Search:

e-BinaAnak -- Edisi 757/Juni/II/2017
 
Mengajarkan Perjanjian Baru kepada Anak (II)
e-BinaAnak -- Edisi 757/Juni/II/2017
 

e-BinaAnak

Salam kasih,

Kitab Perjanjian Baru adalah penggambaran kasih Allah bagi umat manusia. Sebagai orangtua, kita harus menerapkan cara Allah menghadapi umat manusia. Manusia yang "nakal", keras kepala, dan cenderung melawan kehendak Allah dihadapi-Nya dengan penuh kasih. Kadang sebagai orangtua, kita menghadapi anak yang cenderung berbuat tidak sesuai dengan kehendak kita dan yang kita lakukan hanyalah menghukum walaupun dengan alasan kasih, yang malah membuat anak salah paham dan membenci kita sebagai orangtua. Akan tetapi, setelah belajar dari kitab-kitab Perjanjian Baru, marilah kita menunjukkan kasih kita dalam bentuk yang lain.

Selain itu, kami juga menyajikan bahan mengajar untuk membantu Anda menyampaikan Perjanjian Baru kepada anak-anak. Selamat menikmati sajian kami di edisi e-BinaAnak kali ini. Tuhan Yesus memberkati.

Ariel

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Ariel

 

MUTIARA GURU

Biarkan anak-anak tahu bahwa kita mengenal mereka dan mencintai mereka, dan ingin ikut bersama mereka untuk membantu menavigasi dunia yang berantakan ini, seperti yang dilakukan Juru Selamat kita untuk kita.

 

TIP Melihat Anak-Anak Kita dengan Mata Perjanjian Baru

Saya adalah seorang introvert yang lebih suka sendirian, tetapi saya juga suka menjadi suami dan ayah. Keluarga yang sibuk menyisakan sedikit waktu untuk menyepi, dan dengan seorang istri dan empat anak di rumah, serta sebuah tim karyawan di tempat saya bertugas — tepat di jantung kota New York, untuk mengatakan bahwa saya merasa kewalahan dengan hubungan adalah pernyataan yang sangat meremehkan. Saya akan tenggelam dalam rasa bersalah dan kehilangan energi jika saya tidak mempelajari satu rahasia penting.

Rahasianya ditemukan dalam kisah Injil ... sebenarnya, ini adalah kisah Injil. Cara Allah berhubungan dengan kita adalah satu-satunya contoh yang kita butuhkan untuk benar-benar mengubah setiap hubungan dalam kehidupan kita.

Jadi, apa rahasianya?

Orang-orang, bahkan orang (anak) kecil, secara alami mengikuti orang lain yang mengenal mereka dan yang menghabiskan waktu untuk membantu mereka mengatasi keadaan hidup.

Setelah ribuan tahun memberlakukan peraturan dan konsekuensinya, Allah menunjukkan makhluk seperti apa kita: Kita benar-benar tidak mampu untuk memercayai hikmat eksternal, bahkan jika itu berasal dari Allah semesta alam! Kemudian, dalam permainan utama untuk menangkap hati kita dan mendapatkan pengabdian kita, Dia mengutus Putra-Nya untuk menjalani hidup sama seperti kita (untuk memahami kita sepenuhnya) dan kemudian menanggung dosa-dosa kita, menyerahkan nyawa-Nya untuk kita (dengan sungguh-sungguh membuktikan investasinya dalam kesejahteraan kita).

Ini bukan hal baru bagi kita. Sebagai orang Kristen, kita menikmati rahmat dan anugerah Tuhan, di dalam Kristus yang datang untuk tinggal bersama kita. Dan, saya yakin tidak ada satu pun dari kita yang merindukan sistem zaman kuno dari Perjanjian Lama.

Jadi, mengapa kita mengasuh seperti orangtua dalam Perjanjian Lama? Mengapa kita begitu cepat menerima cara Allah menuntun kita dalam hubungan dan dengan iman, tetapi begitu sering menjadi berbalik dan memberi anak-anak kita sesuatu yang begitu bersifat diktator? Bagaimana kita bisa melatih hati mereka dan menjangkau mereka? Lebih penting lagi, bagaimana kita bisa menyerahkan hati kita kepada anak-anak kita dan mengadopsi gaya pengasuhan Injil yang berpusat pada Injil — bahkan di tengah kesibukan kita?

Inilah tiga kebiasaan yang sangat membantu keluarga kami yang mungkin bisa berguna bagi Anda. Hal-hal ini adalah tindakan kecil yang dapat mengatur ulang pola untuk bagaimana Anda berhubungan dan memberikan anugerah yang nyata. Fokusnya adalah sekadar memberi waktu untuk mendengarkan anak-anak Anda dan menunjukkan bahwa Anda peduli dengan apa yang penting menurut mereka.

1. Pertemuan Anak

Jadwalkan pertemuan 1-1 dengan setiap anak minimal sebulan sekali. Inilah saatnya bagi Anda untuk mendengarkan. Keluarkan perasaan mereka dengan pertanyaan seperti, "Apa hal pertama yang kamu pikirkan saat kamu bangun pagi ini?" Atau, "Apa satu hal yang bisa saya lakukan dengan lebih baik sebagai ibu/ayahmu?"

