|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 459/NOVEMBER/2009
- SALAM DARI REDAKSI: Mari Mengevaluasi Kurikulum Mengajar di
Sekolah Minggu
- ARTIKEL: Mengevaluasi Kurikulum Sekolah Minggu Anda
- TIPS: Mengevaluasi Kurikulum
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Membawa Persembahan Kita
- WARNET PENA: Perlengkapi Rajawali Kecil Anda!
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
MARI MENGEVALUASI KURIKULUM MENGAJAR DI SEKOLAH MINGGU
Mengajar dengan menggunakan kurikulum yang telah dirancang
sedemikian rupa merupakan salah satu hal yang pasti dilakukan oleh
guru sekolah minggu yang bijaksana. Namun, sebagus apa pun kurikulum
yang digunakan sebagai landasan dalam mengajar, akan lebih bijaksana
lagi jika kurikulum tersebut dievaluasi secara berkala. Oleh karena
itu, selain menggunakan kurikulum, ada baiknya para pelayan anak pun
membuat perangkat evaluasi untuk menguji efektivitas dan
keberhasilan kurikulum yang digunakan.
Pada edisi akhir e-BinaAnak November 2009 ini, redaksi menyiapkan
beberapa panduan yang bisa Rekan-Rekan sekalian gunakan untuk
mengevaluasi kurikulum pengajaran sekolah minggu Anda saat ini. Jika
sekolah minggu Anda belum pernah melakukan evaluasi, maka sajian
kali ini pasti akan sangat membantu Anda sebagai langkah awal.
Namun, bagi Anda yang memang selalu mengevaluasi kurikulum, kiranya
edisi ini dapat menambah wawasan dan membantu pengembangan
evaluasi-evaluasi kurikulum selanjutnya. Biarlah semuanya
mendapatkan berkat dan manfaat melalui edisi ini. Tuhan Yesus
memberkati.
Selamat mengevaluasi kurikulum mengajar Anda!
Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
Davida Welni Dana
http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
http://pepak.sabda.org/
http://fb.sabda.org/binaanak/
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=2 Timotius 3:16 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL
MENGEVALUASI KURIKULUM SEKOLAH MINGGU ANDA
Diringkas oleh: Dian Pradana
Bagian dari tanggung jawab gereja untuk melengkapi para guru dalam
pelayanan di gereja adalah menyediakan kurikulum yang tepat bagi
mereka. Meskipun merupakan suatu tantangan bagi sebagian besar
pemimpin gereja untuk memahami dan mengetahui bagaimana menggunakan
kurikulum, beberapa gereja malah tidak ingin menggunakan kurikulum.
"Kami tidak memerlukan kurikulum. Kami hanya mengajarkan Alkitab."
Diucapkan atau tidak, sikap seperti ini kadang-kadang muncul di
gereja-gereja dan organisasi-organisasi Kristen. Namun, biasanya
sikap ini akan menghasilkan pendidikan yang kurang bermutu.
Kurikulum yang baik dirancang untuk memudahkan pengajaran Alkitab,
bukan untuk menggantikannya. Jadi, pemahaman tentang apakah
kurikulum itu dan bagaimana memilih dan menggunakannya dengan
efektif adalah hal yang penting bagi pendidikan Kristen.
Masalah utama di gereja-gereja saat ini adalah memilih kurikulum
yang alkitabiah dan mengacu pada penafsiran teologis firman Tuhan
yang benar -- pendekatan sejarah keselamatan. Beberapa gereja,
independen maupun denominasi, menggunakan bahan yang secara umum
injili dan mudah digunakan tanpa memahami fokus kurikulum.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
kurikulum sekolah minggu. Salah satunya adalah filosofi pendidikan
dalam kurikulum. Setiap kurikulum memiliki bias terhadap dasar
filosofis tertentu. Apakah kurikulum itu berdasarkan instruksi guru
dengan sedikit partisipasi murid, ataukah kurikulum itu menekankan
pembelajaran yang melibatkan pencarian sehingga murid-murid bisa
menjadi peserta yang aktif dalam proses pendidikan melalui metode
pelajaran yang baik? Sebagian besar kurikulum mengandung kedua
elemen tersebut, dengan salah satunya lebih mendominasi.
Gereja-gereja perlu memilih mana yang lebih penting. Apakah
guru-guru kita memiliki latar belakang teologis dan alkitabiah untuk
menggunakan bahan yang lebih mudah digunakan, atau apakah kita
menekankan teologi dengan bahan-bahan yang agak sulit digunakan?
