|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 488/Juni/2010
- SALAM DARI REDAKSI: Dunia Anak
- ARTIKEL 1: Bermain dalam Sekolah Minggu
- ARTIKEL 2: Manfaat Bermain bagi Anak
- TIPS: Permainan Edukatif Sebagai Pembelajaran
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: 1. Permainan Warna dan Gerak
2. Prui
- WARNET PENA: Ide Menarik Kegiatan Sekolah Minggu
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
< binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org >
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
DUNIA ANAK: DUNIA BERMAIN
Penuh dengan permainan, sukacita, dan kebebasan. Itulah cermin dunia
anak-anak. Anak-anak akan merasa sangat senang apabila mereka
dibiarkan bermain, diperhatikan, dan dilibatkan dalam sebuah
aktivitas yang berguna. Naluri bermain anak yang cukup besar dapat
dimanfaatkan pelayan anak untuk mengajar (menyampaikan) firman
Tuhan di sekolah minggu.
Permainan sangat membantu proses mengajar dan meningkatkan kualitas
sekolah minggu. Dengan bermain, anak-anak dapat mengembangkan
kreativitas, menyalurkan tenaganya untuk hal-hal yang positif, dan
yang terpenting adalah mereka dapat menerima firman Tuhan dengan
cara yang lebih menyenangkan. Pada edisi kali ini, e-BinaAnak akan
menyajikan pentingnya permainan untuk anak-anak sekolah minggu
sehingga pelayan anak pun dapat belajar sesuatu dari aktivitas ini.
Pelayan anak dapat lebih mengerti kebutuhan anak dan semakin
mengenal pribadi setiap anak layannya. Kami menyajikan pula tip-tip
permainan edukatif sebagai pembelajaran dan dua bahan mengajar yang
dapat meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan perkembangan
kepribadian anak. Selain itu, bahan mengajar ini dapat dipraktikkan
langsung di sekolah minggu Anda. Selamat melayani!
Tuhan memberkati!
Staf Redaksi e-BinaAnak
Santi Titik Lestari
http://pepak.sabda.org
http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
"Penerobos akan maju di depan mereka; mereka akan menerobos dan
berjalan melewati pintu gerbang dan akan keluar dari situ. Raja
mereka akan berjalan terus di depan mereka,
TUHAN sendiri di kepala barisan mereka!" (Mikha 2:13)
< http://alkitab.sabda.org/?Mikha+2:13 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
BERMAIN DALAM SEKOLAH MINGGU
Bermain dalam sekolah minggu adalah proses pengajaran yang
menggunakan alat permainan, sumber belajar, dan kegiatan tanpa
menggunakan peralatan. Tujuannya memberi informasi, cerita, kabar
kebenaran, dan menumbuhkan iman kristiani anak-anak yang dapat
diterima dengan rasa senang.
Berdasarkan pengalaman penulis, praktik pengajaran di sekolah minggu
hanya bercerita kepada anak sekolah minggu. Mereka tidak banyak
dilibatkan secara aktif partisipatif tetapi hanya sebagai pendengar
saja. Dengan adanya alat permainan dan sumber belajar, anak-anak
diharapkan akan memahami pelajaran dengan santai dan tanpa paksaan
karena asyik bermain.
Beberapa pendapat dari para ahli dan tokoh pendidikan tentang
bermain dan belajar.
1. Montessori (1966)
Ketika anak bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
2. Frobel (1782 1852)
Imajinasi merupakan dunia anak-anak. Setiap benda yang dimainkan
berfungsi sesuai dengan imajinasi anak. Misal, garisan yang
dipegang dapat dianggap sebagai pedang atau pesawat.
3. Mayke (1995)
Belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk
memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,
mempraktikkan, dan mendapat bermacam-macam konsep serta
pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
4. Jane M. Healy (1994)
Jaringan serabut syaraf akan terbentuk apabila ada kegiatan
mental yang aktif dan menyenangkan anak. Setiap respons terhadap
penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan
memperlancar hubungan antarneuron (jaringan syaraf). Ibarat
"jalan setapak di hutan belantara", serabut syaraf pada awalnya
menunjukkan jejak yang belum jelas. Namun dengan terjadinya
pengulangan, jalan setapak tersebut akan semakin jelas dan mudah
ditempuh serta dilewati. Makin sering otak bekerja, otak akan
semakin mahir dan terampil. "Setiap anak akan menganyam jaringan
intelektualnya," tegas Healy.