2. Liburkan Anak-Anak

Sepanjang satu hari, cobalah untuk tidak meminta apa pun dari anak-anak Anda. Jangan meminta anak-anak Anda untuk membersihkan apa pun atau mengambil sesuatu. Sebagai gantinya, dengan tenang lakukan untuk mereka. Jangan meminta mereka membawakan barang dari ruangan lain. Bila Anda membiarkan anak-anak Anda bernapas dan mengangkat beberapa beban dari mereka, bahkan untuk sehari, Anda mungkin akan terkejut betapa lebih santai dan bersedianya mereka berbagi dengan Anda.

3. Lihatlah Sebelum Anda Meminta

Setiap kali Anda ingin menyuruh salah satu anak Anda untuk melakukan sesuatu, cobalah untuk melihat terlebih dahulu apa yang mereka lakukan dan katakan sesuatu yang menunjukkan bahwa Anda melihat mereka dan peduli dengan apa yang sedang mereka kerjakan.

Sebagai contoh: Katakanlah Anda ingin putri Anda membersihkan meja untuk makan malam, tetapi Anda melihat dan memperhatikan bahwa dia telah membuat kekacauan besar — dia duduk di sana dengan selusin kertas dan ratusan krayon bertebaran di mana-mana! Sebelum Anda mengucapkan sepatah kata pun, tahan diri Anda sendiri dan lihatlah apa yang sedang dia lakukan. Alih-alih menunjukkan rasa frustrasi atau fokus hanya pada tugas itu, tanyakan sesuatu seperti, "Oh wow, itu adalah gambar yang bagus, apa itu?" Setelah mereka menjawab, kemudian beralihlah meminta apa yang Anda inginkan. "Bisakah kamu memindahkan gambarmu yang bagus supaya kamu bisa membantuku mengatur meja?"

Hanya dengan mengamati terlebih dulu dan mendengarkan dengan baik adalah kebiasaan baik untuk tinggal bersama semua orang dalam hidup Anda. Ini mungkin cara termudah dan paling efektif untuk terus mengomunikasikan kepentingan Anda dan memenangkan hati orang-orang. Cobalah di tempat kerja (atau dengan pasangan Anda) dan Anda akan takjub akan perbedaan yang bisa terjadi!

Di tengah kesibukan Natal yang akan datang, mari kita luangkan sedikit waktu untuk berhenti dan benar-benar melihat anak-anak kita dengan mata Perjanjian Baru. Biarkan mereka tahu bahwa kita mengenal mereka dan mencintai mereka, dan ingin ikut bersama mereka untuk membantu menavigasi dunia yang berantakan ini, seperti yang dilakukan Juru Selamat kita untuk kita.

Salam,
Josh Kill

(t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : For the Family
Alamat situs : http://forthefamily.org/seeing-children-new-testament-eyes/
Judul asli artikel : Seeing Our Children With New Testament Eyes
Penulis artikel : Josh Kill
Tanggal akses : 19 Mei 2017
 

BAHAN MENGAJAR Memahami Perjanjian Baru

TARGET USIA: 10-14 tahun

TUJUAN: Mengajarkan siswa tentang penyusunan Perjanjian Baru dan bagaimana kita harus hidup selama masa rahmat antara kebangkitan Yesus dan kedatangan-Nya kedua kali ini.

IDE UTAMA: Perjanjian Baru terdiri dari kitab-kitab yang ditulis tentang kehidupan Yesus dan pendirian gereja. Ini disusun dalam tiga bagian utama yang menjelaskan siapa Yesus dan bagaimana kita harus bersikap sebagai orang Kristen.

BAGIAN BACAAN KITAB SUCI:

BAHAN: Papan penghapus kering atau papan poster, kartu-kartu ucapan kosong, pena/pensil.

Pendahuluan (5 menit)

DOA PEMBUKAAN: "Tuhan, terima kasih atas firman-Mu yang menuntun kami menuju kebenaran. Kami mohon Roh Kudus untuk berbicara dengan jelas kepada kami saat kami mencari tahu bagaimana dan mengapa Perjanjian Baru ditulis. Amin."

TINJAUAN PELAJARAN SEBELUMNYA: Katakanlah, "Minggu lalu, kita belajar Perjanjian Lama terdiri dari lima bagian: Kitab-kitab Musa (Pentateukh), kitab-kitab sejarah, kitab Amsal dan puisi, nabi besar dan nabi-nabi kecil." Ingatkan kepada siswa bahwa setiap kitab dan setiap bagian menunjuk kepada Injil Yesus Kristus melalui hubungan Allah dengan umat-Nya.