Meskipun filosofi pendidikan penting, pertimbangan teologis juga
penting. Robert Pazmino di "Foundational Issues in Christian
Education" menyatakan hal-hal berikut ini.
1. Apakah teologi penerbit dan penulis kurikulum cocok dengan
teologi gereja atau pelayanan tertentu? Apakah konsep-konsep
teologis yang disampaikan sesuai dengan berbagai tingkat usia dan
komprehensif?
2. Apakah kurikulum tersebut menegaskan Alkitab sebagai otoritas
tertinggi seperti yang dianut gereja atau komunitas tertentu?
Apakah seluruh bimbingan Alkitab yang digunakan dalam kurikulum
cocok untuk segala usia? Selain Alkitab, otoritas apa lagi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan kurikulum?
Kebanyakan literatur sekolah minggu lebih menekankan moral daripada
berpusat pada Kristus, produk yang diusahakan untuk menghadapi
tantangan yang gereja biasanya hadapi -- kesulitan merekrut jumlah
guru sekolah minggu yang cukup. Cara mudah untuk membantu mengatasi
masalah ini adalah menemukan kurikulum yang paling berwarna, menarik
secara visual, dan mudah digunakan oleh guru tanpa harus menganalisa
isinya dengan cermat. Sebagian besar kurikulum tersebut tidak
memiliki pesan keselamatan dan tidak berpusat pada Kristus, sehingga
berpeluang membuat guru menafsirkan teks secara tidak tepat. Masalah
umum bagi para pengkhotbah dan guru adalah gagal memahami dan
menerapkan aspek keselamatan, dan akhirnya mengkhotbahkan atau
mengajarkan moralisme dan pesan-pesan yang berpusat pada manusia.
Dr. Bryan Chapell, dalam bukunya, "Christ Centered Preaching:
Redeeming the Expository Sermon", menyatakan bahwa "pesan-pesan yang
tidak berpusat pada Kristus (misalnya yang tidak berpusat pada
keselamatan) pasti menjadi berpusat pada manusia, meskipun
penyimpangan ini sering terjadi tanpa sengaja di antara para
pengkhotbah Injil". Dia menyebut pesan ini pesan yang mematikan yang
justru menusuk inti iman daripada mendukungnya. Pesan-pesan itu
mendesak orang-orang percaya untuk melakukan sesuatu supaya dikasihi
Tuhan. Beberapa contoh yang diberikan Dr. Chapell adalah pesan-pesan
seperti "jadilah seperti...", "berbuat baiklah", dan "disiplinlah",
yang memusatkan perhatian pendengar pada tingkah laku, pencapaian
karakter alkitabiah tertentu, atau mendesak orang percaya untuk
meningkatkan hubungan mereka dengan Tuhan dengan lebih rajin
menggunakan anugerah. Yang sering kali menjadi masalah adalah bukan
pada apa yang dikatakan oleh para pengkhotbah (guru), melainkan pada
apa yang gagal mereka katakan.
Beberapa penerbit menyesuaikan kurikulum mereka dengan pasar
interdenominasi. Sebagian besar kurikulum yang diterbitkan oleh
penerbit terkenal itu baik -- survei Alkitab, pertumbuhan rohani,
teknik penggalian Alkitab, dilengkapi dengan beberapa saran praktis
-- tapi tidak ditujukan untuk kepentingan penafsiran yang benar.
Penyebab dari masalah penafsiran ini, yang berujung pada cacatnya
kurikulum sekolah minggu, adalah kurangnya pesan sejarah keselamatan
sebagai dasar materi. Hasilnya, pelajaran dalam banyak kurikulum
berdiri sendiri dan terpisah dari tema Alkitab.
Banyak guru sekolah minggu memiliki hati dan keinginan yang
sungguh-sungguh untuk mengajar anak-anak, tetapi kurang memiliki
latar belakang teologis untuk memahami "gambaran besar" Alkitab
dalam alur sejarah penyelamatan. Presuposisi guru yang diterapkan
dalam suatu teks sebagai suatu tafsiran merupakan hal yang penting
untuk menyampaikan kebenaran Tuhan. Bila tafsiran itu tidak benar,
prinsip-prinsip dan penggunaannya akan menuju pada alur yang salah
dalam konteks yang tidak menyelamatkan. Alkitab bukanlah suatu
kumpulan bagian-bagian yang sama (ayat-ayat), seperti pizza, yang
bisa dikeluarkan secara acak; sebaliknya, setiap teks harus dipahami
konteks sejarahnya dan terus dalam terang wahyu Allah sebelum ayat
tersebut dinyatakan sebagai firman Tuhan yang berkuasa untuk jemaat.