5. Piaget (1977)
Pada usia 2 tahun seorang anak sudah mulai bermain. Permainan ini
jelas terlihat dalam gerakan-gerakan tubuh, kaki, tangan, dan
bagian tubuh lain untuk menyelidiki dunia sekitarnya dan
berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya. Periode ini adalah
periode kehidupan motor sensorik seorang anak manusia, untuk
menerima dan menyesuaikan objek-objek yang berhubungan dengan
mereka, sesuai waktu dan tempat. Mereka menggunakan segala sarana
permainan untuk menyatakan imajinasi, pikiran, perasaan, dan
fantasi mereka.
6. Armytage (1992)
Hidup adalah suatu permainan. Pernyataan ini merupakan refleksi
dari kristalisasi hidup manusia dari tahap ke tahap, yang pada
prinsipnya mengakui bahwa permainan adalah bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia.
7. Lerner (1982)
Dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui
pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya.
Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor
bahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis. Faktor mendengarkan dan membaca termasuk ketrampilan
berbahasa yang menerima (reseptif), sedangkan berbicara dan
menulis merupakan ketrampilan aktif (ekspresif).
8. Hughes (1995)
Pada hakekatnya, bermain meningkatkan daya kreativitas dan citra
diri anak yang positif. Unsur-unsur yang merupakan daya
kreativitas adalah kelancaran, fleksibel, pilihan, orisinil,
elaborasi.
Pemahaman tentang bermain juga akan membuka wawasan dan menjernihkan
pendapat kita sebagai pelayan sekolah minggu sehingga menjadi luwes
terhadap kegiatan bermain di sekolah minggu dan mendukung setiap
aspek perkembangan anak. Proses pengajaran yang dimaksudkan adalah
pelayan sekolah minggu, yang memberi kesempatan yang lebih banyak
kepada anak-anak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang
konsep dan pengertian dasar akan membuat anak-anak mengerti firman
Tuhan sejak usia dini karena dapat dipahami dengan lebih mudah.
Peran Pelayan Sekolah Minggu ketika Anak Bermain
1. Partisipasi aktif dari pelayan sekolah minggu ketika mendampingi
akan sangat bermanfaat bagi anak dalam bermain. Misal permainan
balok berwarna untuk membuat menara Babel. Pelayan sekolah minggu
dapat menjadi asisten (membantu anak).
2. Pelayan sekolah minggu berperan sebagai fasilitator.
3. Intonasi yang tidak meninggi dan berbicara dengan lembut dapat
digunakan untuk menghadapi anak yang perilakunya kurang baik.
Dengan kelembutan, kita akan lebih mudah menyentuh perasaan anak.
4. Pelayan sekolah minggu dapat memerhatikan bahasa tubuh anak
ketika berkomunikasi dengan anak-anak, sebab bahasa tubuh
merupakan ungkapan diri anak ketika anak sulit untuk
mengatakannya.
5. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam bermain. Pelayan
sekolah minggu dapat melihat berbagai keunikan itu secara nyata.
Misalnya ada anak yang dengan mudah menangkap dan memberi respons
yang baik tentang apa yang disampaikan para pelayan sekolah
minggu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel asli: Pengertian Bermain dalam Sekolah Minggu
Judul buku: 20 Peraga Sekolah Minggu Asyik
Penulis: Igrea Siswanto
Penerbit: Penerbit ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman: 13 -- 19
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
MANFAAT BERMAIN BAGI ANAK
Diringkas oleh: Santi Titik Lestari
Penelitian tentang perkembangan anak membuktikan bahwa satu cara
mudah untuk meningkatkan keberhasilan anak dalam aspek sosial,
emosional, dan intelektual adalah dengan menawarkan aneka permainan
yang tepat. Anak-anak tidak akan pernah belajar sebanyak dan secepat
selama 8 tahun pertama kehidupan mereka. Anda bisa membantu
menjadikan 8 tahun pertama itu suatu perjalanan yang penuh dengan
anugerah. Selama 8 tahun pertama ini, otak seorang anak bagaikan
spons yang menyerap berbagai informasi dan pengalaman. Bermain
adalah suatu aktivitas yang terprogram secara biologis untuk
merangsang sel-sel otak anak-anak kecil, yang membantu terbentuknya
hubungan antarsaraf otak sehingga mereka memunyai daya ingat yang
kuat dan keterampilan berpikir. Dengan kata lain, jika otak diberi
rangsangan yang sesuai melalui permainan yang tepat, maka perubahan
seumur hidup akan terjadi.
