|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____
DAFTAR ISI EDISI 448/SEPTEMBER/2009
- SALAM DARI REDAKSI:
- ARTIKEL 1: Makna Pengampunan
- ARTIKEL 2: Menolong Anak Anda Mengatasi Perasaan Bersalah
- MUTIARA GURU
- TIPS: Mengajarkan Pengampunan kepada Anak Anda
- BAHAN MENGAJAR: Pendamai
- WARNET PENA: Situs KEKAL: Menyediakan Bahan-Bahan Kesaksian
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
<binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI
BELAJAR MENGAMPUNI!
Salam jumpa kembali para Pelayan Anak! Puji syukur kepada Tuhan
karena pada bulan ini, publikasi e-BinaAnak kembali menjumpai Anda
untuk memberikan sajian yang memperlengkapi pelayanan Anda. Topik
menarik seputar "Konseling pada Anak" telah kami persiapkan sebagai
pelajaran untuk kita semua sepanjang bulan September ini.
Sebagai sajian pertama, kami bagikan bahan-bahan dengan topik
mengajarkan makna mengampuni kepada anak layan. Namun, terlebih
dahulu pada artikel pertama, silakan para Pelayan Anak menyimak dan
mempelajari makna mengampuni itu sendiri. Hal tersebut penting
sebagai dasar untuk memberi konseling kepada anak yang
berkepribadian sulit mengampuni orang lain maupun diri sendiri.
Cobalah memberikan pendampingan pada anak layan Anda bahwa hal
mengampuni tanpa syarat adalah bagian indah yang Tuhan kehendaki
untuk anak-anaknya lakukan.
Pelayan Anak, kiranya teladan yang kita berikan dapat diterapkan di
dalam kehidupan anak layan kita dan tentu saja bagi kita sendiri.
Selamat menyimak. Tuhan Yesus memberkati.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
http://pepak.sabda.org/
"Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah."
(Yakobus 1:20)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yakobus+1:20 >
______________________________________________________________________
ARTIKEL 1
MAKNA PENGAMPUNAN
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus
telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32)
Untuk menyelesaikan konflik masa lalu, kita harus mengampuni mereka
yang telah menyakiti kita. Setelah menghibur Cindy, yang mengalami
trauma emosi karena perkosaan yang dialaminya, saya berkata, "Cindy,
kau juga harus mengampuni orang yang telah memerkosamu." Tanggapan
Cindy ternyata sama dengan tanggapan sebagian besar orang yang
disakiti secara fisik, emosi, atau pun seksual oleh orang lain:
"Untuk apa aku mengampuni dia? Anda tidak tahu betapa sakitnya hati
saya atas perlakuannya!"
"Kalau begitu, berarti dia masih menyakitimu sampai sekarang,
Cindy," sahut saya. "Pengampunan adalah satu-satunya cara agar
engkau mengalami pemulihan. Bukan untuk kebaikannya, tetapi untuk
kebaikanmu sendiri."
Mengapa Anda mesti mengampuni orang yang telah menyakiti Anda di
masa lalu?
Pertama, karena pengampunan adalah perintah Allah. Setelah mengajar
murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa -- yang juga berisi tentang
pengampunan Allah -- Yesus berkata, "Jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu" (Matius 6:14-15). Dalam berhubungan dengan
orang lain, hendaknya kita juga menerapkan kriteria seperti yang
Allah terapkan terhadap kita, yakni kasih, penerimaan, dan
pengampunan (Matius 18:21-35).
Kedua, pengampunan dilakukan untuk menghindari jerat si setan. Dari
banyaknya konseling yang saya layani, hati yang tak dapat mengampuni
adalah jerat nomor satu yang dipakai setan untuk memasuki kehidupan
orang-orang percaya. Paulus mendorong kita untuk saling mengampuni
"supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu
apa maksudnya" (2 Korintus 2:11). Hati yang tak dapat mengampuni
adalah undangan terbuka bagi iblis untuk mengikat hidup kita.
Ketiga, kita perlu mengampuni karena Kristus telah mengampuni kita
sehingga kita tidak lagi berada dalam kepahitan. Paulus menulis,
"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus
telah mengampuni kamu." (Efesus 4:31-32)
Tindakan Anda untuk mengampuni akan membebaskan tawanan. (Pada
akhirnya Anda sendiri akan mendapati bahwa tawanannya adalah Anda
sendiri!)
