|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 461/DESEMBER/2009
- SALAM DARI REDAKSI: Menjadi Teladan Ketaatan
- ARTIKEL 1: Maria: Lemah tapi Berhati Mulia
- ARTIKEL 2: Ketaatan Maria dan Yusuf
- MUTIARA GURU
- BAHAN MENGAJAR: Tuhan Menjanjikan Kelahiran Yesus kepada Maria
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook!
Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
MEJADI TELADAN KETAATAN
Seorang pendidik harus dapat menjadi teladan bagi anak-anak didiknya
dalam bersikap. Dan, salah satu sikap yang seharusnya menjadi fokus
utama seorang pendidik adalah sikap taat. Sikap ini sangat menunjang
upaya pendidik dalam mendidik dan memperlengkapi anak agar memiliki
sikap taat kepada orang tua dan terlebih kepada Tuhan.
Masa-masa Natal adalah masa-masa yang tepat untuk belajar lagi
mengenai arti ketaatan. Karena Natal sendiri merupakan hasil dari
ketaatan sejati. Sang Anak Allah taat kepada Bapa-Nya untuk turun
dan menderita demi menebus dosa manusia. Dalam edisi ini, kita akan
belajar mengenai ketaatan dari para tokoh Natal, Maria dan Yusuf.
Biarlah menjadi berkat bagi kita semua, terutama bagi anak-anak
layan Anda.
Redaksi Tamu e-BinaAnak,
Desi Rianto
http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
http://pepak.sabda.org/
http://fb.sabda.org/binaanak
"... Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu ...." (Lukas 1:38)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+1:38 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
MARIA: LEMAH TAPI BERHATI MULIA
"Ketidaktaatan awalnya mendatangkan kebahagiaan, namun berakhir
dengan penderitaan panjang. Ketaatan awalnya mengandung derita,
namun melahirkan kebahagiaan kekal."
Malaikat Gabriel datang kepada Maria dan menyatakan bahwa Maria
mendapat kasih karunia. Pertanyaannya adalah betulkah Maria
mendapatkan kasih karunia? Sering kali banyak orang mengidentikkan
kasih karunia dengan sebuah keberuntungan, berkat materi, kesehatan,
dan lain-lain. Singkatnya, kalau dikatakan mendapat kasih karunia
berarti tidak ada pergumulan, masalah, atau himpitan hidup. Namun,
apakah Maria yang dikatakan mendapat kasih karunia itu berarti ia
mendapat keberuntungan atau dengan kata lain ia tidak mendapatkan
pergumulan? Dalam ayat 31, kasih karunia yang dimaksud adalah Maria
akan mengandung seorang bayi. Seandainya Maria sudah memunyai suami,
maka ini betul merupakan sebuah kasih karunia. Namun posisi Maria
dan Yusuf pada saat itu masih dalam taraf pertunangan. Dengan
demikian, masalah yang dihadapi oleh Maria adalah memiliki anak
sebelum bersuami. Jika dipikir, apakah ini kasih karunia atau
pergumulan?
Ketika Maria bersedia menerima kehendak Tuhan, maka Maria harus siap
menerima beberapa konsekuensi:
1. Ia harus siap dituduh berzinah dan diceraikan oleh Yusuf,
tunangannya, dan tindakan ini sempat dipikirkan dan diambil oleh
Yusuf secara diam-diam.
2. Ia harus siap menghadapi tantangan dari pihak keluarga.
3. Ia harus siap menghadapi cemooh dari lingkungan yang ada di
sekitarnya.
4. Ia harus siap menghadapi tuntutan hukum Taurat. Ia harus dibawa
keluar dari daerah tersebut dan dirajam dengan batu.
Dengan demikian, pada satu sisi Maria patut bersukacita sebab ia
mengandung bayi Yesus yang adalah Juru Selamat dunia, namun dalam
sisi yang lain, ia harus menghadapi pergumulan dan tantangan hidup.