Bermain dengan anak-anak kecil bisa membantu Anda mengenali pikiran
mereka, melihat cara mereka mengelompokkan informasi dan mencari
tantangan-tantangan, serta melihat kekuatan dan kelemahan apa saja
yang ada. Yang tidak kalah penting, jenis permainan yang tepat bisa
membantu Anda membentuk perilaku anak. Kegiatan bermain yang
terencana dengan baik bisa membantu Anda menenangkan anak yang aktif
atau membangkitkan rasa percaya diri anak yang pemalu. Kegiatan
bermain dapat merangsang rasa ingin tahu anak layan Anda dan
memantapkan kebiasaan pola makan yang baik sekaligus fisik yang
unggul.
Penelitian menunjukkan bahwa membuat anak tetap sibuk masih belum
cukup. Perkembangan anak secara optimal membutuhkan lebih dari
jam-jam aktifnya serta aneka mainan yang menarik. Bahkan, penggunaan
materi bermain yang berlabel edukatif dan membantu perkembangan anak
bisa saja menghilangkan elemen paling dasar yang berharga dari
kegiatan bermain, yaitu interaksi anak dengan pelayan anak. Mainan
tentu saja berperan dalam kegiatan bermain, tapi tidak menjamin
terjadinya proses belajar. Selain itu, tidak ada korelasi langsung
antara jenis mainan yang dimiliki oleh seorang anak dengan yang ia
pelajari.
Kegiatan bermain yang bernilai plus memiliki tiga komponen:
1. Anda -- teman bermain yang antusias.
Anda ada untuk memastikan bahwa kegiatan bermain tak hanya
menghibur tapi juga mengajarkan sesuatu pada anak. Kesediaan Anda
untuk bermain (dan fakta bahwa Anda senang melakukannya)
menunjukkan pada anak bahwa sesuatu yang penting sedang
dilakukan. Semakin sering Anda bermain bersama anak, semakin
banyak hal yang bisa Anda pelajari tentang dirinya. Selain itu,
akan semakin mudah pula Anda memberikan permainan-permainan yang
baik untuknya pada masa-masa selanjutnya.
2. Membuat perencanaan.
Tentu saja, Anda tidak akan pernah ingin melewatkan saat-saat
kegembiraan yang muncul secara spontan saat bermain. Tapi, jika
Anda ingin mengajarkan keterampilan-keterampilan penting bagi si
kecil, Anda harus tahu secara jelas mengenai cara melakukan
kegiatan bermain tersebut. Anda harus membuat aspek perencanaan.
Hal ini akan mempermudah Anda dalam mengumpulkan bahan-bahan yang
dibutuhkan, menawarkan berbagai kegiatan bermain yang
mengembangkan aneka keterampilan si kecil, sekaligus
mengembangkan pelajaran dengan cara yang menyenangkan bagi Anda
dan anak.
3. Permainan yang sesuai untuk anak.
Sebuah kegiatan permainan belum tentu cocok untuk semua anak.
Anak-anak memiliki keunikan yang memengaruhi cara mereka bermain,
dan sangatlah penting untuk mempertimbangkan perbedaan tersebut.
Contohnya, jika Anda memunyai anak yang pemalu dan Anda ingin
membantunya jadi lebih percaya diri, suatu permainan yang
bersifat auditif dalam lingkungan bermainnya mungkin bukan
merupakan taktik yang paling baik. Permainan membisikkan
rahasia-rahasia mungkin merupakan pendekatan yang lebih baik
untuknya.