Dr. Edmond Clowney, dalam "Biblical Theology and the Character of
Preaching", mengatakan: "Teologi yang alkitabiah mencoba membuka
tujuan yang penting dari sejarah keselamatan. Teologi yang
alkitabiah berfokus pada inti sejarah keselamatan dalam Kristus. Di
sisi lain, teologi yang alkitabiah ini juga membukakan bagi kita
aspek subjektif, kekayaan rohani dari pengalaman umat Allah dan
hubungannya dengan pengalaman kita sendiri."
Akhirnya, kurikulum seharusnya berfokus pada Injil. Goldsworthy,
dalam "Preaching the Whole Bible as Christian Scripture: The
Application of Biblical Theology to Expository Preaching",
mengatakan, "Kita tidak bisa mulai berkembang pada suatu rangkaian
prinsip tanpa terlebih dahulu mengiyakan kesentralan Injil.
Kehidupan dan pelayanan gereja lokal perlu dengan sadar diri
berpusat kepada Injil untuk menjaga efektivitas demi pelebaran
kerajaan Allah." Bahkan bila seseorang tidak bisa secara langsung
melihat Kristus dalam suatu pasal, atau sebagai suatu tipe atau
kiasan perbandingan, FCF harus membawa kita pada anugerah yang kita
perlukan melalui Yesus Kristus. Salah satu bantuan terbesar yang
bisa gereja berikan kepada guru-guru sekolah minggunya adalah
menyediakan suatu kurikulum yang mengacu pada Injil dari suatu dasar
sejarah keselamatan. Sangat sedikit kurikulum di pasaran yang
memiliki fokus seperti ini. Kurikulum tidak hanya akan membantu para
murid belajar tentang anugerah Allah, tetapi juga akan menjadi alat
untuk memuridkan guru ketika mereka menggunakan waktu untuk
mengajar. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: PCACEP.org
Judul asli artikel: Evaluating Your Sunday School Curriculum
Penulis: Dave Matthews
Alamat URL: http://www.pcacep.org/Publications/EquipArchives/2006/
September/LeadSept06.htm
-- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --
______________________________________________________________________
TIPS
MENGEVALUASI KURIKULUM
Untuk melihat kurikulum dengan jelas, ada tiga faktor yang harus
diperhatikan: mengapa, apa, dan siapa.
Mengapa Mengevaluasi Kurikulum?
Gereja-gereja pada umumnya memiliki tiga alasan penting untuk
mengevaluasi kurikulum sekolah minggu.
1. Ketidaknyamanan di antara guru. Masalah ini -- yang ditunjukkan
oleh beberapa faktor, misalnya moral yang buruk, pengunduran
diri, dan kurikulum alternatif yang digunakan -- merupakan
alasan yang paling sering muncul.
2. Tujuan pendidikan yang baru. Dengan tujuan baru, gereja
sering kali memikirkan ulang bahan-bahan pengajarannya. Misalnya,
mereka mungkin ingin menerapkan program-program yang lebih
menarik bagi orang-orang non-Kristen, atau mereka ingin pandangan
yang lebih konservatif tentang Alkitab.
3. Keinginan untuk mendapatkan materi yang lebih baik. Ini mungkin
adalah alasan yang paling diabaikan karena alasan ini tidak
muncul dari asumsi bahwa perubahan memang diperlukan. Namun,
gereja ingin memastikan tersedianya sumber yang terbaik bagi para
guru, jadi mengevaluasi kualitas bahan-bahan yang digunakan
setiap tiga sampai lima tahun sekali adalah ide yang baik.
Apa Bias Kita?
Faktor penting kedua untuk mengadakan evaluasi kurikulum yang jelas
adalah pemahaman tentang bias pendidikan staf pengajar. Bila tidak,
gereja mungkin malah mendapat bahan pilihan baru yang tidak tepat
untuk para guru.
1. Penerapan dalam Hidup Sehari-Hari
Para guru sangat memerhatikan hal ini. Pertanyaan, "Lalu apa?"
terus muncul. Bahan-bahan harus membantu anak-anak mempraktikkan
iman mereka.