Tetapi respons yang Maria tunjukkan ketika berita Natal disampaikan
kepadanya sungguh mulia. Ia memilih untuk menerima tanggung jawab
itu. Keputusan Maria tidak bisa dilepaskan dari jaminan yang
disampaikan Gabriel bahwa Allah akan selalu ada untuknya dalam
mengemban tanggung jawab mengandung bayi Yesus. Hanya seseorang yang
mengenal dan memercayai Allah yang berani berpegang pada janji
Allah. Kepercayaan Maria kepada Allah dinyatakannya dalam kepatuhan
dan ketaatan. Ia menyebut dirinya sebagai "hamba Tuhan". Maria sadar
bahwa bersama Allah tidak ada yang mustahil. Inilah yang menjadi
kekuatan bagi Maria untuk menerima kehendak Tuhan. Sehingga pada
akhirnya semua pergumulan dan konsekuensi di atas, di dalam
kedaulatan Tuhan, tidak dialami oleh Maria, sampai pada saat Yesus
Kristus lahir.
Dalam hidup ini, banyak orang yang mengklaim dirinya sebagai orang
percaya, namun tidak taat kepada pimpinan dan kehendak Tuhan. Mereka
lebih melihat tantangan atau pergumulan yang akan dihadapi ketika
menjalankan kehendak Tuhan ketimbang melihat Tuhan dan rencana-Nya
yang besar, sehingga membuat mereka melarikan diri dari kehendak
Tuhan. Namun seharusnya setiap kita harus percaya dan taat serta
berani menerima tanggung jawab, apa pun konsekuensi yang harus
dihadapi dalam menjalankan kehendak Tuhan. Sadarilah bahwa Allah
kita jauh lebih besar dari pergumulan hidup kita.
Rencana keselamatan Allah bagi manusia berdosa disiapkan-Nya secara
sempurna. Ia memilih orang-orang untuk mewujudkannya. Allah memilih
Daud, dan kepadanya Allah berjanji bahwa keturunan dan takhtanya
akan ada untuk selama-lamanya. Janji kepada Daud itu tergenapi di
dalam diri Yesus. Allah juga memilih Maria untuk mengandung Bayi
Yesus, Mesias yang dijanjikan datang ke dunia dalam rupa manusia.
Janji penyelamatan dan perwujudan atas janji itu membawa kita pada
pengenalan akan siapa Allah. Hanya Dia yang layak dipuji, dulu,
sekarang, dan sampai selama-lamanya.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: suplemenGKI.com
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://suplemengki.com/?p=221
-- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
KETAATAN MARIA DAN YUSUF
KETAATAN MARIA
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:38).
Pada saat yang tak diduga, ada malaikat yang menemui Maria. Dia
membawa kabar yang tidak masuk akal, yaitu bahwa Maria yang masih
perawan ini akan mengandung bayi laki-laki. Meskipun belum
sepenuhnya mengerti rencana Tuhan, namun Maria dengan penuh
kerendahan hati menaati perintah Tuhan.
Di kalangan pemeluk agama Katolik, Maria memiliki tempat yang
khusus. Ada tiga keteladanan yang patut kita tiru dari Maria.
Pertama, taat pada perintah-Nya. Suara Tuhan sering berbicara di
dalam hati kita. Meski begitu, kita harus menguji apakah suara
tersebut berasal dari Tuhan atau tidak. Caranya:
a. mencocokkannya dengan firman Tuhan dalam Alkitab;
b. melihat situasi di luar diri kita; dan
c. mendengar nasihat sesama orang Kristen. Jika kita yakin, bahwa
itu berasal dari Tuhan, hendaknya kita menanggapi perintah-Nya
dengan berkata, "Jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu."
Kedua, menerima tanggung jawab. Ada bermacam-macam pelayanan yang
mungkin dipercayakan Allah kepada kita. Contohnya, tanggung jawab
mengajar sekolah minggu, menghibur orang sakit, menolong korban
bencana, memimpin organisasi, dsb.. Apa pun beban tanggung jawab
yang kita pikul, hendaknya dengan penuh ketaatan kita berkata,
"Jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu."
Ketiga, Menanggung penderitaan dengan tabah. Apakah Anda mengalami
penyakit selama bertahun-tahun? Apakah Anda berkali-kali harus
menerima penderitaan hidup? Jika ya, maka Allah memberi tanggung
jawab kepada Anda supaya dengan penyakit dan penderitaan itu kuasa
dan kemuliaan dapat terpancar dengan sempurna. "Jadilah padaku
menurut perkataan-Mu itu." Allah hanya membutuhkan ketaatan kita.
