengomunikasikan kekudusan-
Nya kepada makhluk ciptaan-Nya, dan sebaliknya, Ia menuntut kesucian
dari mereka. Apabila "Aku ini kudus adanya", demikianlah pernyataan
Allah sendiri yang mengangkat hakikat diri-Nya mengungguli makhluk
ciptaan-Nya, demikianlah "hendaknya kamu kudus" adalah seruan Allah
bagi makhluk ciptaan-Nya supaya mereka dapat menjadi orang yang
mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibrani 12:10). Kekudusan Allah
dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan
itulah yang menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yang suci.
Kristus dalam hidup dan sifat-sifat-Nya adalah teladan tertinggi
kekudusan Allah. Dalam Dia, keadaan kudus, bahkan lebih daripada hanya
tidak berdosa: itu adalah penyerahan-Nya yang seutuhnya kepada
kehendak dan maksud Allah. Untuk itu, Yesus menguduskan diri-Nya
sendiri (Yohanes 17:19). Kekudusan Kristus adalah ukuran bagi sifat
orang Kristen dan jaminannya, "Sebab Ia yang menguduskan dan mereka
yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu" (Ibrani 2:11).
Dalam PB, petunjuk rasuli bagi orang Kristen ialah orang-orang kudus
(hagioi). Istilah ini terus dipakai sebagai petunjuk umum, sekurang-
kurangnya sampai zaman Ireneus dan Tertullianus (abad 3 sM), kendati
sesudah itu, dalam pemakaian gerejawi derajatnya merosot menjadi gelar
yang diperoleh sebagai kehormatan. Walaupun arti utamanya adalah
hubungan dengan pribadi, toh juga menggambarkan sifat, dan terutama
sifat seperti sifat Kristus. Di mana-mana dalam PB ditekankan arti
kekudusan secara etis bertentangan dengan hal-hal yang kotor.
Kekudusan ialah panggilan tertinggi bagi orang Kristen dan tujuan
daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat, menurut Kitab Suci, ada dua
kategori manusia, yaitu yang benar dan yang jahat.
C. Makna Eskatologis Mengenai Kekudusan
Kitab Suci menekankan kemantapan sifat moral (Wahyu 22:11), juga
menekankan segi pembalasan dari kekudusan Allah, yang mencakup dunia
dalam penghakiman. Berdasarkan hakikat Allah, hidup diatur sedemikian
rupa sehingga dalam kekudusan terdapat sejahtera, dalam dosa terdapat
kutuk. Karena kekudusan Allah tidak bisa membuat dan mengindahkan
suatu alam semesta di mana dosa dapat tumbuh dengan sempurna, maka
kualitas pembalasan dalam pemerintahan Allah menjadi jelas. Namun,
pembalasan itu bukanlah akhir dari segala sesuatu; kekudusan Allah
menjamin bahwa akan ada perbaikan akhir, suatu regenerasi dalam bidang
moral. Eskatologi Alkitab berjanji bahwa kekudusan Allah akan
membersihkan alam semesta, lalu menciptakan langit baru dan bumi baru
di mana terdapat kebenaran (2 Petrus 3:13).
KEPUSTAKAAN: KEPUSTAKAAN. A Murray, Holy in Christ, 1888; R Otto (trJ.
W Harvey), The Idea of theHoly,1946; ERE, 6, hlm 731-759; W. E
Sangster, The Path to Perfection, 1943; H Seebass, C Brown, di NIDNTT
2, hlm 223-238; TDNT 1, hlm 88-115, 122: 3, hlm 221-230; 5, hlm 489-
493; 7, hlm 175-185. RAF/P
Diambil dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Kekudusan
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 12 April 2016
BAHAN MENGAJAR: ALLAH ADALAH KUDUS
Pelajaran ini akan mengidentifikasi kekudusan Allah sebagai atribut-
Nya yang paling lazim. Anak-anak akan belajar bahwa semua atribut
Allah yang lainnya ada melalui dan karena kekudusan-Nya.
Topik:
Kekudusan, Mengenal Tuhan, Kasih, Anugerah, Dosa
Ketika Murid Tiba (10 Menit):
Siapkan kartu indeks dan cantumkan setiap kartu dengan satu ayat dari
daftar di bawah ini. Dalam setiap kartu, cantumkan ayat di sisi
sebelah kiri, dan pertanyaan di sebelah kanan (jangan menyertakan
jawaban). Ketika anak-anak datang, minta mereka untuk memilih kartu,
mencari ayat yang mereka sukai, dan menulis jawaban untuk pertanyaan
di bagian belakang kartu. Minta anak-anak untuk menjaga kartunya
karena setiap ayat dalam kartu tersebut akan dibahas dalam pelajaran.
