|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 450/SEPTEMBER/2009
- SALAM DARI REDAKSI: Jauhkan Anak dari Jurang Kekhawatiran!
- ARTIKEL: Anak yang Suka Khawatir
- MUTIARA GURU
- TIPS 1: Bagaimana Membantu Anak yang Khawatir?
- TIPS 2: Katakan pada Tuhan Bagaimana Perasaanmu
- BAHAN MENGAJAR: Tidak Takut
- WARNET PENA: Situs Pelitaku: Memperlengkapi Keterampilan Menulis
Anda
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
JAUHKAN ANAK DARI JURANG KEKHAWATIRAN!
Shalom,
Kekhawatiran tidak hanya terjadi kepada orang dewasa saja. Anak-anak
juga bisa mengalami hal tersebut. Kekhawatiran pada anak bisa
bermacam-macam, misalnya khawatir jika tidak naik kelas, takut jika
terjadi hal-hal buruk ketika mereka tinggal di rumah sendiri, dan
lain-lain. Jika kekhawatiran sudah menuju ke tahap yang serius, si
anak terkadang menunjukkan gejala seperti menangis keras, histeris,
takut yang berlebihan, dan lain sebagainya. Hal ini harus
diwaspadai. Jangan sampai masalah ini berkelanjutan dan berdampak
kurang baik bagi perkembangan psikis anak itu sendiri. Guru sekolah
minggu pun perlu memerhatikan anak-anak layannya -- apakah ada di
antara mereka yang memiliki rasa khawatir yang berlebihan. Jika ada,
adalah tugas Anda untuk menolong anak-anak tersebut.
Untuk membantu Pelayan Anak menolong anak-anak layan, khususnya yang
memiliki masalah kekhawatiran, redaksi telah menyediakan artikel dan
tips menarik yang bisa Anda terapkan. Jangan lupa untuk senantiasa
bekerja sama dengan orang tua murid karena hal itu akan memudahkan
Anda mencari penyebab kekhawatiran dari si anak. Selamat menyimak
dan jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada rekan
sepelayanan Anda. Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
http://pepak.sabda.org/
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
ANAK YANG SUKA KHAWATIR
A. Pengertian Masalah
Khawatir adalah reaksi emosi dari semua peristiwa yang menimbulkan
efek rasa takut ke dalam diri. Dewasa ini, masyarakat hidup dalam
persaingan yang hebat. Demikian juga anak, sejak kecil sudah hidup
bersaing untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan belajar.
Jadi, tidaklah mengherankan bila hal itu menambah tekanan bagi anak.
"Kekhawatiran" sudah menjadi hal yang umum. Dua hal yang berbeda,
yaitu kekhawatiran dan ketakutan, menjadi begitu erat. Ketakutan
adalah objek yang jelas dan itu mudah diatasi, akan tetapi
kekhawatiran adalah suatu perasaan terancam yang menyerang jiwa
anak. Anak yang terlalu khawatir biasanya dikarenakan hadirnya suatu
ketegangan dalam syarafnya. Sigmund Freud membagi perasaan khawatir
ke dalam tiga kategori.
1. Khawatir yang Sesungguhnya
Ketika seseorang menghadapi bahaya dan ancaman serta belum menemukan
cara penyelesaiannya, pastilah dalam ketakutannya timbul perasaan
khawatir. Sebagai contoh, saat anak menantikan pengumuman hasil
ujian yang ia sendiri tidak yakin, atau saat anak baru pindah ke
tempat yang baru dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.
2. Khawatir Karena Ketegangan Saraf
Ada sebagian anak yang peka dengan kekhawatiran, apalagi menghadapi
masa depannya. Bila anak tidak tumbuh dalam lingkungan dan keluarga
yang memberi rasa aman kepadanya, maka ia akan merasa khawatir,
tegang, dan terlalu peka terhadap setiap hal yang akan terjadi.
3. Khawatir Secara Moral atau Karena Dosa
Ragam kekhawatiran ini disebabkan adanya tuntutan yang terlalu
tinggi terhadap diri sendiri, sering menegur diri sendiri, dan
sering merasa khawatir dengan kesalahan yang pernah dilakukan.