Tuhan, ajarlah kami untuk mengampuni orang lain dari lubuk hati kami
sebagaimana Engkau telah mengampuni kami.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia (C3I)
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://c3i.sabda.org/05/may/2008/konseling_makna_pengampunan
______________________________________________________________________
ARTIKEL 2
MENOLONG ANAK ANDA MENGATASI PERASAAN BERSALAH
Sebagai orang tua, salah satu sasaran kita haruslah untuk menolong
anak-anak kita membina hati nurani yang kuat dan sehat. Mereka harus
memunyai pengertian yang jelas tentang perasaan bersalah dengan
mengetahui perbedaan antara "fakta" perasaan bersalah dan
"perasaan-perasaan" yang timbul sebagai akibat perasaan bersalah itu
sendiri. Merasa diri bersalah tidak selalu berarti bahwa memang
benar terjadi suatu pelanggaran.
Persepsi yang tidak seimbang tentang perasaan bersalah dapat
menimbulkan salah satu dari dua akibatnya yang tidak sehat.
Seseorang mungkin dapat mengalami tekanan super ego yang kejam dan
semena-mena, karena ia tidak dapat membedakan antara perasaan
bersalah yang sejati dan yang irasional. Atau justru malah yang
kebalikannya yang terjadi: ia mungkin melakukan hal-hal yang salah
tanpa memperlihatkan adanya perasaan bersalah sama sekali.
Dalam mendidik anak-anak kita, sangatlah penting bahwa mereka
(demikian juga kita) dapat membedakan perasaan bersalah yang nyata
dan yang palsu. Biasanya, kedua macam perasaan bersalah itu disertai
dengan perasaan-perasaan bersalah yang sangat tidak menyenangkan
itu. Tetapi perasaan bersalah yang berasal dari sesuatu yang benar-
benar salah dapat mendorong kita untuk bertobat dan dapat diampuni,
sedangkan perasaan bersalah yang palsu hanya menghantui kita dan
lambat laun akan menghancurkan kita.
1. Perasaan bersalah yang nyata atau yang memang merupakan fakta
adalah akibat dari suatu pelanggaran terhadap hukum moral atau
hukum pergaulan yang nyata, yaitu apa yang oleh Alkitab disebut
dosa. Jika Markus pulang ke rumah dari sekolah dengan perasaan
kosong dan muka murung karena ia telah berbuat curang dalam
ulangan matematikanya, maka ia sedang mengalami perasaan-perasaan
negatif karena perasaan bersalah yang nyata.
2. Perasaan bersalah yang timbul karena kegagalan seseorang untuk
memperoleh persetujuan atau penghargaan dari orang lain adalah
hasil dari perasaan bersalah yang palsu. Ketika Susi yang berumur
enam tahun terjatuh di tempat bermain, ia merasa dirinya bodoh
dan merasa disisihkan karena kawan-kawannya menjulukinya bayi
sebab ia cengeng, maka hal demikian adalah perasaan bersalah yang
palsu.
3. Perasaan bersalah yang timbul karena tidak berhasil mencapai
sasaran dari angan-angannya sendiri yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan juga tidak masuk akal merupakan macam perasaan
bersalah palsu yang lain lagi. Suatu contoh yang lazim ialah Joni
merasa malu dan jengkel karena ia gagal dan hanya menjadi juara
harapan.
Sering sekali, anak-anak bergumul dengan sia-sia terhadap perasaan-
perasaan bersalah karena mereka tidak dapat menunjukkan dengan pasti
sumber dari perasaan bersalah itu dan dengan demikian mereka tidak
dapat menanganinya dengan tepat. Masing-masing dari ketiga macam
perasaan hersalah yang digambarkan di atas itu memerlukan cara
penyelesaian yang berbeda.
Sebagai contoh, perasaan hersalah yang nyata, yang dialami Markus,
akan hilang jika ia mengakui kepada dirinya sendiri bahwa apa yang
dilakukan itu betul-betul salah, mengakuinya di hadapan Allah dan
kemudian kepada orang tuanya dan atau gurunya, serta bersedia
menanggung akibatnya, dan membuat suatu keputusan pribadi untuk
tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Di dalam Alkitab, hal ini
dikenal sebagai pertobatan, dan setiap langkah ini penting untuk
dapat menghilangkan perasaan bersalah yang nyata.