Jika Anda berusaha mencocokkan jenis permainan yang sesuai untuk si
kecil berarti Anda membiarkannya meraih keberhasilan dengan cara
yang alami dan menyenangkan. Coba Anda berikan segumpal lilin mainan
kepada enam orang anak usia prasekolah, Anda akan mendapatkan enam
kreasi yang berbeda, yang dibuat dengan cara yang berbeda-beda pula.
Satu anak mungkin akan langsung membentuk lilin mainan tanpa
perencanaan yang jelas. Tapi, anak yang lain mungkin akan
mencari-cari bantuan serta petunjuk untuk membentuk gumpalan
tersebut. Anak ketiga mungkin hanya memerhatikan teman-temannya
kemudian meniru apa yang mereka lakukan. Bahkan, mungkin ada juga
yang hanya melempar adonan itu ke lantai lalu pergi meninggalkannya.
Kegiatan bermain bisa memperlihatkan pada Anda bagaimana anak-anak
menggunakan pendekatan yang berbeda-beda dalam mengerjakan sebuah
tugas. Anda bisa membangun kemampuan alami dan minat anak saat Anda
menyiapkan sebuah permainan untuknya.
Anak-anak sudah mulai bermain sejak mereka bangun sampai pada saat
mereka tertidur di malam hari. Mereka juga bermain dalam mimpi saat
sedang tidur. Kita semua pernah jadi anak-anak dan bermain-main pada
masa itu. Bagaimana cara kita bermain? Kita bermain bersama
teman-teman di sekitar rumah dan dengan mainan mainan kesukaan kita;
kadang hingga mainan-mainan itu tercerai-berai. Kita bermain di
pohon, di bawah meja yang terbungkus selimut, dan di tempat-tempat
khayalan di dalam pikiran kita. Kegiatan bermain membuat hari-hari
terasa panjang, minggu-minggu tiada akhir, dan tahun-tahun seperti
penggalan-penggalan waktu yang abadi.
Tujuh bidang keterampilan yang penting bagi anak:
1. Komunikasi
2. Konsentrasi
3. Keingintahuan
4. Kemampuan mengambil keputusan
5. Kebaikan hati
6. Kemampuan fisik
7. Keinginan bermain-main
Tentu saja ada banyak hal berharga lainnya yang bisa diajarkan pada
anak, tapi ketujuh bidang keterampilan ini dipilih sehubungan dengan
manfaatnya dalam mengembangkan kesiapan anak dan menggapai
keberhasilan dalam hidupnya. Begitu Anda terbiasa mengenali dan
menciptakan permainan yang bisa mengembangkan keterampilan si kecil,
Anda bisa dengan mudah mengembangkannya ke bidang-bidang kompetensi
lainnya.
Ketujuh keterampilan ini tidak disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya. Anda bisa memulainya dari bagian mana saja, dengan
memfokuskan diri pada satu keterampilan atau lebih, mengingat
anak-anak, seperti halnya orang dewasa, bisa mempelajari banyak
keterampilan pada saat bersamaan. Jika Anda memilih
keterampilan-keterampilan yang memiliki makna khusus bagi Anda, maka
Anda akan lebih menikmati hasilnya, terutama manfaat dari waktu dan
cinta yang Anda berikan.
Beberapa aktivitas mungkin akan terlihat lebih menarik bagi seorang
anak dan tidak terlalu menarik bagi anak yang lain. Dengan
memerhatikan hal tersebut, Anda akan bisa merencanakan permainan
lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Yang juga perlu diingat adalah
bahwa anak-anak yang masih kecil, bahkan saat mereka sedang
bersenang-senang, memerlukan orang dewasa yang membantu mereka
mengukur kemajuan mereka. Anda bisa membantu anak layan Anda untuk
yakin akan dirinya, bahwa ia adalah seorang seniman kreatif, pelari
cepat, atau ahli bahasa yang baik. Anda bisa melakukannya dengan
cara memberikan perhatian dan turut bermain.