Pelajaran (15 menit)

Tanyakan, "Bagaimana Perjanjian Baru dimulai (dengan kelahiran dan kehidupan Yesus seperti yang diceritakan dalam Injil)?" Beritahukan para siswa bahwa pelajaran hari ini berfokus pada bagian-bagian Perjanjian Baru dan bagaimana Allah mengungkapkan rencana-Nya bagi umat manusia melalui kedatangan Yesus Kristus. Katakanlah, "Saat ini, kita berada dalam masa Perjanjian Baru: waktu antara kematian Yesus dan kedatangan-Nya kembali." Tuliskan tiga kategori kitab-kitab Perjanjian Baru di papan pengumuman atau poster.

Kitab-kitab sejarah (Matius sampai Kisah Para Rasul): Katakanlah, "Kitab-kitab ini menceritakan tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus dan pendirian gereja Perjanjian Baru." Baca Yohanes 11:25-27 dan Kisah Para Rasul 2:42-47. Jelaskan bahwa tanggapan Yesus terhadap Marta (salah satu saudari Lazarus) dalam Yohanes 11 adalah lambang mengapa Dia datang ke bumi. Tanyakan, "Bagaimana orang-orang percaya dalam Kisah Para Rasul 2 berperilaku (berdoa, memberi persembahan, pujian, persekutuan, dll.)? Kita harus mengikuti contoh kerendahan hati mereka di gereja kita sendiri."

Surat-surat Paulus (Roma sampai Filemon): Pertama, secara singkat ingatkan siswa tentang status dan pertobatan Paulus sebelumnya (Kisah Para Rasul 9:1-31). Katakanlah, "Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat (Roma sampai 2 Tesalonika) dan kepada orang-orang (1 Timotius sampai Filemon). Namun, terlepas dari pendengarnya, surat-surat Paulus mengingatkan kita bagaimana hidup dan bertindak sebagai orang percaya kepada Yesus." Baca Efesus 4:2-3.

Surat-surat tambahan (Ibrani-Wahyu): Jelaskan bahwa Paulus bukanlah satu-satunya yang menulis surat — sisa kitab-kitab dalam Perjanjian Baru juga merupakan surat-surat yang ditulis oleh orang-orang, seperti: Petrus, Yohanes, dan Yakobus, saudara Yesus. Katakan, "Meskipun kita tahu sebagian besar penulis yang menulis kitab-kitab ini, beberapa masih belum diketahui (misalnya Ibrani). Terlepas dari pengarangnya, surat-surat ini juga mengingatkan kita bagaimana hidup dan bertindak sebagai orang Kristen." Baca Yakobus 1:19-21.

Berikan komentar, "Karena kita hidup setelah kebangkitan Yesus, kita mengikuti contoh-contoh keyakinan dan penyembahan di Perjanjian Baru (secara pribadi meminta Yesus untuk mengampuni dosa-dosa kita, pembaptisan orang percaya sepenuhnya, berdoa secara pribadi, dan memiliki Roh Kudus yang tinggal dalam kita, dll.)." Jelaskan bahwa meskipun ada perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (misalnya pengorbanan hewan untuk menebus dosa), kita belajar dari kedua bagian Alkitab tersebut! Katakanlah, "Jangan pernah membiarkan seseorang mengatakan kepadamu bahwa Perjanjian Lama tidak relevan — ingatlah bahwa semua kitab suci diembuskan oleh Allah dan berguna untuk pengajaran dan pemahaman (2 Timotius 2:16-17)."

Kesimpulan dan Kegiatan Penjangkauan (25 menit)

REKAP: Perjanjian Baru disusun menjadi tiga bagian: kitab sejarah, surat-surat Paulus, dan surat-surat tambahan. Kita hidup pada zaman Perjanjian Baru dan harus berusaha untuk menjalani hidup kita sepenuhnya untuk Kristus sehingga orang lain dapat menerima keselamatan.

KARTU UCAPAN: Buatlah daftar anak yang membutuhkan di komunitas Anda (seperti anak asuh) atau anak yatim yang tinggal di negara lain. Luangkan waktu untuk menulis pesan pribadi yang memberikan semangat dan/atau ayat-ayat Alkitab di kartu kosong. Sebelum menutup acara, secara khusus berdoalah agar orang-orang yang menerima kartu ucapan akan menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka jika mereka belum mengenal-Nya.

DOA PENUTUP: "Tuhan, kami berterima kasih atas kesempatan untuk belajar dari Alkitab. Kami berdoa agar kami menjadi contoh kasih karunia Kristus bagi semua orang yang kami jumpai. Kami juga berdoa untuk para penerima kartu; agar Engkau menyelamatkan mereka jika mereka belum memiliki hubungan dengan Engkau. Amin." (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs : Ministry to Children
Alamat situs : http://ministry-to-children.com/bible-layout-lesson-three/
Judul asli artikel : Understanding the New Testament (Bible Organization Series #3)
Penulis artikel : Leah Pittsinger
Tanggal akses : 17 Mei 2017
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaAnak.
binaanak@sabda.org
e-BinaAnak
@sabdabinaanak
Redaksi: Rostika, Davida, Amidya, dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
© 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnakhub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/

Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/

 

Disclaimer | © e-BinaAnak 2011 | Buku Tamu | Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati | Laporan Masalah/Saran