- Ulangan 32:4 - Apa yang membuat Allah kudus? (Dia sempurna)
- Imamat 20:8 - Bagaimana kita bisa menjadi kudus? (Dengan menaati
Allah)
- Mazmur 34:9 - Bagaimana kita bisa menjadi kudus? (Dengan takut akan
Tuhan)
- Mazmur 111:9 - Apa yang diberikan dari kekudusan Tuhan?
(Penebusan/keselamatan melalui Yesus)
- Yesaya 5:16 - Bagaimana kekudusan Allah dibuktikan? (Melalui
tindakan-Nya yang benar, misalnya keadilan)
Doa Pembukaan dan Pujian (5 Menit):
Mengenai doa pembukaan, silakan buka di:
http://pepak.sabda.org/doa_pembukaan_dan_doa_penutup
Proyek Menghafal Ayat (12 Menit):
"Dialah gunung batu, karya-Nya sempurna! Karena adil segala jalan-Nya,
Allah yang setia dan tanpa ketidakadilan. Ia adil dan benar."
(Ulangan 32:4, AYT)
Minta kelas untuk membaca ayat dengan suara keras bersama Anda. Jika
Anda bisa membuat/menciptakan sebuah lagu dengan lirik dari kata-kata
ayat di atas, akan lebih baik lagi. Anak-anak akan lebih mudah
menghafalnya. Atau, Anda bisa menggunakan nada lagu yang sudah lazim
di gereja, dan mengganti liriknya dengan kata-kata dalam Ulangan 32:4.
Mintalah anak-anak menyanyi bersama Anda setidaknya dua kali.
Pembacaan Kitab Suci dan Pembahasan (15 Menit):
Pengantar:
Hari ini, kita akan mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang
kekudusan Allah. Kalian sudah mendapat kartu ketika kalian masuk ke
kelas. Sekarang, kita akan membahas jawabannya dari Kitab Suci.
- Baca Ulangan 32:4
Jelaskan bahwa kesempurnaan Allahlah yang membuat-Nya kudus. Minta
anak-anak yang mendapat kartu Ulangan 32:4 untuk memberikan jawaban
mereka kepada Anda. Katakanlah kepada anak-anak, "Allah adalah adil
dan tanpa dosa. Bahkan, ketika kita tidak mengerti kehendak-Nya, kita
bisa percaya bahwa keputusan-Nya selalu keputusan terbaik."
- Baca Imamat 20:8 dan Mazmur 34:9
Mintalah anak-anak yang memiliki kartu indeks yang sesuai untuk
membaca bagiannya dan membagikan jawaban mereka. Tariklah kesimpulan
bahwa ketaatan dan hormat takut akan Allah membuat kita dikhususkan
(dikuduskan) seperti Dia.
- Baca Mazmur 111:9
Katakanlah kepada anak-anak, "Allah telah membuktikan kekudusan-Nya
kepada kita dengan mengutus Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita.
Jika Dia tidak suci, tidak akan ada alasan untuk ketidakberdosaan-
Nya, Anak-Nya yang sempurna mati bagi kita." Mintalah jawaban dari
anak- anak menurut Alkitab.
- Baca Yesaya 5:16
Minta salah satu anak yang memiliki kartu indeks dengan ayat yang
sesuai untuk membaca bagiannya dan membagikan jawaban mereka.
Tekankan bahwa kekudusan Allah terbukti melalui semua atribut-Nya
yang lain, misalnya Allah itu adil. Dengan begitu, mereka akan tahu
bahwa menjadi kudus adalah hal yang paling utama dari-Nya.
Aplikasi (5 menit):
Katakanlah kepada anak-anak, "Kekudusan Allah menjadikan Dia pengasih,
baik, penyayang, adil, dan bijaksana. Meskipun kita tidak dapat
sepenuhnya memahami segala sesuatu tentang sifat-Nya, kita dapat
menerima bahwa segala sesuatu yang ada dari-Nya berasal dari
kekudusan-Nya." Tanyakan pertanyaan ini kepada anak-anak, "Bagaimana
hidup kita akan berbeda jika Allah tidak kudus?"
Tutup penyampaian firman Tuhan dengan doa dan minta Tuhan untuk
menumbuhkan keinginan anak-anak untuk mengetahui dan mengenal lebih
banyak tentang Dia. (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Kids Sunday School Place
Alamat URL: http://www.kidssundayschool.com/509/lessons/god-is-holy.php
Judul asli artikel: God is Holy
Penulis artikel: Leah Pittsigner
Tanggal akses: 11 April 2016
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Amidya, dan Hossiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|