Menjadi teman bermain yang baik itu mudah. Anak-anak senang bermain
bersama orang dewasa yang mereka sukai. Mereka amat jarang menolak
kehadiran dan keterlibatan orang lain pada saat bermain. Dengan
menjadi pemimpin dalam suatu aktivitas bermain yang menghibur dan
bertujuan, Anda akan mendengar anak layan Anda tertawa riang. Anda
juga akan menyaksikan kebanggaan dirinya muncul dan berbagai
keterampilan yang amat berharga mulai tumbuh. Dan, karena keriangan
bermain bersama anak-anak sangatlah mudah ditularkan, semakin sering
Anda melakukannya, semakin menyenangkan pula rasanya. Ini akan
mengembalikan saat-saat yang hilang dari masa kecil Anda sekaligus
membangun hubungan antara Anda dan anak layan Anda yang akan
berlangsung seumur hidup.
Diambil dan diringkas dari:
Judul artikel: 1. Anugerah Sepanjang Hidup
2. Tujuh Keterampilan yang Harus Dikembangkan
Judul buku: 2000 Permainan Aktivitas Terbaik Untuk Anak
Judul asli buku: The 2000 Best Games and Activities
Penulis: Susan Kettmann
Penerjemah: Bimala Dewi Irzani
Penerbit: Primamedia, Jakarta 2005
Halaman: 1 -- 10
______________________________________________________________________
TIPS
PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI PEMBELAJARAN
Banyak orang dewasa mengira bahwa pendidikan tingkat awal baik
pendidikan publik maupun Kristen terlalu menekankan pada permainan.
Dalam banyak kasus, kritik seperti itu mungkin dibuktikan. Akan
tetapi, ada dua kutub kesalahpahaman yang menyebabkan kebingungan
tentang metode pengajaran ini. Kesalahpahaman yang pertama adalah
kegagalan untuk mengenali pentingnya aktivitas bermain dalam proses
pendidikan. Pemikiran lama bahwa pembelajaran apapun asalkan sulit
dianggap baik telah diabaikan oleh para pendidik yang berkompeten.
Bukan berarti bahwa kedisiplinan tidak diperlukan dalam proses
edukasi, tetapi tingkat kesulitan tidaklah menjamin pembelajaran
[yang sukses].
Masalah lain berakar dari kegagalan beberapa guru untuk membuat
permainan-permainan dalam kelas benar-benar edukatif. Hampir semua
permainan dan aktivitas-aktivitas bermain perlu bersifat mendidik.
Mereka harus meningkatkan kedewasaan fisik, mental, emosional,
sosial, dan kerohanian anak. Eleanor Morrison dan Virgil Foster
menuliskan, "Permainan adalah urusan anak-anak kecil. Lewat
permainan mereka menemukan dunia mereka dan bagaimana berinteraksi
dengan orang-orang lain. Dalam permainan mereka mengekspresikan
perasaan dan ide mereka. Dalam permainan mereka mencoba bagaimana
rasanya menjadi orang lain".
Tentu saja, ada kategori-kategori permainan edukatif yang dapat
dikembangkan, saya menyarankan empat kategori:
1. Mainan-Mainan Edukatif
Dalam kategori ini, kita menggunakan blok-blok, buku-buku, lilin,
boneka-boneka, lukisan, krayon, dan mainan-mainan lain yang dapat
dipakai dalam permainan kreatif kelas dasar. Contohnya, blok-blok
dapat digunakan untuk membangun gereja atau rumah-rumahan setelah
anak-anak mendengarkan cerita tentang rumah Allah atau keluarga
mereka.
2. Musik
Musik perlu disebutkan di sini karena gerakan-gerakan, olah
suara, permainan musik, dan ekspresi dramatis lainnya merupakan
permainan edukatif.
3. Permainan Jari
Anak-anak dapat memerankan ayat-ayat dan lagu-lagu dengan
jari-jari mereka, entah dengan musik maupun dengan beberapa
cerita.
4. Teka-Teki dan Pertandingan
Cerdas cermat Alkitab, kuis-kuis Alkitab, teka-teki silang, dan
bentuk-bentuk lain permainan merupakan usaha saksama untuk
mengajarkan isi yang alkitabiah dengan pendekatan pendidikan
menarik. Pendekatan dengan permainan digunakan untuk mengubah
sikap dan membentuk kepribadian.