Perasaan bersalah si kecil Susi, yang timbul karena ia menangis,
akan lenyap jika ia diberi semangat dan diperbolehkan menangis
apabila ia merasa sakit, sekalipun jika anak-anak lainnya
menertawakan dia. Anak-anak perlu bersikap berani untuk tidak selalu
menuruti saja apa yang dianggap baik atau jelek oleh teman-teman
sebayanya, yaitu pada waktu kepercayaan dirinya pada persepsi dan
keputusannya sendiri makin berkemhang.
Perasaan bersalah Joni akan hilang jika ia mengakui bahwa harapannya
itu memang tidak realistis. Ia sendiri merupakan pengkritik yang
paling kejam terhadap dirinya sendiri, jadi ia betul-betul
memerlukan kasih sayang dan penerimaan yang tanpa pamrih dari orang
tuanya, yang tidak berubah atau berkurang andai kata apa yang
dikerjakannya kurang dari sempurna. Kasih tanpa syarat, melampaui
segala sesuatu lainnya, akan menolong seorang anak untuk melihat
dirinya sebagai suatu ciptaan Allah yang istimewa dan berharga.
Berikut ini beberapa cara yang penting untuk dapat menolong anak
Anda memperoleh keterampilan yang seimbang dalam mengatasi perasaan
bersalahnya:
- Jangan membesar-besarkan kesalahan dengan mengatakan kepada anak
itu betapa jahatnya ia sehingga ia melakukan hal yang demikian
tercela itu. Tekankan bahwa yang jelek adalah tindakannya dan
bukan orangnya. "Bencilah dosanya, tetapi kasihilah orangnya yang
berdosa itu."
- Jangan sekali-kali Anda menjadikan kasih dan rasa sayang Anda
sebagai salah satu bentuk hukuman. Biarlah kasih Anda
mencerminkan kasih Allah, yang diberikan tanpa syarat walaupun
kira sering gagal.
- Sesuaikan beratnya hukuman atau tindakan disiplin Anda dengan
beratnya pelanggaran atau kesalahannya, dan bukan dengan berapa
besarnya ketidaksenangan berdasarkan perasaan Anda. Jika perlu,
tunggu sampai diri Anda sudah cukup tenang dulu, baru Anda
menjatuhkan hukuman.
- Kalau Anda mendisiplin, Anda harus selalu memberi peluang kepada
anak Anda untuk memelihara nilai dan harga dirinya. Janganlah
menghukum dengan disertai tuduhan, kemarahan, atau hinaan terhadap
sifat dan harga diri anak itu, seperti, "Kamu malas!" atau "Kamu
selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang tolol!" Dan jangan
mempermalukan dia di hadapan orang lain.
- Aturlah apa yang menjadi tugas anak Anda di rumah, tanggung
jawabnya, batas-batasnya, dan peraturan-peraturannya sedemikian
rupa sehingga dapat memberi peluang besar bagi anak itu untuk
berhasil. Kita harus menjaga agar apa yang diharapkan dari anak
itu sesuai dengan tahap kedewasaan atau kemampuannya. Dengan
demikian, anak itu akan terhindar dari siksaan batin yang timbul
oleh karma sasaran yang ditentukannya tidak realistis dan karma
kekecewaan yang berlebihan.
- Perhatikanlah supaya bahan-bahan bacaannya, acara-acara televisi
dan film yang ditontonnya, dan hal-hal yang dialaminya di dalam
kehidupan nyata, semuanya menunjukkan sikap-sikap hidup yang sehat
dan cara-cara yang benar untuk menyelesaikan perasaan bersalahnya.
Tolonglah anak Anda untuk mengerti etika situasi, yang menjadi
dasar dari kebanyakan pandangan kebudayaan yang keliru tentang apa
yang benar dan apa yang salah.
- Apabila anak Anda menceritakan tentang kelakuan jelek seorang
kawan sebayanya, manfaatkanlah kesempatan itu untuk mengajukan
pertanyaan: "Apakah itu salah? Mengapa?" Dengan demikian, Anda
akan dapat menguak sedikit bagaimana kira-kira pemikiran dan
pengertian anak Anda tentang perasaan bersalah itu.
- Berilah teladan di dalam kehidupan pribadi Anda sendiri bagaimana
memberi respons yang benar terhadap ketiga macam perasaan bersalah
ini. Ini merupakan cara mengajar yang paling efektif. Dan jika
anak Anda mendapati dan menghadapkan Anda dengan perbuatan Anda
yang salah, terimalah hal itu sebagai kesempatan yang baik agar
Anda dapat sama-sama bertumbuh. Biarlah anak Anda juga melihat
pertobatan Anda.