Jikalau tuntutan orang tua terhadap anak sangat tinggi, anak akan
mengalami kekhawatiran dan merasa tegang.
B. Pernyataan Masalah
Khawatir adalah perasaan yang dapat membuat seseorang menderita,
cemas, dan ragu terhadap diri sendiri. Ciri-ciri seseorang yang
sedang mengalami kekhawatiran yang serius ialah: menjadi agresif,
histeris, menangis keras, berteriak, bermimpi buruk, kehilangan
nafsu makan, dan sesak napas. Terlebih lagi bila anak mengalami
gangguan fisik, seperti jantung berdebar keras, tekanan darah
tinggi, muntah-muntah, keluar keringat dingin, ketegangan jiwa,
kejang pada otot, dan lain sebagainya.
C. Penyebab Masalah
1. Sifat Pembawaan
H.J. Eysenack berpendapat bahwa masalah kekhawatiran sebagian dapat
disebabkan karena keturunan dan sebagian lagi karena lingkungan.
Beberapa pakar berpendapat bahwa kandungan seorang ibu termasuk satu
lingkungan, oleh karena itu bila pembawaan si ibu sering cemas dan
khawatir, ia akan melahirkan seorang anak yang suka khawatir atau
anak yang melankolis.
2. Kurang Rasa Aman
Kurang rasa aman atau terlalu banyak mengalami frustrasi juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi khawatir. Seorang anak dapat merasa
begitu cemas sebab ditolak oleh orang tua atau oleh guru, atau tidak
diterima oleh teman-temannya. Tidak adanya pemeliharaan yang baik
dari orang tua, kelemahlembutan, dan keharmonisan antara orang tua
juga dapat menyebabkan timbulnya rasa khawatir dan cemas dalam diri
si anak.
3. Rasa Ketakutan
Bagi anak, mendapat teguran yang keras atau tuntutan yang berlebihan
dari orang tua atau guru merupakan suatu ketakutan yang besar. Juga
ada ketakutan yang tidak perlu, yaitu khawatir pada hal yang akan
datang. Jikalau anak bisa mengenal apa yang menjadi objek dari
ketakutannya, maka hal itu akan menolong anak untuk mengurangi
kekhawatirannya.
D. Penyelesaian Masalah
1. Mengintrospeksi Diri
Adakah orang tua bersikap terlalu keras atau mungkin suka banyak
mengkritik? Apakah kebutuhan jiwa anak diremehkan sehingga mereka
kehilangan rasa aman? Bila orang tua sendiri sering mengalami
kekhawatiran, maka suasana hati ini akan menular pada anak. Oleh
sebab itu, orang tua harus bersikap periang agar membantu anak
memiliki pandangan yang tepat terhadap hidup di dunia ini dan
melenyapkan rasa khawatir mereka.
2. Sering Berbagi Rasa dengan Anak
Kekhawatiran anak sering disebabkan karena anak tidak tahu apa yang
akan terjadi. Bila orang tua atau guru mampu berbagi rasa dengan
memberitahukan apa yang terjadi dan juga cara untuk mengatasinya,
mereka akan menolong anak mengurangi rasa khawatirnya, terlebih lagi
bila anak sampai mengalami ketakutan.
3. Hindarkan Didikan yang Keras
Anak akan mengalami kecemasan yang amat sangat apabila orang tua
atau guru terlalu keras dalam mendidik. Diperlukan sikap memahami
keadaan anak dan sikap penerimaan akan suatu kenyataan yang tidak
dapat diubah, misalnya anak memang kurang berbakat atau lemah dalam
hal-hal tertentu. Dengan demikian, orang tua tidak boleh menuntut
secara berlebihan terhadap anak, dan membebaskan anak dari rasa
khawatirnya.
4. Belajar Bersandar pada Allah
Firman Allah mengajarkan kita untuk jangan "khawatir tentang apa pun
juga" (Mat. 6:26-27), bahkan Allah memberi janji-Nya melalui Paulus:
"Jangan kamu khawatir tentang apa pun juga .... Damai sejahtera
Allah yang melampaui akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam
Yesus Kristus." (Flp. 4:6-7)
Diambil dan disesuaikan dari:
Judul buku: Menerobos Dunia Anak
Penulis: Dr. Mary Go Setiawani
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2000
Halaman: 118 -- 120
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Yakinkan anak layan Anda
bahwa Tuhan Yesus senantiasa menyertai mereka
dalam keadaan apa pun.