Nilai-Nilai dalam Permainan Edukatif
Salah satu nilai-nilai yang paling penting dari permainan edukatif
adalah permainan tersebut memberikan kesempatan pada guru untuk
mengamati anak di situasi yang alami. Ketika seorang anak sedang
asik dalam permainan, dia cenderung melupakan ada orang dewasa yang
memerhatikan. Alhasil, kelemahan sikap dan tindakan anak itu tampak
dengan cepat. Oleh karena itu, guru atau orang tua dapat melihat dan
menjaga mereka.
Morrison dan Foster berkata, "Jika anak-anak hanya diajak bicara
atau berpartisipasi dalam aktivitas yang diarahkan oleh guru, maka
guru akan kesulitan mengetahui aspek-aspek manakah yang berkembang
atau tidak berkembang. Dalam interaksi spontan dengan anak-anak,
guru yang perhatian dan peka dapat melihat perkembangan yang dibuat
oleh anak." Pengajaran menjadi menyenangkan ketika anak-anak
bersedia dan bergembira dalam mengikuti aktivitas-aktivitas edukatif
yang telah kita rancang untuk mereka. Jika aktivitas-aktivitas
edukatif ini dibuat dalam bentuk permainan, reaksi positif akan
terlihat jauh lebih cepat.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Permainan Edukatif yang Efektif
Guru yang bijaksana bersedia mengizinkan kebebasan dan keleluasaan
yang memadai dalam proses bermain agar anak-anak menemukan cara
mereka sendiri dalam melakukan sesuatu. Contohnya, jika anak-anak
disuruh membuat "salib" dari lilin, mereka akan berusaha membuatnya
seperti contoh yang dibuat oleh guru mereka atau meminta guru mereka
untuk membuatkannya untuk mereka agar hasilnya tidak jelek.
Sebaliknya, jika mereka diberikan gumpalan lilin malam dan diminta
untuk membuat sesuatu yang mengingatkan mereka tentang Yesus Juru
Selamat kita, kekuatan kreatif pikiran anak-anak akan menciptakan
bermacam-macam simbol dan ide-ide.
Berkaitan dengan penerapan permainan yang dapat benar-benar
mendidik, daftar pertanyaan-pertanyaan evaluasi berikut ini dapat
menolong Anda melihat kembali kegiatan kelas saat menggunakan metode
ini:
1. Apakah permainan itu dinikmati semua murid?
2. Apakah ada keahlian-keahlian baru yang dikembangkan selama
belajar di kelas?
3. Setelah permainan, apakah diskusi kelompok berjalan dengan baik?
4. Apakah permainan itu mengembangkan sikap kerjasama sosial mereka?
5. Apakah anak-anak terlalu bergantung kepada guru selama permainan?
6. Apakah permainan menjadi sangat menyenangkan anak-anak sehingga
mereka tidak dapat tenang dalam kegiatan kelas berikutnya?
7. Apakah permainan ini benar-benar memiliki tujuan, atau sekadar
pengisi waktu saja?
8. Jika kita menggunakan permainan ini sebelumnya, apakah anak-anak
menunjukkan perkembangan mereka kali ini? (t/Uly)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul artikel asli: Instructive Play as Learning
Judul buku: 24 Ways to Improve Your Teaching
Penulis: Kenneth O. Gangel
Penerbit: SP Publication Inc., Amerika Serikat 1974
Halaman: 73 -- 77
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
"Kita terlalu sering memberi anak-anak jawaban untuk mereka ingat
daripada masalah untuk dipecahkan"
(Roger Lewin)
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 1
BUKU TANPA KATA
Bacaan: Ibrani 13:17.
Tema: Ketaatan akan perintah.
Ajarlah anak untuk mengenal arti warna. Melalui warna tersebut,
anak-anak diperintahkan untuk melakukan gerakan tubuh.
Bahan:
1. Beberapa lembar kertas karton berwarna merah, hitam, emas, hijau.
2. Spidol atau krayon.
3. Ruangan kelas yang luas.
Petunjuk kegiatan:
1. Siapkan empat kertas karton berwarna (merah, hitam, emas, hijau)
atau anak sekolah minggu mewarnai kertas polos dengan spidol atau
krayon.