Mengampuni anak Anda dan mengajarkannya seni untuk dapat mengampuni
orang lain juga akan meningkatkan kemampuan anak itu untuk
mengampuni dirinya sendiri.
Tidak banyak pemberian yang dapat Anda berikan kepada anak Anda yang
nilainya lebih besar daripada membuat dia mengerti tentang sumber
perasaan bersalah itu dan kesanggupan untuk mengatasinya. Hati
nurani yang diberi pengertian yang baik akan menjadi akar dari suatu
kehidupan yang sehat dan bahagia, dan yang taat kepada Allah.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 40 cara Mengarahkan Anak
Judul asli buku: 40 Ways to Teach Your Child Values
Penulis: Paul Lewis
Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1997
Halaman: 42 -- 46
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU
Mengampuni anak Anda dan mengajarkannya seni untuk dapat mengampuni
orang lain juga akan meningkatkan kemampuan anak itu untuk
mengampuni dirinya sendiri.
- Paul Lewis -
______________________________________________________________________
TIPS
MENGAJARKAN PENGAMPUNAN KEPADA ANAK ANDA
Pengampunan adalah suatu pelajaran yang sulit. Sebagai orang dewasa,
kita berjuang dengan konsep yang membingungkan ini. Mengajarkan
pengampunan kepada anak Anda merupakan pelajaran yang sangat
penting, tetapi sering kali kita harus berjuang untuk melakukannya.
Menjelaskan manfaat pengampunan dan prosesnya merupakan suatu usaha.
Berikut beberapa tips untuk membantu mengajarkan pengampunan kepada
anak Anda.
Bagaimana mengajari anak Anda untuk mengampuni?
1. Langkah 1
Bersimpatilah. Bila anak Anda sedih, ikutilah reaksi dan
perasaannya. Sering kali, sebagai manusia, kita hanya ingin
didengarkan dan apa yang kita pikirkan diakui. Begitu anak Anda
memiliki kesempatan untuk melepaskannya, perlahan-lahan jelaskan
bahwa orang yang menyakiti dia sangat perlu dikasihani. Doronglah
anak Anda untuk berdiskusi dengan orang yang melukai dia itu.
2. Langkah 2
Ingatkan anak Anda pada saat-saat ketika dia melukai perasaan orang
lain. Anak-anak sangat mudah menerima, tetapi selalu kurang mampu
memahami pandangan orang lain. Bila anak Anda mampu merasakan
bagaimana perasaan anak yang melukainya, dia akan lebih bersimpati
dan lebih mudah memberikan pengampunan. Mengingatkan dia pada saat
dia merasa sedih karena melukai seseorang akan membantu dia memahami
emosi temannya yang tidak stabil.
3. Langkah 3
Doronglah anak Anda untuk berbicara dengan orang yang melukainya.
Mengajarkan pentingnya komunikasi sejak dini kepada anak Anda adalah
hal yang penting. Ketidaksetujuan adalah bagian dari hidup. Semakin
cepat dia dapat memahami dan mengetahui bahwa orang-orang akan
memiliki cara pandang yang berlawanan dan dia mau menerima mereka,
semakin dia dipersiapkan untuk menjalin relasi pada masa yang akan
datang.
4. Langkah 4
Ingatkan anak Anda bahwa mengampuni seseorang tidak membuat luka itu
hilang. Biarkan anak Anda sedih atau terluka untuk sesaat. Mendorong
dia untuk mengampuni merupakan cara baginya untuk melepaskan
perasaan buruk. Selalu mengalami sakit hati dan kepahitan hanya akan
membuat dia tidak bahagia.
5. Langkah 5
Bersabarlah. Anak Anda adalah individu yang bertumbuh dan belajar.
Dia akan membuat kesalahan dan berjuang. Perlahan-lahan, bimbinglah
dia ke arah yang benar.
6. Langkah 6
Lakukan apa yang Anda ajarkan. Bila Anda terus menyuruh anak Anda
untuk meminta maaf kepada kakaknya atau mengampuni adiknya, tetapi
Anda sendiri suka mengungkit-ungkit atau menyimpan kepahitan dalam
diri Anda, Anda merugikan anak Anda. Anak-anak belajar melalui
contoh.