______________________________________________________________________
TIPS 1
BAGAIMANA MEMBANTU ANAK YANG KHAWATIR?
Seperti orang dewasa, anak-anak pun terkadang juga mengalami
kekhawatiran. Belajar menangani kekhawatiran dan kegelisahan adalah
keterampilan hidup yang penting. Namun, seperti halnya orang dewasa,
anak-anak kehilangan pandangan dan mengalami kekhawatiran yang
berlebihan. Orang tua harus memberikan perhatian ketika kekhawatiran
normal menjadi kekhawatiran yang berlebihan. Berikut beberapa cara
untuk membantu anak yang khawatir agar merasa lebih nyaman.
1. Langkah 1
Perhatikan suasana hati anak Anda. Jangan terlalu mengawasi
keadaan emosinya, tapi tetap perhatikan apa yang sedang terjadi
di dunia kecilnya. Jika dia khawatir, Anda akan lebih menyatu
dengan perasaannya dan siap menolongnya.
2. Langkah 2
Kenali tanda-tanda kekhawatiran yang berlebihan. Anak Anda
mungkin sulit tidur atau bermimpi buruk. Mungkin dia kembali
kepada kebiasaan-kebiasaannya sewaktu kecil, seperti menghisap
jari atau mengompol. Anak-anak yang benar-benar khawatir biasanya
lebih sering sakit perut atau sakit kepala. Bahkan ketika
penyebab sakit itu adalah rasa khawatir, rasa sakitnya
benar-benar terasa.
3. Langkah 3
Dengarkanlah anak Anda. Bertanyalah, tetapi jangan memaksanya.
Jika anak Anda terlihat enggan menunjukkan ketakutannya, bantu
dia dengan bermain boneka dan mainan binatangnya untuk melukiskan
keadaan hidup manusia. Anak Anda yang khawatir mungkin dapat
menunjukkan secara lebih jelas perasaannya melalui permainan.
4. Langkah 4
Jaga dan perhatikanlah rutinitasnya sedapat mungkin, walaupun
hidup Anda sendiri tidak teratur. Anak-anak akan merasa aman bila
mereka dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Bahkan jika
situasinya jelas akan menimbulkan kekhawatiran, seperti kematian
anggota keluarga, menjaga anak Anda untuk tetap makan
dan tidur sesuai dengan pola kebiasaannya akan menjadi sesuatu
yang sangat membantu mereka.
5. Langkah 5
Yakinkan anak Anda bahwa dia akan baik-baik saja dan Anda akan
menjaganya. Anak-anak adalah pemikir-pemikir konkret. Jika dia
khawatir melihat rumah yang terbakar, jangan hanya berusaha
menjelaskan bahwa ada pemadam kebakaran di daerah setempat. Bantu
dia untuk merasa tenang dengan membawanya ke pemadam kebakaran
setempat, di mana dia bisa berbicara dengan petugas pemadam
kebakaran.
6. Langkah 6
Perhatikan kebiasaan Anda sendiri. Jika Anda adalah orang dewasa
yang suka khawatir, Anda akan cenderung memiliki anak yang suka
khawatir. Cobalah untuk tidak memperlihatkan kekhawatiran Anda di
depan anak Anda.
7. Langkah 7
Mintalah bantuan untuk anak Anda yang sering khawatir jika
kekhawatirannya tersebut sepertinya sudah tidak dapat
dikendalikan lagi. Dokter anak Anda dapat memberi referensi
kepada seorang psikolog anak. (t/Kristin)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: eHow.com
Judul asli artikel: How Help Worried Child
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2257555_help-worried-child.html
______________________________________________________________________
TIPS 2
Dalam menghadapi anak yang sering merasa khawatir, harus terus
ditanamkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Mengajarkan
kepada anak bahwa mereka bebas berbicara kepada Tuhan mengenai
perasaan mereka, merupakan cara yang baik. Berikut hal-hal yang
dapat Anda beritahukan kepada anak-anak layan Anda apa saja yang
bisa mereka sampaikan kepada Tuhan.