Selanjutnya Dia akan memberi tanggung jawab dan kemampuan untuk
melaksanakannya.
KETATAAN YUSUF
"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria
sebagai isterinya" (Matius 1:24).
Di dalam masyarakat Yahudi, ada tiga tahapan pernikahan. Pertama,
perjodohan, yang biasanya terjadi ketika pasangan itu masih
anak-anak. Kedua, pertunangan, berupa kesepakatan formal di antara
kedua keluarga mempelai. Pada tahapan ini, perjodohan itu bisa
dihentikan bila sang gadis menolak melanjutkan ke jenjang
berikutnya. Tapi jika sama-sama sepakat, maka perjanjian yang dibuat
itu bersifat mengikat. Hubungan hanya bisa diakhiri dengan
perceraian.
Masa pertunangan ini adalah 1 tahun, dan mereka sudah dinyatakan
sebagai suami istri meskipun belum hidup bersama. Maria dan Yusuf
berada pada tahap ini. Yusuf adalah orang yang "tulus hati" atau
orang yang selalu "menaati hukum agama" (versi BIS). Menurut hukum
agama, bila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah
bertunangan berhubungan seks dengan seorang laki-laki, maka ia harus
dilempari batu hingga mati (Ul. 22:23).
Dengan mengandung bayi Yesus, Maria menghadapi ancaman hukuman mati.
Tapi ada cara lain untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan
diam-diam menceraikannya (Ul. 24:1-2). Yusuf bermaksud menempuh cara
yang kedua ini. Ketika disapa oleh Allah, Yusuf berubah pikiran. Dia
memilih taat pada rencana dan perintah Allah. Ini bukan tanpa
risiko, sebab tidak mustahil Yusuf mendengar pergunjingan omongan
orang lain: "Maria itu wanita nakal", "Mereka berhubungan seks
sebelum waktunya", "Mereka telah berdosa". Taat pada Tuhan itu bukan
perkara mudah, tapi ujungnya adalah kemuliaan.
SMS from God: Taat pada hukum agama itu hal baik, tapi jangan sampai
menghalangi kita untuk taat pada Allah.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: SABDA Space
Penulis: Purnawan Kristanto
Alamat URL: 1. http://www.sabdaspace.org/ketaatan_maria
2. http://www.sabdaspace.org/ketaatan_yusuf
____________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Karena sebuah ketaatan, karya terbesar bagi dunia
dianugerahkan bagi kita.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
TUHAN MENJANJIKAN KELAHIRAN YESUS KEPADA MARIA
Bacaan: Lukas 1:26-45
Sasaran Pelajaran: Setelah pelajaran ini ...
1. anak-anak akan menunjukkan pengetahuan tentang tokoh-tokoh dan
peristiwa utama dalam pasal ini dengan menceritakan kembali
cerita ini kepada guru pada akhir jam pelajaran;
2. dengan menggunakan kata-kata sendiri, anak-anak akan menunjukkan
suatu pemahaman tentang apa yang istimewa dari Yesus; mereka
dapat menjelaskan dua hal yang sangat istimewa tentang Yesus dari
cerita ini; dan
3. anak-anak akan menunjukkan pengertian bahwa "tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan", dengan menunjukkan keadaan nyata dalam
kehidupan sehari-hari di mana mereka bisa menerapkan prinsip ini
untuk percaya kepada Tuhan.
Target Usia: Taman Kanak-Kanak (Usia 5 tahun)
Alat-alat yang diperlukan:
1. Alkitab yang sudah diberi tanda: Bacalah Lukas 1:26-45. Siapkan
salinannya terlebih dahulu dengan memberi tanda pada butir-butir
penting untuk menekankan dan menggarisbawahi hal-hal yang akan
memerlukan penjelasan tambahan.
2. Alat-alat peraga: gambar Yusuf, Maria, Gabriel, Zakharia, dan
Elisabet.
3. Kertas: Tulislah pernyataan-pernyataan berikut ini pada
masing-masing kertas. Tempelkan kertas-kertas itu di dinding
belakang ruangan Anda mengajar:
- Bisakah Elisabet hamil pada saat dia sudah sangat tua?