7. Langkah 7
Diskusikan agama. Anda bisa memasukkan pelajaran
Alkitab atau topik-topik yang digunakan di sekolah minggu dalam
diskusi ini. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: e-How
Judul asli artikel: How to Teach Your Child to Forgive
Penulis: Mollyhcarter
Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2147300_teach-child-forgive.html
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
PENDAMAI
Pembacaan Alkitab: Matius 5:1-12
Apakah kalian memerhatikan bahwa ada satu kata yang diulangi
beberapa kali dalam ayat-ayat yang baru saja dibaca? Apakah itu? Ya,
"berbahagialah". Kita semuanya menghendaki kehidupan yang bahagia
dan diberkati. Dalam ayat-ayat itu, Yesus memberi tahu bagaimana
kita dapat menjadi berbahagia.
Hari ini kita akan membicarakan ayat 9. "Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Apakah
artinya menjadi seorang pendamai? (Berilah waktu untuk jawaban.)
Kadang-kadang, anak-anak bahkan kakak adik bertengkar. Mereka
terlalu merepotkan hal-hal yang tidak perlu. Seandainya kita
bertanya kepada mereka apakah yang sedang mereka ributkan, sering
kali mereka tidak mengetahuinya.
Alkitab mengatakan, "Berbahagialah orang yang membawa damai; karena
mereka akan disebut anak-anak Allah." Ini berarti bahwa apabila
seseorang mencoba bertengkar, kalian tidak boleh membalasnya.
Mungkin hal ini berarti mengalah kepada mereka dan tidak mendapatkan
kemauanmu sendiri.
Seorang pendamai meredakan keadaan sebelum keributan timbul. Dia
tidak mencari kesulitan. Dia tidak memulai perbantahan, tidak pula
mulai pertengkaran.
Adapun yang menjadikan suatu rumah tangga tidak berbahagia adalah
salah, dan kita masing-masing harus mencoba sebaik-baiknya untuk
mencegah ketidakbahagiaan itu.
Janji yang diberikan kepada orang yang membawa damai adalah, "Mereka
akan disebut anak-anak Allah." Suatu nama yang indah.
Kita semua ingin menjadi anak-anak Allah dan tinggal bersama Dia di
surga. Tetapi untuk pergi ke surga, kita harus meminta kepada Yesus
untuk mengampuni kita karena saat-saat kita menyebabkan kesukaran.
Menjadi seorang pendamai tidaklah mudah, tetapi hal ini membawa
ganjaran yang besar!
Sekarang, marilah kita menundukkan kepala kita dan mohon Yesus
mengampuni kita karena setiap kesukaran yang mungkin kita timbulkan
dan karena tidak sabar menghadapi adik-adik kita. Yesus akan
menolong kita.
Doa:
Berdoalah agar Tuhan akan monolong anak-anak menjadi pendamai, di
rumah, di sekolah, maupun saat bermain.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid I
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Gandum Mas, Malang 1997
Halaman: 126
______________________________________________________________________
o/ WARNET PENA o/
SITUS KEKAL: MENYEDIAKAN BAHAN-BAHAN KESAKSIAN
http://kesaksian.sabda.org/
Kita senantiasa mendapat berkat dari kesaksian orang lain tentang
pengalamannya bersama dengan Tuhan. Kejadian yang berhasil
mengubahkan, berkat kesembuhan, dan kesaksian yang berhasil Tuhan
nyatakan, menunjukkan luar biasanya cinta kasih-Nya kepada kita.
Kali ini kami ajak Anda untuk membaca beberapa kesaksian yang
memberkati yang ada di situs KEKAL (Kesaksian Cinta Kasih Allah).
Anda juga bisa terlibat secara langsung di dalam situs ini. Caranya
bisa dengan mengirimkan kesaksian yang memberkati, mengirimkan pokok
doa, atau terlibat dalam tim pendoa. Selamat berkunjung!
a. Kesaksian Hidup Baru
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/1/9
b. Kesaksian Keajaiban Jasmaniah
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/2/9
c. Kesaksian Misi
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/3/9
d. Kesaksian Natal
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/18/9
e. Kesaksian Panggilan Pelayanan
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/4/9
f. Kesaksian Paskah
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/19/9
g. Kesaksian Pertobatan
==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/5/9
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
eopyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BeA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Reeip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subseribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xe.org>
Alamat berhenti: <unsubseribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xe.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-ehrist.Net:
http://www.in-ehrist.net/komunitas_umum/network_anak
BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/
______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________ 
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk berhenti kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-BinaAnak hub.xc.org
Untuk arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
|
|