KATAKAN PADA TUHAN BAGAIMANA PERASAANMU
"Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat
tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. Mataku
mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku." (Mazmur
6:6-7)
Berikan anak Anda keyakinan bahwa Allah tidak pernah terguncang atau
terkejut mendengar apa yang dikatakan anak Anda pada-Nya. Biarkan
anak Anda tahu ia bisa jujur sepenuhnya kepada Tuhan dan menyatakan
apa saja yang ada di hatinya. Anak anda bisa mengatakan pada Tuhan
ketika:
- Bertanya-tanya mengenai kehidupan.
Allah senang mendengar pertanyaan anak Anda. Ia akan menemukan
cara untuk menjawabnya. Seorang teman kecil saya pernah bertanya
pada Tuhan dalam doa, "Dan Tuhan, saya ingin tahu -- apakah ulat
suka keju?"
- Gelisah atau cemas.
Anak-anak bisa khawatir. Anak-anak juga bisa sakit maag. Melalui
doa, anak Anda bisa mengalami damai sejahtera dari Allah.
"Tolong agar saya tidak takut, Tuhan, dalam menghadapi masa depan
saya. Penuhi hati saya dengan damai sejahtera-Mu."
- Marah.
Lebih baik berdoa daripada mengomel! Kemarahan reda ketika anak
Anda berdoa dan menyerahkan keadaan pada Tuhan.
"Saya marah dan kesal soal ini, Tuhan. Bebaskan saya dari rasa
marah ini, dan saya percaya Engkau akan mengurus keadaan ini."
- Gembira.
Allah ingin tahu segembira apa anak Anda ketika ia memenangkan
sesuatu, atau menerima pujian yang baik, atau berhasil dalam suatu
hal yang ia coba lakukan. Allah senang melihat keberhasilan anak
Anda seperti halnya Anda sebagai orang tua.
"Bapa di surga, terima kasih untuk hal indah yang terjadi pada
saya hari ini. Saya tahu Engkau merencanakannya untuk saya!"
- Sedih.
Apakah anak Anda memikul beban kesedihan yang dalam? Apakah ia
ditolak? Apakah ia kecil hati karena berulang kali gagal? Dorong
dia untuk berpaling pada Tuhan dalam doa dan menyatakan
perasaannya pada Tuhan.
"Bapa di surga, keadaan ini membuat saya sangat sedih hingga saya
ingin menangis sepanjang waktu. Tolong sembuhkan hati saya yang
luka dan angkat rasa nyeri yang saya rasakan ini. Tunjukkan apa
yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki keadaan ini."
Ajari anak Anda bahwa ia bisa memercayai Allah untuk hal-hal yang
bahkan tidak bisa diceritakan pada sahabatnya. Allah bisa dan akan
menyimpan rahasia anak Anda, Ia bisa dan akan mengampuni setiap dosa
yang diakui anak Anda pada-Nya, Ia bisa dan akan bertindak untuk
anak Anda. Berdoa untuk menyatakan perasaan membantu anak Anda
mengembangkan hubungan "percakapan" sesungguhnya dengan Tuhan. Anak
Anda akan tahu apa artinya "berjalan dengan-Nya dan berbicara
dengan-Nya" setiap hari.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 52 Cara Sederhana Mengajar Anak Anda Berdoa
Judul asli artikel: Katakan pada Tuhan Bagaimana Perasaan Anda
Penulis: Roberta Hromas
Penerjemah: Esther S. Mandjani
Penerbit: Interaksara, Batam 1999
Halaman: 131 -- 133
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
TIDAK TAKUT
Baca: Mazmur 61:1-4
"Oh, lihat!" seru Lana ketika dia dan keluarganya berjalan-jalan di
seksi kebun luar ruangan sebuah museum. "Bukankah anak-anak ayam itu
mengintip dari balik induknya?" "Ya, disitulah mereka berlindung
ketika ada sesuatu yang membuat mereka takut," jawab ayahnya.
"Aku juga mau lihat," pinta Jonathan, adik laki-laki Lana. Sambil
memegang tangannya, Lana menggiring adiknya ke pagar dan
memperlihatkan kepadanya sang induk ayam dan anak-anaknya.