2. Terangkan arti masing-masing warna kepada anak-anak: merah (darah
Yesus), hitam (dosa), emas (Allah), hijau (bertumbuh dan lebih
mengenal Yesus).
3. Jika Anda mengangkat sebuah kertas berwarna, anak-anak diminta
untuk melakukan gerakan atau kegiatan yang diasosiasikan dengan
warna itu. Contoh, jika mengangkat warna hijau, anak harus berdoa
atau bernyanyi memuji Tuhan.
4. Lanjutkan mengangkat kertas-kertas warna lainnya sehingga gerakan
atau kegiatan berubah.
Tujuan:
1. Memperkenalkan kepada anak-anak tentang warna dasar.
2. Melalui warna-warna, guru sekolah minggu dapat mengajarkan
tentang arti dari warna tersebut.
3. Mengembangkan keterampilan kognitif berpikir.
4. Pengembangan motorik kasar.
5. Interaksi sosial.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel asli: Permainan Warna dan Gerak
Judul buku: 20 Peraga Sekolah Minggu Asyik
Penulis: Igrea Siswanto
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman: 43 -- 44
____________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR 2
PRUI
Waktu: 25 menit
Alat: kain penutup mata sebanyak peserta
Peserta: perorangan
"Prui", kata ini tidak memunyai arti apa-apa. Dalam permainan ini,
peserta berusaha mencari "Prui" ini.
Bagikan kain untuk menutup mata kepada semua peserta. Sebarlah
peserta ke seluruh ruangan. Jelaskan bahwa Anda akan menepuk
punggung seseorang yang akan menjadi "Prui". Si Prui ini tidak perlu
mengenakan kain penutup mata.
Saat aba-aba diberikan, semua peserta harus berjalan pelan-pelan dan
hati-hati untuk mencari Prui. Jika ada yang menyentuh peserta lain,
mereka berdua berjabat tangan dan yang satu bertanya, "Prui?" Jika
orang itu menjawab "bukan", berarti dia harus mencari lagi.
Tapi, jika orang yang ditanya diam saja, berarti dialah prui itu.
Orang yang menyentuh Prui itu boleh membuka penutup matanya dan dia
juga menjadi Prui. Permainan ini selesai apabila semua orang telah
menjadi Prui.
Catatan: Permainan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan
komunikasi. Sebaiknya ada pemisahan antara kelompok laki-laki dan
perempuan.
"Saudara yakin bahwa saudara adalah pemimpin orang buta dan terang
bagi mereka yang berada di dalam kegelapan" (Roma 2:19 BIS)
Diambil dari:
Judul buku: 20 Permainan Asyik (2)
Penulis: Purnawan Kristanto
Penerbit: ANDI, Yogyakarta
Halaman: 101
_____________________________________________________________________
WARNET PENA
IDE MENARIK KEGIATAN SEKOLAH MINGGU
http://www.sundayschoolcrafts.com
Tidak perlu bingung saat mempersiapkan aktivitas untuk sekolah
minggu Anda. Situs SundaySchoolCrafts.com berbahasa Inggris ini
menyajikan banyak ide kreatif untuk sekolah minggu, mulai dari ide
sederhana seperti "class attendance" (absen kelas), "bringing Bible
to class" (membawa Alkitab ke kelas), "bringing a friend" (membawa
teman), "memorizing Bible verse" (mengingat ayat emas), "good deeds"
(melakukan perbuatan baik), dll. sampai ke ide-ide untuk aktivitas,
seperti "alphabet letter word game" (permainan huruf alfabet),
"advent calendar" (kalender adven), "basket of blessings" (keranjang
berkat), "Bible craft" (prakarya Alkitab), "birthday cake for Jesus"
(kue ulang tahun untuk Yesus), dll.. Selain itu, terdapat pula
kategori Crafts (prakarya), Craft Recipes (prakarya yang menggunakan
resep), Recipes (resep makanan sederhana), dan Activities
(aktivitas). Nah, menarik sekali bukan? Situs ini akan sangat
membantu pelayanan sekolah minggu supaya menjadi lebih berkreasi dan
firman Tuhan dapat dihidupkan dalam hati anak-anak. Selamat
melayani!
_____________________________________________________________________
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org
Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih, Santi Titik Lestari
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|