- Bisakah Yesus dilahirkan tanpa memiliki ayah manusia?
- Ada seseorang yang sakit parah dan dokter tidak tahu bagaimana
menolongnya.
- Seorang ayah memerlukan pekerjaan baru.
- Seorang anak tidak punya teman di sekolah.
- Orang tua akan bercerai.
- Seorang teman tidak mau mengikut Yesus.
- Perang di Irak yang tidak seorang pun tahu bagaimana
memenangkannya.
Rencana Pengajaran
Pembuka:
Bagikan cerita pribadi ketika Anda belajar percaya pada Tuhan dalam
situasi yang sulit. Contoh: Saya harus percaya kepada Tuhan ketika
sedang mencari pekerjaan. Jelaskan kepada anak-anak bahwa cerita
kita hari ini akan menunjukkan bahwa tidak ada yang sulit bagi
Tuhan.
Buku:
Gunakan gambar untuk mengenalkan hanya nama-nama tokoh kunci dalam
cerita. Mintalah anak-anak untuk mendengarkan dengan cermat sehingga
mereka bisa bercerita lebih kepada Anda tentang tokoh-tokoh ini
setelah cerita selesai: Yusuf, Maria, Gabriel, Zakharia, dan
Elisabet. Sekarang tunjukkan gambar, tetapi hanya katakan nama
orang-orang itu.
Sebelum cerita dimulai, mintalah anak-anak menjelaskan apa artinya
"Raja". Kemudian mintalah mereka untuk menjelaskan apakah "Anak"
itu. Mintalah mereka untuk mendengarkan cerita dengan
sungguh-sungguh supaya tahu bagaimana dua kata ini digunakan untuk
menyampaikan kepada kita mengapa Yesus sangat istimewa.
Baca (dan ringkaslah) Lukas 1:26-45. (Baca dengan emosi dan jeda
yang sering untuk menarik anak-anak pada bacaan ini.) Selama
menceritakan cerita ini, tekankan dua hal penting tentang Yesus.
1. Dia adalah Anak Allah itu sendiri.
2. Dia adalah Raja Kekal yang dijanjikan di PL.
Setelah cerita selesai, tunjukkan gambar kepada anak-anak dan
tanyakan nama anak-anak itu dan apa yang mereka pelajari dari cerita
itu.
Mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut kepada
guru pada akhir pelajaran. Gunakan gambar untuk membantu mereka.
"Ok, bagus, dan apa yang terjadi kemudian?"
(Bila waktunya cukup, hal ini dapat diperagakan oleh lima
sukarelawan: Gabriel, Yusuf, Maria, Zakharia, dan Elisabet.)
Mintalah para sukarelawan untuk menjelaskan dalam bahasa mereka
sendiri dua hal yang sangat istimewa yang mereka pelajari dari Yesus
dalam cerita ini.
Lihat:
Tunjukkan kertas yang sudah ditulisi "pernyataan situasi" yang Anda
tempelkan di dinding. Ingatkan anak-anak bahwa tidak ada yang
mustahil bersama Tuhan. Minta mereka untuk memikirkan situasi apa
yang akan menyulitkan Tuhan. Bacalah pernyataan itu.
Panggilah seorang anak untuk maju ke depan dan mengambil satu
"pernyataan situasi" yang tidak terlalu sulit bagi Tuhan. Ulangi
dengan menambah beberapa anak sampai semua pernyataan diambil.
Kemudian mintalah kepada anak-anak untuk mengulanginya lagi bersama
Anda.
Penutup:
Mintalah beberapa sukarelawan untuk mengidentifikasi situasi hidup
yang nyata di mana mereka bisa menerapkan prinsip "tidak ada yang
mustahil bersama Tuhan" ini. (t/Ratri)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: MINISTRY-TO-CHILDREN.COM
Judul asli artikel: God promises the birth of Jesus To Mary
Penulis: Tony Kummer
Alamat URL: http://ministry-to-children.com/god-promises-to-mary/
-- Bergabunglah dalam: http://fb.sabda.org/binaanak --
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Kontributor: Desi Rianto
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak
Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/
Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|