2. Metodologi Pendidikan
Beberapa guru yang memiliki bias ini merasa bahwa membuat
murid-murid bosan adalah dosa, oleh sebab itu pelajaran harus
fokus pada partisipasi murid, dan peramalan adalah sesuatu yang
tidak diperbolehkan. Ruang kelas bisa meluas ke masyarakat,
kadang dengan mengorbankan isi Alkitab dan aplikasi langsung
dalam kehidupan.
3. Penguasaan Isi Alkitab
Para pendidik Kristen mengutuk tidak adanya pengetahuan yang
alkitabiah. Mereka percaya bahwa anak-anak seharusnya tahu
kebenaran, dan kebenaran akan membebaskan mereka untuk menerapkan
ajaran alkitab.
Dengan demikian jelaslah bahwa bahan-bahan kurikulum seharusnya
berlaku adil terhadap ketiga bias ini. Namun bila bidang pengajaran
para guru nampaknya terlalu mudah, bahan-bahan tersebut sepertinya
tidak akan mendapat dukungan sepenuhnya dari para guru.
Siapa yang Terlibat?
Fokus ketiga dalam suatu evaluasi kurikulum adalah rasa memiliki
terhadap proses dan keputusan. Hal ini membawa kita pada
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Siapa yang Mengevaluasi?
Penting untuk membuat kepemilikan yang luas dalam suatu kurikulum
pembelajaran, dan konsep kuncinya adalah keseimbangan.
Contoh, di divisi anak, ada tiga kelompok yang harus
berpartisipasi, yaitu guru, orang tua, dan ahli pendidikan
Kristen. Setiap kelompok seharusnya memiliki suara yang sama
dalam proses, termasuk dalam pemilihan alat evaluasi dan
kurikulum yang ditinjau ulang, dan penerapan evaluasi. Murid yang
lebih tua bisa bergabung dalam proses itu untuk kelas yang lebih
tinggi.
2. Siapa yang Memutuskan?
Ketika evaluasi membutuhkan rekomendasi-rekomendasi, seseorang
perlu membuat keputusan. Kunci keberhasilannya adalah siapa pun
yang memutuskan harus terlebih dahulu dihormati oleh jemaat.
Biasanya majelis gereja atau komisi yang membuat keputusan ini,
tetapi dalam kasus-kasus tertentu, anggota staf dapat mengambil
keputusan. Di kasus yang lain, pengambil keputusan seharusnya
adalah orang yang memiliki pengetahuan luas dalam pendidikan
Kristen tetapi bisa pula orang-orang yang melakukan evaluasi ini.
Hal ini mencegah para pengevaluasi menjadi terlalu mudah membuat
keputusan, dan evaluasi ini memberi otoritas terhadap keputusan
tersebut.
3. Bagaimana Jika Gagal?
Karena para guru mungkin merasa kurikulumnya tidak efektif,
para pemimpin perlu mengumumkan bagaimana perubahan itu akan
dievaluasi -- sebelum perubahan-perubahan itu dilaksanakan. Akan
bijaksana untuk menggunakan kurikulum selama setahun untuk dapat
melakukan cukup evaluasi, namun orang-orang perlu tahu bagaimana
dan kapan efek dari perubahan itu akan dikritik.
Ketika kita terus mengingat poin-poin ini, kunjungan dari perwakilan
kurikulum akan memberikan informasi dan dorongan yang dapat
membentuk pelayanan kita tanpa memaksakan penggunaan pilihan
kurikulum yang tergesa-gesa atau tidak tepat. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Leadership Handbook or Outreach and Care
Judul asli artikel: Choosing Curriculum
Penulis: Mark H. Sebter III
Penerbit: Bakers Book, Michigan 1994
Halaman: 392 -- 393
*) Referensi di publikasi e-BinaAnak yang membahas tentang evaluasi
kurikulum:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/070/
-- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Fokus evaluasi kurikulum adalah rasa memiliki
terhadap proses dan keputusan.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
MEMBAWA PERSEMBAHAN KITA
I. Persiapan
Sediakanlah beberapa hadiah yang telah dibungkus dengan
kertas-kertas yang berwarna cerah. Letakkanlah di meja kecil untuk
dipakai dalam renungan. Tulislah pada masing-masing bungkusan itu
"Hati", "Waktu", "Talenta", dan "Uang". Tunjukkan kata-kata itu pada
saat yang tepat.