"Bolehkah aku minta satu dari anak-anak ayam itu?" tanya Jonathan.
"Tidak, Sayang," kata Ibu. "Mereka pasti akan sangat kesepian jika
kita mengambil mereka dari induknya." Saat ibu berbicara, tetesan
air hujan mulai jatuh di sekeliling mereka.
"Seberapa jauh untuk sampai ke mobil, Ayah?" tanya Lana sembari
menutupi kepalanya dengan jaket.
"Ini adalah tempat yang luas, Nak. Kita harus berjalan jauh untuk
bisa sampai ke tempat parkir," jawab Ayah, sambil melihat ke langit.
"Ayah rasa kita akan kehujanan. Ayo kita pergi ke paviliun dan
menunggu di sana." Keluarga itu berlari ke paviliun dan berkumpul
bersama orang-orang yang juga berteduh di sana.
"Lihat, apa yang Ibu dapatkan di dompet ibu," kata Ibu ketika
Jonathan mendekat kepadanya. Ibu mengeluarkan sebuah amplop kecil
dan membukanya. Saat ibu mengeluarkan isinya, ternyata isinya adalah
jas hujan tipis. Setelah memakainya, Ibu juga menutup tubuh Jonathan
dengan jas hujannya supaya mereka berdua tidak kehujanan. Yang bisa
terlihat dari Jonathan hanyalah kepalanya.
"Lihat Jonathan, Ayah. Dia seperti anak-anak ayam tadi," kata Lana
sambil tertawa.
"Anak-anak ayam itu takut!" protes Jonathan, "aku tidak takut."
"Tapi, jika kamu takut, di situlah seharusnya kamu berada," kata
Ayah. Ayah tersenyum kepada Jonathan. "Ini mengingatkanku kepada
Yesus. Dia ingin kita sedekat mungkin dengan-Nya. Maka, kita tidak
perlu takut lagi."
"Sama seperti anak-anak ayam yang tidak takut ketika mereka dekat
dengan induknya?" tanya Lana.
"Tepat sekali," kata Ibu. "Yesus sangat mencintai kita, indah
sekali, bukan?"
Bagaimana dengan Kamu?
Apakah terkadang kamu merasa takut? Apakah kamu tahu apa yang harus
kamu lakukan bila merasa takut? Ke mana kamu akan meminta bantuan?
Jika kamu adalah orang Kristen, kamu tidak perlu takut sebab Yesus
tidak akan pernah meninggalkan kamu. Ketika kamu merasa takut,
katakan ketakutanmu kepada-Nya, ingatlah bahwa dia berada di
dekatmu. Percayalah kepada-Nya.
Ayat Hafalan: "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu." (Mazmur
56:3) (t/Kristin)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Devotions for Kids 2 (20 August)
Judul asli artikel: Not Afraid
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Tyndale House Publishers, Illinois 1995
Halaman: Tidak dicantumkan
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS PELITAKU: MEMPERLENGKAPI KETERAMPILAN MENULIS ANDA
http://pelitaku.sabda.org/
Anda rindu untuk berbagi berkat melalui artikel atau menulis cerita
untuk anak? Atau saat ini Anda sudah memiliki hasil karya tersebut
namun masih kurang percaya diri untuk mempublikasikannya? Cobalah
untuk meminta masukan ke rekan-rekan yang lain perihal isi tulisan
Anda. Nah, jika Anda masih membutuhkan berbagai macam referensi
seputar teknik dan dasar kepenulisan, silakan berkunjung ke situs
Penulis Literatur Kristen dan Umum (Pelitaku)! Di sana, Anda akan
mendapatkan informasi menarik tentang dunia kepenulisan. Selamat
berkunjung!
a. Menulis Cerita Anak
==> http://pelitaku.sabda.org/menulis_cerita_anak
b. Berkreativitas dengan Menulis Cerita Anak
==> http://pelitaku.sabda.org/berkreativitas_dengan_menulis_cerita_anak
c. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Anak-Anak
==> http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_penulisan_cerita_anak_anak_0
Untuk artikel dan tips tentang kepenulisan yang lain, silakan Anda
mengunjungi alamat berikut ini.
==> http://pelitaku.sabda.org/daftar_artikel
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|