II. Nyanyian Bersama: "Semua Ku B`ri Pada Yesus", "Bintang di
Timur"
III. Renungan
Minggu lalu kita bicara tentang para gembala yang segera datang
melihat bayi Yesus. Tentunya ada juga pengunjung-pengunjung yang
lain, tetapi Alkitab hanya menceritakan tentang satu kelompok lain
yang mengadakan perjalanan khusus untuk melihat bayi Mesias.
(Mintalah seorang yang pandai untuk membacakan Matius 2:1-12)
Alkitab menyebut kelompok ini orang-orang Majus. Namun demikian,
mereka adalah ahli-ahli perbintangan yang mempelajari dan
menyelidiki bintang-bintang. Orang-orang ini telah mengamat-amati
langit dan melihat sebuah bintang yang luar biasa terangnya. Mereka
begitu tertarik akan bintang itu sehingga mereka menempuh
perjalanan, mungkin sampai beribu-ribu mil, untuk mengikuti bintang
itu.
Sungguh memakan waktu lama untuk tiba di Bethlehem melihat Raja yang
baru lahir, tetapi mereka percaya akan melihat seorang Penguasa yang
penting dan mereka telah membawa pemberian untuk Bayi itu. Bisakah
kalian menyebut pemberiannya itu? Ya, emas, kemenyan, dan mur.
Ketiga persembahan ini mahal sekali, tetapi orang-orang Majus itu
merasa bahwa persembahan itu merupakan yang paling sedikit yang
dapat mereka bawa -- yaitu yang paling baik yang ada pada mereka.
Saya ingin tahu berapa banyak di antara kalian yang memikirkan
pemberian apa yang dapat kalian berikan kepada Yesus, yang hari
ulang tahun-Nya kita rayakan pada hari Natal.
(Baliklah hadiah yang bertulisan "Hati".) Hadiah yang paling penting
yang dapat kita berikan kepada Yesus adalah kasih dari hati kita.
Sesuatu yang kita semua dapat berikan kepada Yesus adalah waktu
kita. (Baliklah hadiah "Waktu".) Kita masing-masing memunyai jumlah
waktu yang sama dalam sehari. Bagaimana cara kita memakai waktu itu
bergantung dari kita. Apakah kita menghabiskan terlalu banyak waktu
untuk melakukan perkara-perkara buat diri kita sendiri? Bagaimana
dengan waktu untuk membaca Alkitab dan berdoa?
Kita masing-masing memunyai talenta. (Baliklah hadiah yang
bertuliskan "Talenta"). Talenta bukanlah sekadar menyanyi atau
memainkan alat musik. Mungkin ada yang bisa membuat dekorasi indah
untuk ruangan. Barangkali ada yang sangat baik dalam membaca dengan
keras. Tak peduli apa pun talenta kita, kita dapat membiarkan hal
itu dipakai bagi Yesus.
Kalian dapat juga memberikan uang kalian kepada Yesus. (Baliklah
hadiah "Uang".) Kita memberikan uang persembahan di sekolah minggu
dan di gereja atau untuk badan misi. Yesus tidak ambil pusing
tentang jumlah uang yang kalian berikan. Dia senang karena kalian
memberi sebagian dari uang kalian kepada-Nya.
Pada hari Natal ini, janganlah kita lupa untuk memberikan pemberian
yang dapat kita persembahkan kepada Yesus (susunlah hadiah-hadiah
itu sehingga tulisan-tulisannya dapat dilihat) -- hati kita, waktu
kita, talenta kita, dan uang kita.
IV. Doa
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang 1996
Halaman: 75
-- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --
______________________________________________________________________
WARNET PENA
PERLENGKAPI RAJAWALI KECIL ANDA!
<http://www.rajawalikecil.com/>
Bermula pada tahun 2002, Rajawali Kecil memberikan pelatihan bagi
guru sekolah minggu dan PG-TK untuk memberikan visi pelayanan anak,
bercerita, menyiapkan alat peraga, dan lain sebagainya. Agar tidak
penasaran, silakan berkunjung ke alamat di atas dan manfaatkan
bahan-bahan yang ada di sana. Menu yang tersedia di antaranya adalah
renungan, lagu-lagu, cerita, alat peraga, games, kreativitas, sulap
rohani, makalah, agenda racil, dan bahan-bahan Natal. Situs ini
cukup lengkap dan bisa menjadi bahan pendukung pelayanan Anda.
Selamat berjelajah!
Oleh: Kristina (Redaksi)
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|